phantom of matamune

22.36


Phantom  of matamune



Disclaimer by :milda
Rated : T
Warning: typo,gaje

 





                Sore itu berlalu seperti biasanya ia mencuri pandang pada seorang bangsawan kelas atas melalui celah-celah daun yang rindang. Ia menatap kala orang itu berjalan keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa,namun tetap saja terlihat penuh dengan martabat. Ia menahan nafas ketika pria itu berhenti melangkah dan menatap kearah tempatnya bersembunyi,ia berada jauh dari posisi pria itu “tuan muda,anda sudah ditunggu oleh tuan besar”ucap salah seorang pelayan dengan sopan membungkuk kearah pria yang masih terdiam “tuan muda?”ucap pelayan itu lagi,tuan mudanya itupun bergegas pergi meninggalkan rasa penasarannya pada mahluk yang setiap sore memantaunya. Ia telah menyadari kejadian ini selama bertahun-tahun silam,ia merasa itu bukanlah hal yang perlu dipermasalahkan yang terpenting baginya sekarang adalah memenuhi target ayahnya.
                “aiko !cepat turun! Selesaikan pekerjaanmu!”teriak seseorang yang biasa ia panggil madam,kepala maid dirumah mewah ini,”iya iya madam” jawabnya malas dan turun dari pohon momeji tempatnya bersembunyi tadi,hanya dengan sekali lompat ia dapat menuruni pohon yang tingginya 5 meteran itu membuat pita apron dipunggungnya jatuh dengan perlahan mengimbangi kecepatan empunya. Pohon ini berada tepat disebelah tembok pembatas kamar tuan muda keluarga kaminari “aiko,hari ini kau akan dipindah tugaskan ke kediaman anak keluarga kaminari” ucap seorang kepala butler  setibanya akio diruang staf. Betapa ia senang dan seringai tipis terlukis dibibir mungil gadis bersurai panjang nan lurus ini. Petang hari ia mulai bergegas didampingi oleh madam dan ia disambut oleh sekumpulan maid yang kebanyakan sebaya dengan dirinya tetapi berwajah datar,mereka mangantarkan aiko kekamarnya lalu berpesan kalau ia arus bangun jam 3 pagi. Awalnya aiko terkejut tetapi itu bukanlah masalah baginya asalkan ia biasa dekat dengan tuan muda,pengap terasa dikamarnya dengan empat orang berjejer,semuanya orang baru yang dipindahkan kemari. Setiap malam ia memang tidak tidur,hanya berpura-pura tidur dan setelah semua terlelap ia keluar kamar untuk sekedar berjalan lalu bertengger dipohon menemani burung hantu bersama bersenandung sendu nyanyian pengantar tidur, bersamaan dengan angin yang mengibarkan rambut panjangnya yang terurai,mengusap lembut wajahnya dan memunculkan taring disudut bibirnya kala angin berhenti bertiup. Ia manyadari ia tak layak berada dunia yang  bukanlah miliknya,diusapnya telinga kucing yang berada dikepalanya dengan lembut mengingatkan siapa dia yang sesungguhnya. Ekornya berjuntai dan bergeliat kesana kemari beriringan dengan pita apron yang terkibar oleh angin malam,dingin tidak dirasakannya karena ia memang bukan mahluk berdarah panas. Para penjaga gerbang masuk sudah mulai berpatroli berkeliling rumah megah itu “meow..sudah pagi rupanya” ucapnya dan mengusap telinga kanannya sedetik kemudian semua itu lenyap, telinga,taring,juga ekornya ia kembali terlihat seperti manusia. Dengan melompat dari satu atap keatap lain ia menapaki senyap hingga sampai ke kamarnya,aiko mengganti seragam maidnya yang biasa berwarna hitam menjadi berwarna merah ciri khas pelayan dirumah tuan muda. BRAK!! pintu kamar dibuka dengan kasar oleh para senior membuat semua anak baru kaget terbangun dari tidurnya,aiko hanya menengok setelah selesai mengikatkan pita apron dipunggungnya “selamat pagi,senior”ucapnya ramah seraya tersenyum,para senior itu mendengus kesal “kau!cepat ikut kami! Kalian juga!”perintah salah seorang dari mereka.
