19.01


Chapter 2
Dia merasakan ada sentuhan halus jari-jemari lentik yang menelurusi perutnya yang datar dan itu sukses membuat dirinya terkikik geli karnanya,perlahan namun paasti ada gerakan kecil yang menarik handuk yang tadi terikat dipinggang kecilnya. Reflex matanya yang sedari tadi terpejam menjadi terbelalak lebar dan jeritan terlontar dari bibirnya tertahan “ja-jangan.. jangan… JANGAN !....” teriaknya dengan lantang. Membuat si sosok misterius ini langsung pergi lenyap,menghilang bersamaan angin yang menghembus tirai panjang di sisi kanan kiri balkon kamarnya. Dengan cepat ia menyambar kacamata miliknya dan segera memakainya dengn nafas yang belum teratur akibat kejadian mengagetkan ini. Dengan membenahi sedikit handuk kecil miliknya,ia berlari menuju balkon kamarnya,dia menengok ke kanan dan  kiri namun tidak ada seorang pun.
Samar-samar ia mampu melihat sekilas wajah sosok misterius itu,kakinya masih terasa lemas karnanya. Dia terduduk bersimpuh di atas karpet tempatnya terjatuh karna didorong sosok misterius tadi. Tanpa disadari jam dinding kamarnya sudah manunnjukan pukul 6:39 pagi. Dengan cepat ia menyambar baju seragamnya dan segera melahap sarapnnya dengan cepat. Siapa tadi? Kenapa begitu kepadaku? Malingkah? Penculikkah? Siapa sebenarnya dia itu? Ah yang jelas dia perempuan,karna suwaktu menindih dirinya ia bisa merasakan dua benda yang tertumpu di dadanya, tapi tetap saja siapa dia . Pikiran-pikiran aneh terus berseliweran dikepalanya yang tertutup topi kecil,seakan-akan sebauh misteri besar tengah menunggu untuk dipecahkan oleh sang detective alias sang domba buruan ini. Langkah kakinya ternyata sudah mendekati ruang wisuda untuk nanti siang,begitu rame dan gadus suasananya. Hingga membuat siapa pun yang hendak lewat harus berdesak desakan,sebagian besar orang yang bersliweran didekatnya berukuran lebih tinggi darinya. Untuk sekali lagi ia mencium aroma parfum yang sangat melekat di indera penciumannya,ya aroma ini aroma sosok misterius yang telah membuat ia penasaran setengah mati akan sang pemilik. Aroma pepermin bercampur segarnya buah jeruk citrus,membuat ia mengikuti siapa gerangan sosok misterius itu hingga ia memasuki ruang wisuda. Kontan semua mata tertuju padanya,apa urusan anak kelas 1 SMA diruang wisuda anak-anak kelas 3. Apa dia ingin menjemput kakaknya,tapi kenapa ia naik tepat diatas panggung tempat penyerahan penghargaan untuk siswa-siswi yang lulus dengan nilai terbaik. Wajah domba buruan ini langsung pucat pasi mengetahui ada dimana dirinya sekarang,semua orang menyorakinya untuk turun dari panggung. Dalam hatinya berkata tentu akan turun toh apa urusanku di atas panggung ini,pikirnya. Namun,kaki kecilnya terlalu kaku untuk melangkah karna sangkin terkejutnya.ia berusaha keras tapi justru tubuh kecilnya terhuyung hendak jatuh dan pada saat itulah terjadi kejadian baru dalam hidupnya. Seorang siswi yang notabene cantik dan pintar ini menangkap tubuh kecilnya,gadis itu tersenyum. “kau gak apa-apa?” tanyanya pelan. Tapi domba buruan ini hanya bisa mengangguk pelan,”maaf kan adik saya karna tadi dia mengikuti saya.tolong dimaklumi,saya benar-benar minta maaf atas keteledoran saya” ucapnya lembut kepada para penonton acara wisuda ini yang sebagian besar adalah para siswa-siswi kelas 3 yang akan wisuda dan pacar para wisudawan wisudawati ini. Dan anehnya ada seseorang yang mau menolongnya dari semua cacian itu,sesampainya dibalik panggung sosok itu lekas pergi dan sekali lagi ia mencium aroma yang ia kenali.
Aroma parfum sang sosok misterius tadi pagi,ya aroma pepermin bercampur jeruk citrus. Sang domba buruan kali ini benar-benar tidak mau kehilangan lagi,dengan cepat tangan mungilnya menarik jubah hitam yang dikenakan oleh sosok wisudawati yang tadi telah menolonganya.”ka-kakak tunggu sebentar” pintanya dengan nada ragu yang sangat kontras dengan ekspresi wajahnya yang imut.”siapa nama kakak?” tanya sang domba burusn ini,”aku  … panggil saja…” ucapnya sepintas dan kembali naik keatas panggung untuk meneruskan pidatonya. Dengan samar-samar ia melihat gadis itu tersenyum persis seperti siluit sosok misterius yang tadi pagi meyerangnya.apakah mungkin itu dia? Mungkinkah? Apa mungkin? Itu tidak masuk akal? Apa alasannya?aku harus bertanya padanya. iya harus ! harus! Harus! Aku tidak  mau mati penasaran karnanya ! sosok misterius yang telah merenggut ciuman pertamaku tanpa permisi ! ,pikirnya mengebu-gebu penuh emosi.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »