Chapter
2
Dia merasakan ada sentuhan halus
jari-jemari lentik yang menelurusi perutnya yang datar dan itu sukses membuat
dirinya terkikik geli karnanya,perlahan namun paasti ada gerakan kecil yang
menarik handuk yang tadi terikat dipinggang kecilnya. Reflex matanya yang
sedari tadi terpejam menjadi terbelalak lebar dan jeritan terlontar dari
bibirnya tertahan “ja-jangan.. jangan… JANGAN !....” teriaknya dengan lantang.
Membuat si sosok misterius ini langsung pergi lenyap,menghilang bersamaan angin
yang menghembus tirai panjang di sisi kanan kiri balkon kamarnya. Dengan cepat
ia menyambar kacamata miliknya dan segera memakainya dengn nafas yang belum
teratur akibat kejadian mengagetkan ini. Dengan membenahi sedikit handuk kecil
miliknya,ia berlari menuju balkon kamarnya,dia menengok ke kanan dan kiri namun tidak ada seorang pun.
Samar-samar ia mampu melihat
sekilas wajah sosok misterius itu,kakinya masih terasa lemas karnanya. Dia terduduk
bersimpuh di atas karpet tempatnya terjatuh karna didorong sosok misterius
tadi. Tanpa disadari jam dinding kamarnya sudah manunnjukan pukul 6:39 pagi.
Dengan cepat ia menyambar baju seragamnya dan segera melahap sarapnnya dengan
cepat. Siapa tadi? Kenapa begitu kepadaku? Malingkah? Penculikkah? Siapa
sebenarnya dia itu? Ah yang jelas dia perempuan,karna suwaktu menindih dirinya
ia bisa merasakan dua benda yang
tertumpu di dadanya, tapi tetap saja siapa dia . Pikiran-pikiran aneh terus
berseliweran dikepalanya yang tertutup topi kecil,seakan-akan sebauh misteri
besar tengah menunggu untuk dipecahkan oleh sang detective alias sang domba
buruan ini. Langkah kakinya ternyata sudah mendekati ruang wisuda untuk nanti
siang,begitu rame dan gadus suasananya. Hingga membuat siapa pun yang hendak
lewat harus berdesak desakan,sebagian besar orang yang bersliweran didekatnya
berukuran lebih tinggi darinya. Untuk sekali lagi ia mencium aroma parfum yang
sangat melekat di indera penciumannya,ya aroma ini aroma sosok misterius yang
telah membuat ia penasaran setengah mati
akan sang pemilik. Aroma pepermin bercampur segarnya buah jeruk citrus,membuat
ia mengikuti siapa gerangan sosok misterius itu hingga ia memasuki ruang
wisuda. Kontan semua mata tertuju padanya,apa urusan anak kelas 1 SMA diruang
wisuda anak-anak kelas 3. Apa dia ingin menjemput kakaknya,tapi kenapa ia naik
tepat diatas panggung tempat penyerahan penghargaan untuk siswa-siswi yang
lulus dengan nilai terbaik. Wajah domba buruan ini langsung pucat pasi
mengetahui ada dimana dirinya sekarang,semua orang menyorakinya untuk turun
dari panggung. Dalam hatinya berkata tentu akan turun toh apa urusanku di atas
panggung ini,pikirnya. Namun,kaki kecilnya terlalu kaku untuk melangkah karna
sangkin terkejutnya.ia berusaha keras tapi justru tubuh kecilnya terhuyung
hendak jatuh dan pada saat
itulah terjadi kejadian baru dalam hidupnya. Seorang siswi yang notabene cantik
dan pintar ini menangkap tubuh kecilnya,gadis itu tersenyum. “kau gak apa-apa?”
tanyanya pelan. Tapi domba buruan ini hanya bisa mengangguk pelan,”maaf kan
adik saya karna tadi dia mengikuti saya.tolong dimaklumi,saya benar-benar minta
maaf atas keteledoran saya” ucapnya lembut kepada para penonton acara wisuda
ini yang sebagian besar adalah para siswa-siswi kelas 3 yang akan wisuda dan
pacar para wisudawan wisudawati ini. Dan anehnya ada seseorang yang mau
menolongnya dari semua cacian itu,sesampainya dibalik panggung sosok itu lekas pergi dan sekali lagi
ia mencium aroma
yang ia kenali.
Aroma parfum sang sosok misterius
tadi pagi,ya aroma pepermin bercampur jeruk citrus. Sang domba buruan kali ini
benar-benar tidak mau kehilangan lagi,dengan cepat tangan mungilnya menarik
jubah hitam yang dikenakan oleh sosok wisudawati yang tadi telah
menolonganya.”ka-kakak tunggu sebentar” pintanya dengan nada ragu yang sangat
kontras dengan ekspresi wajahnya yang imut.”siapa nama kakak?” tanya sang domba
burusn ini,”aku … panggil saja…” ucapnya
sepintas dan kembali naik keatas panggung untuk meneruskan pidatonya. Dengan
samar-samar ia melihat gadis itu
tersenyum persis seperti siluit sosok misterius yang tadi pagi
meyerangnya.apakah mungkin itu dia? Mungkinkah? Apa mungkin? Itu tidak masuk
akal? Apa alasannya?aku
harus bertanya padanya. iya harus
! harus! Harus! Aku tidak mau mati
penasaran karnanya ! sosok misterius yang telah merenggut ciuman pertamaku
tanpa permisi ! ,pikirnya mengebu-gebu penuh emosi.
EmoticonEmoticon