                Ditengoknya jam dinding yang berada diruangan bercahaya samar itu masih pukul empat pagi,apa yang akan dilakukan mereka diruangan ini? Pikir aiko. Kemudian mereka diantar berjalan menyusuri koridor yang cukup panjang,aiko bertugas membawa baki berisi air entah apa yang akan ia lakukan dengan ini. Sampailah mereka kesuatu ruangan “nah,kalian masuk dan tunggu”ucap salah seorang senior dengan melenggang pergi .Mereka memasuki kamar bercahaya redup dengan takut-takut,salah seorang berbicara pada sosok diujung sana tapi tidak ada tanggapan apapun aikopun didorong maju untuk menyerahkan baki berisi air hangat. Ia berjalan dengan tenang “tuan muda,ini airnya”ucap aiko senormal mungkin,ia menekan perasaannya. Pemuda itu tetap fokus pada bacaannya,membuka satu lembar demi satu lembar buku tua berisi sejarah tentang matamune,iblis kucing yang biasanya menyamar menjadi wanita cantik untuk mengelabuhi mangsanya. Satu jam berlalu membuat para gadis dibarisan belakang aiko mulai gemetaran,pemuda itupun bangun dan menghampiri aiko. Mencelupkan tangannya perlahan,namun SPLASH! Ia mencipratkan air itu kearah muka aiko membuat seragamnya basah,air mengalir dipipinya dan bejatuhan diujung rahang yang mengeras “apa kau fikir aku mau membasuh mukaku dengan air sedingin es ini” ucapnya dengan nada datar “akan saya ambilkan yang baru,tuan muda”ucap aiko dan berbalik keluar sekarang ia tau kenapa para senior enggan melakukan tugas ini,ia berjalan dengan penuh amarah kembali kekamar tuan muda. Pemuda itu hanya menatapnya lalu menggerakkan tangannya enggan,aiko berjalan dengan pelan lalu berhenti sekitar dua meter dari meja. Pemuda itu terlihat baru berusia 16 tahunan masih muda memang tapi tabiatnya sangat menyebalkan tetapi ia menyukainya“apa pendapatmu tentang matamune?”tanya tuan muda setelah membasuh mukanya “apa mereka nyata?”timpal tuan mudanya “ya” jawab aiko pendek “tunjukan padaku keberadaan mereka” ucap tuan mudanya tanpa basa-basi “baiklah,pejamkan mata tuan muda dan buka setelah lima detik.apapun yang terjadi jangan buka” pinta aiko. Dengan sekali hempas ia melesat mencakar tepat diarea leher para gadis yang ada dibelakangnya,jeritan para gadis itu membuat tuan muda penasaran tetapi tidak sepenasaran ia tentang matamune dan ini menyebabkan nyawa para gadis itu menjadi bayarannya. “detik ke lima,tuan muda boleh membuka mata” desir aiko tetap didepan muka tuan mudanya, ia menyeringai menampakan gigi taringnya “jadi,apa tuan mau ikut denganku?” ucap aiko membuat tuan mudanya terkaget-kaget setengah mati “kau sangat penasaran tentang aku kan?” timpalnya lagi,”ya,aku sangat penasaran.jadi bisakan kau memuaskan rasa penasaranku?”tanya ia balik “tentu,sesuai keinginanmu tuan muda” jawabnya. WUSS!! Dengan sekali sentuh ia membawa tubuh tuan mudanya pergi melesat seakan dibawa oleh angin pagi,kejadian itu membuat seorang gadis yang sedari tadi bersembunyi dibalik pintu kamar kaget bukan kepalang. Pagi harinya semua anggota kaluarga kaminari mencari-cari keberadaan tuan muda mereka tetapi tidak seorangpun menemukannya,seakan lenyap ditelan bumi.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »