A little lamb
chapter 1
Terdengar desas-desus yang
mengema gendang telinganya,semakin menunduklah kepala sang empunya yang
tertutupi topi mungil. Tertengger lunglai dasi
yang ia kenakan,terlihat acak-acakan memang.matanya yang sayu tak
henti-hentinya menatapi kaki mungil miliknya. Berjalan dengan pelan nan gondai
menyusuri koridor yang dipenuhi dengan siswi-siswi yang enerjik,tentu saja
mereka bahagia karena hari ini upacara kelulusan bagi para senior SMA mereka.
Semuanya sibuk mempersiapkan apa-apa saja yang akan diberikan kepada kakak
kelas yang mereka sukai,ada yang menyiapkan sepucuk surat cinta dan setangkai
mawar. Ada pula yang menyiapkan kue buatan sendiri dan ada juga yang sibuk
memoles bibirnya agar nampak berkilau dan tanpa merasa malu sedikitpun ia mengucapkan
dengan lantang bahwa ia akan mendapatkan ciuman perpisahan dari salah serang
kakak kelas yang siswi itu sukai.
Dan
para gerombolan siswi-siswi itu kontan memandangnya dengan tatapan aneh tapi
siswi yang satu ini tetap tidak merasa malu atas apa yang telah ia lakukan
tadi. Tapi siswi yang satu ini tetap berkekeh bahwa ia akan mendapatkan sebuah
ciuman perpisahan dari seseorang yang akan lulus nanti siang. Mendengar ocehan
itu membuat pipi cabi nan putih pemilik topi berubah menjadi merah,semerah
bunga yang tengah mekar di pagi hari. Reflek ia menyentuh bibir
mungilnya,terasa sedikit basah dan menguarkan aroma buah arbei kesukaan para
gadis. Dia merasa sangat malu sekaligus kesal bila harus mengingat kejadian
tadi pagi yang menimpa dirinya. Antara rasa marah,senang,benci sekaligus suka
bercampur menjadi satu. Pikirannya melayang jauh dari posisi tubuhnya berada
sekarang,tadi pagi ia benar-benar merasa kecil dihadapan entah bisa disebut
hantu atau manusia,dikatakan hantu dia menapakkan kakinya di bumi tapi
dikatakan manusia dia tiba-tiba muncul tiba-tiba menghilang.
Saat
kejadian aneh itu berlangsung jam dinding masih menunjukan angka pada pukul 5:30 pagi,namun ia sudah bersiap-siap
untuk berangkat kesekolahannya. Setelah merasa segar mandi air hangat dipagi
hari ia pun melenggang keluar kamar mandi dengan handuk putih melingkar longgar
di pinggang kecilnya,kalau dilihat dari postur tubuhnya ia tidak terlihat
seperti anak SMA karna ia hanya setinggi 150 cm. Bahunya yang mungil sering
menjadikan dirinya bahan
olok-olokan siswa lain yang sebaya dengannya. Rambut yang sedikit pendek namun
rapi menghiasi kepalanya yang berwajah bulat,tapi ia benar-benar tidak menyukai
penampilan rambutnya yang agak ikal. Dan untuk itu ia selalu menutupinya dengan
topi kecil favoritnya. Ditatapnya lekat-lekat refleksi dirinya di cermin yang
lumayan besar dihadapannya,sembari
menyisiri rambutnya. Dilihatnya
sekali lagi jam dinding menunjukan pukul 5:45 pagi. Ia masih memiliki banyak
waktu untuk bersiap diri,pandangannya pun beralih ke arah tirai balkon kamarnya
yang secara aneh tersapu angin pagi dan samar terlihat menampakan bayangan
siluit seseorang berambut panjang,namun ia tidak bisa melihatnya dengan jelas
karna matanya minus. Dicobanya meraih kacamata yang diletakan di meja sebelah kiri tempat tidurnya,tentu saja ia
berjingkat agar tidak didengar oleh sosok misterius dibalkon kamarnya.
Siapa
gerangan yang dengan lancang berdiri di balkon kamarnya di pagi hari seperti
ini,gumamnya dalam hati.
Jantungnya seperti mau keluar dari tempatnya ketika tinggal selangkah lagi
mencapai kacamatanya. Jarinya sudah berhasil menyentuh kacamata
miliknya,gerakannya berhenti ketika siluit itu menengokkan kepalanya dan terlihat
bayangan bibir sosok misterius itu seakan ditarik oleh sang empunya untuk
tersenyum tipis. Dan sesuatu yang tak terduga menimpa dirinya. Tubuh kecilnya
seperti terhempas oleh sesuatu yang
memiliki kekuatan yang lebih besar darinya,untunglah dibelakannya tepat
terdapat karpet yang lumayan empuk bila ditiduri. Sesuatu tiba-tiba saja menyerang dan menindih
dirinya,tubuhnya yang nota bene kecil dengan mudah di kunci oleh si pelaku. Tangan
kanan mungilnya berusaha meraih kecamata yang terjatuh di sisi sebelah kanan,ia
ingin melihat siapa sebenarnya orang ini.mana ada maling di jam segini,pikirnya. Nafasnya mulai tertahan berusaha
meraih kacamatanya,sentuhan lembut nan halus melayang tepat kearah pipi
cabi miliknya. Bola matanya terbelalak
lebar ketika suatu yang basah telah
mengecup dengan lembut bibir sucinya. Entah kenapa ia tidak melawan dan justru
menikmati setiap sentuhan yang dilayangkan sosok misterius ini, perlahan
matanya terpejam sendiri. Lengguhan kecil mulai muncul ketika dirinya kehabisan
nafas,membuat ia memukuli bahu sosok ini dan kissing panjang ini berakhir. Namun tidak sampai disitu, sebuah jilatan menggelitik lehernya yang
jenjang.kontan ia mengerang ketika jilatan-jilatan itu berubah menjadi gigitan
kecil yang meninggalkan bekas merah dileher sebelah kanannya dan sukses membuat
tangan-tangan si domba buruan mencengkeram erat karpet tempatnya terjatuh.
Angin menghembus dengan lembut memasuki ruangan kamarnya dari arah luar,membuat
parfum sosok misterius menguar sampai ke indera penciuman si domba buruan ini.
Tercium samar aroma pepermin bercampur wangi segar buah jeruk citrus,begitu
membekas dipikirannya.
to be continue......
EmoticonEmoticon