Be mine.it’s an order !

20.22


Be mine.it’s an order !
Disclaimer by : me
Raated : 15+
Genre : romance
Warning : boy’s love
                Hari memang masih pagi untuk memulai suatu aktivitas tetapi peraturan ini tidak berlaku bagi orang yang satu ini. Ia telah berpindah-pindah tempat bekerja entah berapa kali tepatnya ia bekerja sebagai ‘asisten pribadi’ untuk siapapun yang membutuhkan dirinya. Ia memang hidup bagaikan parasit tetapi apa mau dikata hidup harus terus berjalan,bukan begitu ? tanyanya pada dirinya sendiri. Hidupnya tidak hanya sekedar menjadi ‘asisten pribadi’ dalam hal mengurusi rumah saja tetapi ia juga harus membuat ‘tuan’nya senang apapun yang terjadi. Ini semua bermula sejak ’ hari itu’.hari yang menjadi awal dari segalanya awal dari kehidupannya yang baru menjadi wives seorang lelaki kesepian.
                ‘Hari itu’ berjalan sangat lambat baginya,saat itu ia harus mempersiapkan dirinya untuk lingkungan kerja yang baru. Ia berjalan menyusuri koridor rumah bergaya eropa itu,cukup panjang juga koridornya dan luas juga bangunannya,tetapi tersirat kesan suram karena hanya ada satu orang saja yang menjadi prnghuni dirumah bak istana ini. Ya,hanya seorang putra dari pemilik istana megah ini yang tetap tinggal menetap karena sekolahnya belum selesai. Ia masih duduk dibangku SMA karena itu ia masih sangat manja pastinya,pikir pria berseragam kemeja putih dengan rompi hitam ini seraya membuka pintu ruangan sang putra mahkota. Ia membawakan morning tea seperti kebiasaan pagi para bangsawan saja,pikirnya. Suara kereta pembawa teh itu terdengar beradu merdu dengan lantai marmer yang selalu bersih,berdenting sedikit antara cangkir dan sendok ketika diletakkan di meja bundar berlapis kain berenda. Suara itu sepertinya membangunkan sang putra mahkota hingga suara lengguhan muncul dari bibirnya membuat orang lain yang mendengar pasti ingin terkikik geli,suara itu tergantikan dengan suara berdecit ketika sang empunya mulai bangkit dari mimpi panjangnya. “selamat pagi,tuan”sapanya dengan sedikit membungkukkan badan. Suaranya tetap diacuhkan”saya telah menyiapkan morning  tea anda,silahkan dinikmati” ucapnya dengan menggeser badannya agar meja bundar itu nampak. GREP! SRET! BRUGH! Suara punggung beradu dengan kasur terdengar sangat berdebam diruangan 6 x 7 meter itu,matanya terbelalak ketika mendapati dirinya ditarik kemudian dibanting keatas kasur. “namamu?” suara itu berdesis ditelinganya,ia tidak memahami apa arti pertanyaan tuan barunya ini. Terasa ada sesuatu yang bergerak menggesek diantara kedua kakinya,menggesek area sensitif miliknya. “ugh...”lengguhan muncul dari bibirnya,cepat-cepat ia tutupi mulutnya karena marasa malu. “hmm... kau orang baru rupanya”ucap pemuda itu dan beranjak dari posisi mengekangnya tadi,beralih kepada hidangan pagi yang telah disiapkan. Ia segera berdiri menyusul berdiri disamping tuan barunya yang tengah menikmati teh pagi “maaf,atas kelancangan saya tuan.nama saya william wordsworth,anda bisa memanggil saya willi” ucapnya dengan sedikit terganggu atas pemandangan yang terhidang dihadapannya, menyadari hal itu pria kecil ini hanya mendesah pelan dan berucap pelan  barulah mengerti kenapa. Tentu saja ini hal yang aneh ada seorang pria sudah berusia remaja tetapi tidak mengenakan sehelai benangpun ketika menikmati hidangan pagi harinya. Benar-benar berjalan keliling ruangan hanya dengan badannya saja,hingga willi harus memalingkan mukanya karena malu. Pipi willi sudah merah bak kepiting rebus karena baginya ini pertama kali ia melihat lelaki lain telanjang,tuan mudanya ini berjalan menuju hordeng berenda yang panjang tergantung dari atas sampai menyentuh lantai seraya menyeruput teh yang ada dijarinya, mulai dibuka sedikit untuk membiarkan matahari menyapa dirinya. Menyapu kulitnya yang putih tetapi ia tidak mau membiarkan cahaya itu menyusupi mata coklatnya terlalu banyak “cahayanya sangat menyilaukan,bukan?” ucapnya sepintas seraya mencuri pandang pada pelayan barunya yang berdiri dengan setia dibelakang. willi berdiri dengan tegap tepat dihadapan meja tempat tuan mudanya tadi menikamati morning tea serta dibelakangnya terdapat kasur tempatnya terjatuh tadi,hanya muka itu saja yang terus mengalihkan pandangannya. Tuan mudanya  berjalan mendekat kearahnya,membuat orang yang berada didepannya merasa tersengal-sengal mengatur nafas. Ia merapatkan badannya dan memeluk erat orang yang notabene lebih tinggi dari dirinya “your smell good,willi”ucapnya mencium aroma jeruk menguar dari seragam putih. Hanya bisa menahan nafas dan berusaha berdiri diam tanpa gemetar, tuan muda ini dengan manja bergelayut dibahu yang bidang itu seraya dijilatnya bibir yang terlihat menggoda di pagi hari “let’s do it” ucapnya dengan menombangkan tubuh tegap itu kekasur miliknya. “now...... be mine,willi.it’s an order!” pintanya dengan nada menekan pada kata order. ‘aku tidak bisa! Aku tidak bi-sa ,hentikan dia...’ rintihnya dalam hati tanpa bisa menghentikan tabiat tuan mudanya walaupun ia bertubuh lebih besar tetapi kekuasaan tuan mudanya jauh lebih besar daripada dirinya.
                Anak kecil itu telah merenggut miliknya yang berharga,sungguh menjengkelkan pikirnya. Ia menggosok peralatan makan itu dengan sangat kuat karena terlalu kesal dibuatnya. Kenangan yang tak pernah ia lupakan “willi,cepatlah.aku harus ke kantor sekarang!” teriak salah seorang pria dari ujunng ruangan “ah,iya tunggu sebentar..!” balasnya seraya berlari menuju sumber suara dan dilihatnya pria berjas lengkap dengan dasi siap untuk berangkat kekantornya. “oke,aku berangkat dulu.sayang... muah” ucap pria itu dan pergi keluar dengan cepat setelah mencium wivesnya sekilas. ‘kejam memang,aku seorang lelaki tetapi menjadi istri dari lelaki lainnya.aku telah memutus ikatan pernikahan pria itu yang harusnya terjalin. Argh! Biarlah ! toh dia yang memintaku bukan aku yang memintanya ! biarkanlah ! asalkan aku masih bisa hidup! ‘pekiknya dalam hati dan berjalan kembali kearah dapur. “well...hidup ini memang kejam ya...” ucapnya seraya memandang kalender dan menghitung hari-harinya yang tersisa ‘hmmm.... tinggal beberapa hari lagi kontrakku dengan pria ini selesai. Lebih baik kau mencari clain lain untuk kulayani,aku tidak betah dengan pria ini. Masak tiap malam dia honry,aku bisa mati kalau tiap malam harus melayaninya’ pikirnya lagi dan lekas bersiap diri untuk mencari clain lain,ya kemana lagi kalau bukan pergi kediskotek tempatnya mangkal. ‘ini semua “tuan” penyebabnya’ gerutunya lagi dengan kesal.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »