Be mine.it’s an order !
Disclaimer by : me
Raated : 15+
Genre : romance
Warning : boy’s love
Hari memang masih pagi untuk
memulai suatu aktivitas tetapi peraturan ini tidak berlaku bagi orang yang satu
ini. Ia telah berpindah-pindah tempat bekerja entah berapa kali tepatnya ia
bekerja sebagai ‘asisten pribadi’ untuk siapapun yang membutuhkan dirinya. Ia
memang hidup bagaikan parasit tetapi apa mau dikata hidup harus terus
berjalan,bukan begitu ? tanyanya pada dirinya sendiri. Hidupnya tidak hanya
sekedar menjadi ‘asisten pribadi’ dalam hal mengurusi rumah saja tetapi ia juga
harus membuat ‘tuan’nya senang apapun yang terjadi. Ini semua bermula sejak ’
hari itu’.hari yang menjadi awal dari segalanya awal dari kehidupannya yang
baru menjadi wives seorang lelaki kesepian.
‘Hari itu’ berjalan sangat
lambat baginya,saat itu ia harus mempersiapkan dirinya untuk lingkungan kerja
yang baru. Ia berjalan menyusuri koridor rumah bergaya eropa itu,cukup panjang
juga koridornya dan luas juga bangunannya,tetapi tersirat kesan suram karena
hanya ada satu orang saja yang menjadi prnghuni dirumah bak istana ini.
Ya,hanya seorang putra dari pemilik istana megah ini yang tetap tinggal menetap
karena sekolahnya belum selesai. Ia masih duduk dibangku SMA karena itu ia
masih sangat manja pastinya,pikir pria berseragam kemeja putih dengan rompi
hitam ini seraya membuka pintu ruangan sang putra mahkota. Ia membawakan
morning tea seperti kebiasaan pagi para bangsawan saja,pikirnya. Suara kereta
pembawa teh itu terdengar beradu merdu dengan lantai marmer yang selalu
bersih,berdenting sedikit antara cangkir dan sendok ketika diletakkan di meja
bundar berlapis kain berenda. Suara itu sepertinya membangunkan sang putra
mahkota hingga suara lengguhan muncul dari bibirnya membuat orang lain yang
mendengar pasti ingin terkikik geli,suara itu tergantikan dengan suara berdecit
ketika sang empunya mulai bangkit dari mimpi panjangnya. “selamat
pagi,tuan”sapanya dengan sedikit membungkukkan badan. Suaranya tetap
diacuhkan”saya telah menyiapkan morning
tea anda,silahkan dinikmati” ucapnya dengan menggeser badannya agar meja
bundar itu nampak. GREP! SRET! BRUGH! Suara punggung beradu dengan kasur
terdengar sangat berdebam diruangan 6 x 7 meter itu,matanya terbelalak ketika
mendapati dirinya ditarik kemudian dibanting keatas kasur. “namamu?” suara itu
berdesis ditelinganya,ia tidak memahami apa arti pertanyaan tuan barunya ini.
Terasa ada sesuatu yang bergerak menggesek diantara kedua kakinya,menggesek
area sensitif miliknya. “ugh...”lengguhan muncul dari bibirnya,cepat-cepat ia
tutupi mulutnya karena marasa malu. “hmm... kau orang baru rupanya”ucap pemuda
itu dan beranjak dari posisi mengekangnya tadi,beralih kepada hidangan pagi
yang telah disiapkan. Ia segera berdiri menyusul berdiri disamping tuan barunya
yang tengah menikmati teh pagi “maaf,atas kelancangan saya tuan.nama saya
william wordsworth,anda bisa memanggil saya willi” ucapnya dengan sedikit
terganggu atas pemandangan yang terhidang dihadapannya, menyadari hal itu pria
kecil ini hanya mendesah pelan dan berucap pelan barulah mengerti kenapa. Tentu saja ini hal
yang aneh ada seorang pria sudah berusia remaja tetapi tidak mengenakan sehelai
benangpun ketika menikmati hidangan pagi harinya. Benar-benar berjalan keliling
ruangan hanya dengan badannya saja,hingga willi harus memalingkan mukanya
karena malu. Pipi willi sudah merah bak kepiting rebus karena baginya ini
pertama kali ia melihat lelaki lain telanjang,tuan mudanya ini berjalan menuju
hordeng berenda yang panjang tergantung dari atas sampai menyentuh lantai
seraya menyeruput teh yang ada dijarinya, mulai dibuka sedikit untuk membiarkan
matahari menyapa dirinya. Menyapu kulitnya yang putih tetapi ia tidak mau
membiarkan cahaya itu menyusupi mata coklatnya terlalu banyak “cahayanya sangat
menyilaukan,bukan?” ucapnya sepintas seraya mencuri pandang pada pelayan
barunya yang berdiri dengan setia dibelakang. willi berdiri dengan tegap tepat
dihadapan meja tempat tuan mudanya tadi menikamati morning tea serta
dibelakangnya terdapat kasur tempatnya terjatuh tadi,hanya muka itu saja yang
terus mengalihkan pandangannya. Tuan mudanya berjalan mendekat kearahnya,membuat orang yang
berada didepannya merasa tersengal-sengal mengatur nafas. Ia merapatkan
badannya dan memeluk erat orang yang notabene lebih tinggi dari dirinya “your
smell good,willi”ucapnya mencium aroma jeruk menguar dari seragam putih. Hanya
bisa menahan nafas dan berusaha berdiri diam tanpa gemetar, tuan muda ini dengan
manja bergelayut dibahu yang bidang itu seraya dijilatnya bibir yang terlihat
menggoda di pagi hari “let’s do it” ucapnya dengan menombangkan tubuh tegap itu
kekasur miliknya. “now...... be mine,willi.it’s an order!” pintanya dengan nada
menekan pada kata order. ‘aku tidak bisa! Aku tidak bi-sa ,hentikan dia...’
rintihnya dalam hati tanpa bisa menghentikan tabiat tuan mudanya walaupun ia
bertubuh lebih besar tetapi kekuasaan tuan mudanya jauh lebih besar daripada
dirinya.
Anak kecil itu telah merenggut
miliknya yang berharga,sungguh menjengkelkan pikirnya. Ia menggosok peralatan
makan itu dengan sangat kuat karena terlalu kesal dibuatnya. Kenangan yang tak
pernah ia lupakan “willi,cepatlah.aku harus ke kantor sekarang!” teriak salah
seorang pria dari ujunng ruangan “ah,iya tunggu sebentar..!” balasnya seraya
berlari menuju sumber suara dan dilihatnya pria berjas lengkap dengan dasi siap
untuk berangkat kekantornya. “oke,aku berangkat dulu.sayang... muah” ucap pria
itu dan pergi keluar dengan cepat setelah mencium wivesnya sekilas. ‘kejam
memang,aku seorang lelaki tetapi menjadi istri dari lelaki lainnya.aku telah
memutus ikatan pernikahan pria itu yang harusnya terjalin. Argh! Biarlah ! toh
dia yang memintaku bukan aku yang memintanya ! biarkanlah ! asalkan aku masih
bisa hidup! ‘pekiknya dalam hati dan berjalan kembali kearah dapur.
“well...hidup ini memang kejam ya...” ucapnya seraya memandang kalender dan
menghitung hari-harinya yang tersisa ‘hmmm.... tinggal beberapa hari lagi
kontrakku dengan pria ini selesai. Lebih baik kau mencari clain lain untuk
kulayani,aku tidak betah dengan pria ini. Masak tiap malam dia honry,aku bisa
mati kalau tiap malam harus melayaninya’ pikirnya lagi dan lekas bersiap diri
untuk mencari clain lain,ya kemana lagi kalau bukan pergi kediskotek tempatnya
mangkal. ‘ini semua “tuan” penyebabnya’ gerutunya lagi dengan kesal.
EmoticonEmoticon