Hallo Hola Loha Ciao ~
it's been so long seen the last time mirru post cerpen.
yups, byk sekali hal-hal terjadi dalam waktu yang lama, sejak 2017 sampe 2021 ini. contohnya dari mirru kuliah dan sekarang udah kerja xixixi, cara chat mirru pun akan berubah yeah of course karena kita bertemu banyak orang jadi yaaaa well kita harus bersosialisasi (karena manusia itu kan makhluk so-sial) jadi oke guys... sampe sini dulu basa basinya, mirru harap bisa lebih sering lagi cuit cuit di web ini xixixi tapi ntahlah apakah bisa ? hmm ~ semoga
and you know what, mirru akan bertransformasi jeng jeng jeng jadi Eda wkwkwk, jadi mulai sekarang mirru akan bilang eda ya. okeii siip, eda kali ini akan post cerpen yang udah lamaaa sekali dibuat tapi gak basi kok hehe... wait a minute. hope u like it guys ~
It's Something
between us
Disclaimer
by:me
Rated
:12
Genre
:romance
Warning
:boy’s love
Gempa gempita kehidupan malam tak dapat
lepas dari dunianya,dunia kotor yang selama ini sudah menghidupi dirinya. Suara
mengalun berdebam ditelinga terdengar keras dari ruangan dilantai besmen dan
dari lantai satu terdengar riuh oleh para tamu yang sibuk hilir mudik
kesana-kemari. Ada yang hanya sekedar bersantai dicafetaria sampai ada yang
sedang berkencan atau sekedar mengisi
waktu dengan afternoon tea. Hotel
yang merangkap sebagai diskotek ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Terlihat
dari kejauhan ada seorang berpakaian kemeja putih dan berompi hitam berjalan
membawa troli penuh dengan aneka minuman untuk para tamu. Jam dinding sudah
menunjukan pukul lima sore tapi cafetria itu belum juga sepi oleh pengunjung
justru cenderung bertambah banyak,ia berjalan melewati jalanan tempatnya biasa
bertugas dan setiap kali itu pula ia mendengar lagu-lagu bertempo pelan
mengalun keluar dari ruangan VIP itu,ada beberapa ruangan yang jarang diambil
oleh pengunjung ya benar apalagi kalau bukan ruangan V-VIP yang terkenal paling
mahal di hotel ini. Hotel tempatnya bekerja memang memiliki tempat yang
strategis untuk aktivitas yang satu ini,bagaimana tidak tempatnya yang dekat
dengan pusat hiburan dan juga kawasan orang ternama memang menjadi daya jual
tersendiri. Sebenarnya ia sudah bosan dengan pekerjaan yang menurutnya kotor
ini,ia menjual barang yang sangat menjijikan menurutnya untuk para tamu yang
memesan tiap kali itu juga ia rasanya ingin muntah melihatnya. Setiap ada
pasangan yang memasuki kamar biasanya ia disuruh stand-by oleh sang resepsionis “siapa tau ada yang mau memesan
‘alat pengaman’ ” celetuk sang resepsionis padanya. Menjadi office boy ditempat ini gampang-gampang
susah,entah ini memang takdirnya atau bagaimana yang pasti ia tidak bisa lari
untuk saat ini. Ia membutuhkan biaya untuk hidup,bukan hanya itu saja tapi ia
ingin mencari kesibukan tepatnya ia tidak ingin berlama-lama berada dirumah,Ia
merasa tidak nyaman saja karena kesepian itu tidak mengenakan.
Suara tumburan antara bahu terdengar
berdebum dilorong tempatnya berjalan hendak mengantarkan pesanan yang
menjijikan itu. “maaf,maafkan kesalahan saya” ucapnya meminta maaf pada orang
yang berdiri didepannya,pria ini tamu tetap hotel ini tidak boleh ada kesalahan
terjadi padanya bisa-bisa dia akan segera dipecat setelah kejadian ini.”kau ini
! dasar OB ! minggir sana! “ ucap salah seorang yang berjalan mengiringi orang
yang baru saja tertabrak olehnya “ayo cepat minta maaf!”teriak orang berdasi
itu lagi “maaf-maaf maafkan atas keteledoran saya” ucapnya dengan
bersungguh-sungguh “jadi namamu eloise ya?” ucap pria bertubuh tinggi ini
kepadanya seraya menatapi bordir nama ang ada didada kiri office boy ini
“iya,pak” ucap eloise menengadah dan menghentikan pekerjaannya sebentar dalam
membersihkan pecahan kaca gelas yang tadi terjatuh. Pria itu berjas dan berdasi
dengan rapi menatapnya dengan lekat dari pipinya terlihat samar merah karena terlalu
banyak minum “akan ku ganti kerugian gelas pecah itu” ucapnya seraya pergi
menuju tangga basemen dan diikuti oleh anak buah yang tadi memarahinya. Eloise
hanya bisa menatap punggung orang itu menjauh, sejenak kemudian melanjutkan
pekerjaannya.
Tibalah ia pada waktu untuk
beristirahat meskipun hanya berkisar satu jam tapi cukuplah “hei,elo gue denger
tadi lo memecahkan gelas import ?” tanya
salah seorang kawannya hanya dijawab dengan anggukan “wah...lo bakalan gak
digaji bulan ini bisa-bisa” celetuk kawannya dengan menyusun rapi table-set ketempatnya semula “jangan
ngasal kamu,wan.tadi yang ngejatuhin gelasnya bukan gue jadi orang itu yang
membayar kerugiannya” jawab eloise merebahkan dirinya,”hmm... pak arnold memang
baik” celetuk iwan menyusul duduk. “jadi arnold ya? Dia pelanggan tetap hotel
ini kan?” tanya balik eloise “yap! Bener! Tapi aneh juga,beliau hanya minum dan
tidak pernah memesan lady escort
maupun para penari striptis yang
berkeliaran disini.” Gumam iwan. “itu pasti karena pak arnold sangat setia
dengan istrinya,wan.pria baik tuh” jawab eloise dengan memunggungi karibnya “well,seinget gue beliau belum beristri”
jawab iwan “oke gue pergi tugas dulu.lo jangan sampe molor lho.siapa tau ada
yang butuh ‘alat pengaman’ lagi”ucap iwan dan pergi menghilang dari balik
pintu.”kau hanya belum tau siapa pak arnold sebenarnya”gumam eloise.
Pertemuan pertama yang telah mengikat
benang tak kasat mata diantara dua orang yang tidak seharusnya bersama. “lain
kali kau harus berhati-hati,jangan menjatuhkan barang mahal seperti itu lagi
ya?” suara pria itu berseir ditelinga kirinya. Pangkuan pria ini terasa hangat,
pelukan tangan kekarnya terasa halus,sentuhan jemarinya terasa menenangkan dan
dada bidang itu selalu bersedia menjadi tempatnya bersadar. “iya,aku tau.aku
hanya terkejut kau muncul dilorong ‘itu’” ucapnya manja mempererat pelukan
tangannya keleher “hei....jangan terlalu kuat,aku bisa mati kehabisan nafas
nanti” pintanya “kau tidak selingkuhkan?” tanya pria ini terdengar merajuk
dipangkuan empunya. “hmm jadi my little
bird terbakar cemburu rupanya” goda orang yang ada dihadapannya.
“hm,sedikit.biarkan aku beristirahat,hari ini sangat melelahkan banyak tamu
yang memesan ‘alat pengaman’ itu hari ini” ucapnya dengan merebahkan semakin
dalam kepalanya dalam dekepan sang suami. “sebaiknya kau berhenti saja bekerja
disana” ucap suaminya menyentuh lembut pipi tirus itu “kau bodoh ya? Bagaimana
kalau kita nanti hidup dijalanan karena kau dan aku tidak bekerja. Pekerjaanmu
penuh resiko hingga kau terus memakai nama palsu itu tiap bertransaksi”ucap
pria ini dengan menutup matanya erat “hmm kau benar,tapi dari bisnis ‘pil setan’
itu kita akan meraup untung yang besar” jawab orang dihadapannya ini. “bukankah
nama arnold terlalu pasaran? Lebih baik kau gunakan nama yang lain
saja”pintanya. “hmm... akan kucari nama yang lebih baik lagi” jawab pria in dan
berusaha berpura-pura berfikir mencari nama yang sesuai untuk nantinya
“bagaimana kalau eliose? Bukankah terdengar lebih terkenal?” ucap pria ini
penggoda “ah! Itukan nama samaranku,kau tidak boleh bertransaksi menggunakan
nama itu !” ucap eliose dengan bersungut-sungut dan bangun dari posisi
merebahkan kepalanya kedada bidang suaminya “ha ha ha kau selalu saja imut
seperti itu,aku jadi gemas kalau kamu terus merajuk seperti itu” ucap pria ini
memeluk tubuh kecil itu dari belakang “aaah... kau ini.aku berbohong..! siapa
yang merajuk hi hi hi”tawanya terkikik dan berlari menjauh “hei... ! kesini
kau. Kau ini pemain sandiwara yang handal ya,sama seperti kemarin sore” ucapnya
mengejar “yap! Begitulah” ucapnya tersenyum lebar.
Tentu saja mereka berpura-pura tidak
kenal ketika sama-sama ditempat kerja tetapi menjadi mesra diruangan apartemen
ini. Arnold dan eliose hanyalah nama samaran bagi mereka berdua untuk mengundi
nasip didunia remang-remang ini. Pasangan yang memang tidak ditaksirkan bersama
tetapi mereka tetap bertahan dan merahasiakan dari semuanya tentang hubungan
istimewa mereka.
PS : klo mau copas cerpennya boleh kok ijin ke eda dulu, send me an email yess in mildaokta7@gmail.com . see yaa next time ~
EmoticonEmoticon