Phantom of matamune
Disclaimer by :milda
Rated : T
Warning: typo,gaje
Sore itu berlalu seperti
biasanya ia mencuri pandang pada seorang bangsawan kelas atas melalui
celah-celah daun yang rindang. Ia menatap kala orang itu berjalan keluar dari
kamarnya dengan tergesa-gesa,namun tetap saja terlihat penuh dengan martabat.
Ia menahan nafas ketika pria itu berhenti melangkah dan menatap kearah
tempatnya bersembunyi,ia berada jauh dari posisi pria itu “tuan muda,anda sudah
ditunggu oleh tuan besar”ucap salah seorang pelayan dengan sopan membungkuk
kearah pria yang masih terdiam “tuan muda?”ucap pelayan itu lagi,tuan mudanya
itupun bergegas pergi meninggalkan rasa penasarannya pada mahluk yang setiap
sore memantaunya. Ia telah menyadari kejadian ini selama bertahun-tahun
silam,ia merasa itu bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan yang terpenting
baginya sekarang adalah memenuhi target ayahnya.
“aiko !cepat turun! Selesaikan
pekerjaanmu!”teriak seseorang yang biasa ia panggil madam,kepala maid dirumah
mewah ini,”iya iya madam” jawabnya malas dan turun dari pohon momeji tempatnya
bersembunyi tadi,hanya dengan sekali lompat ia dapat menuruni pohon yang
tingginya 5 meteran itu membuat pita apron dipunggungnya jatuh dengan perlahan
mengimbangi kecepatan empunya. Pohon ini berada tepat disebelah tembok pembatas
kamar tuan muda keluarga kaminari “aiko,hari ini kau akan dipindah tugaskan ke
kediaman anak keluarga kaminari” ucap seorang kepala butler setibanya akio diruang staf. Betapa ia senang
dan seringai tipis terlukis dibibir mungil gadis bersurai panjang nan lurus
ini. Petang hari ia mulai bergegas didampingi oleh madam dan ia disambut oleh
sekumpulan maid yang kebanyakan sebaya dengan dirinya tetapi berwajah
datar,mereka mangantarkan aiko kekamarnya lalu berpesan kalau ia arus bangun
jam 3 pagi. Awalnya aiko terkejut tetapi itu bukanlah masalah baginya asalkan
ia biasa dekat dengan tuan muda,pengap terasa dikamarnya dengan empat orang berjejer,semuanya
orang baru yang dipindahkan kemari. Setiap malam ia memang tidak tidur,hanya
berpura-pura tidur dan setelah semua terlelap ia keluar kamar untuk sekedar
berjalan lalu bertengger dipohon menemani burung hantu bersama bersenandung
sendu nyanyian pengantar tidur, bersamaan dengan angin yang mengibarkan rambut
panjangnya yang terurai,mengusap lembut wajahnya dan memunculkan taring disudut
bibirnya kala angin berhenti bertiup. Ia manyadari ia tak layak berada dunia
yang bukanlah miliknya,diusapnya telinga
kucing yang berada dikepalanya dengan lembut mengingatkan siapa dia yang
sesungguhnya. Ekornya berjuntai dan bergeliat kesana kemari beriringan dengan
pita apron yang terkibar oleh angin malam,dingin tidak dirasakannya karena ia
memang bukan mahluk berdarah panas. Para penjaga gerbang masuk sudah mulai
berpatroli berkeliling rumah megah itu “meow..sudah pagi rupanya” ucapnya dan
mengusap telinga kanannya sedetik kemudian semua itu lenyap, telinga,taring,juga
ekornya ia kembali terlihat seperti manusia. Dengan melompat dari satu atap
keatap lain ia menapaki senyap hingga sampai ke kamarnya,aiko mengganti seragam
maidnya yang biasa berwarna hitam menjadi berwarna merah ciri khas pelayan
dirumah tuan muda. BRAK!! pintu kamar dibuka dengan kasar oleh para senior
membuat semua anak baru kaget terbangun dari tidurnya,aiko hanya menengok
setelah selesai mengikatkan pita apron dipunggungnya “selamat
pagi,senior”ucapnya ramah seraya tersenyum,para senior itu mendengus kesal
“kau!cepat ikut kami! Kalian juga!”perintah salah seorang dari mereka.
Ditengoknya jam dinding yang
berada diruangan bercahaya samar itu masih pukul empat pagi,apa yang akan
dilakukan mereka diruangan ini? Pikir aiko. Kemudian mereka diantar berjalan
menyusuri koridor yang cukup panjang,aiko bertugas membawa baki berisi air
entah apa yang akan ia lakukan dengan ini. Sampailah mereka kesuatu ruangan
“nah,kalian masuk dan tunggu”ucap salah seorang senior dengan melenggang pergi .Mereka
memasuki kamar bercahaya redup dengan takut-takut,salah seorang berbicara pada
sosok diujung sana tapi tidak ada tanggapan apapun aikopun didorong maju untuk
menyerahkan baki berisi air hangat. Ia berjalan dengan tenang “tuan muda,ini
airnya”ucap aiko senormal mungkin,ia menekan perasaannya. Pemuda itu tetap
fokus pada bacaannya,membuka satu lembar demi satu lembar buku tua berisi
sejarah tentang matamune,iblis kucing yang biasanya menyamar menjadi wanita
cantik untuk mengelabuhi mangsanya. Satu jam berlalu membuat para gadis
dibarisan belakang aiko mulai gemetaran,pemuda itupun bangun dan menghampiri
aiko. Mencelupkan tangannya perlahan,namun SPLASH! Ia mencipratkan air itu
kearah muka aiko membuat seragamnya basah,air mengalir dipipinya dan bejatuhan
diujung rahang yang mengeras “apa kau fikir aku mau membasuh mukaku dengan air
sedingin es ini” ucapnya dengan nada datar “akan saya ambilkan yang baru,tuan
muda”ucap aiko dan berbalik keluar sekarang ia tau kenapa para senior enggan melakukan
tugas ini,ia berjalan dengan penuh amarah kembali kekamar tuan muda. Pemuda itu
hanya menatapnya lalu menggerakkan tangannya enggan,aiko berjalan dengan pelan
lalu berhenti sekitar dua meter dari meja. Pemuda itu terlihat baru berusia 16
tahunan masih muda memang tapi tabiatnya sangat menyebalkan tetapi ia
menyukainya“apa pendapatmu tentang matamune?”tanya tuan muda setelah membasuh
mukanya “apa mereka nyata?”timpal tuan mudanya “ya” jawab aiko pendek “tunjukan
padaku keberadaan mereka” ucap tuan mudanya tanpa basa-basi “baiklah,pejamkan
mata tuan muda dan buka setelah lima detik.apapun yang terjadi jangan buka”
pinta aiko. Dengan sekali hempas ia melesat mencakar tepat diarea leher para
gadis yang ada dibelakangnya,jeritan para gadis itu membuat tuan muda penasaran
tetapi tidak sepenasaran ia tentang matamune dan ini menyebabkan nyawa para
gadis itu menjadi bayarannya. “detik ke lima,tuan muda boleh membuka mata”
desir aiko tetap didepan muka tuan mudanya, ia menyeringai menampakan gigi
taringnya “jadi,apa tuan mau ikut denganku?” ucap aiko membuat tuan mudanya terkaget-kaget
setengah mati “kau sangat penasaran tentang aku kan?” timpalnya lagi,”ya,aku
sangat penasaran.jadi bisakan kau memuaskan rasa penasaranku?”tanya ia balik
“tentu,sesuai keinginanmu tuan muda” jawabnya. WUSS!! Dengan sekali sentuh ia
membawa tubuh tuan mudanya pergi melesat seakan dibawa oleh angin pagi,kejadian
itu membuat seorang gadis yang sedari tadi bersembunyi dibalik pintu kamar
kaget bukan kepalang. Pagi harinya semua anggota kaluarga kaminari mencari-cari
keberadaan tuan muda mereka tetapi tidak seorangpun menemukannya,seakan lenyap
ditelan bumi.
EmoticonEmoticon