a little lamb chapter 3

16.16


Chapter 3
            Berhari-hari terus saja terfikirkan akan hal tak masuk akal yang menimpanya. Antara kemarahan dan kebahagiaan bercampur manjadi satu,aku harus bisa memecahkan misteri ini! Siapa gadis itu,dan apa benar dia sosok misterius yang telah merenggut ciuman pertamanya?! Hah! Manyebalkan! ,geramnya semakin menjadi-jadi,dengan frustasi dia menjambak rambut ikal yang ia miliki. “what the metter ? have you some problem?” tanya seseorang yang berdiri didepan mejanya. “ah,no mom. I am not” jawabnya sepintas kepada guru bahasa inggrishnya. Kali ini ia tersadar bahwa ia melamun sepanjang jam pelajaran. Bel tanda untuk beristirahat berbunyi dengan nyaringnya,membuat para siswa siswi langsung berhamburan keluar setelah sang guru keluar. Helaan nafas panjang keluar dari mulutnya,direbahkannya kepala ke meja miliknya yang terasa sangat berat. Semua susunan pertanyaan telah ia siapkan ketika menunggu selesainya acara wisuda anak kelas 3,demi menemui terduga. Semakin teringat semakin kesallah dirinya,terdiam didepan banyak orang dan tidak bisa mengutarakan maksud yang sebenarnya pada siswi yang telah berdiri lama dihadapannya. Merasa seperti domba bodoh yang benar-benar tak berguna dihadapan sang mangsa.
Ketika itu acara wisuda kelas 3 selesai tepat jam tiga sore,sesuai akurasi waktu yang ia buat. Berpuluh pertanyaan telah ia siapkan untuk mengeliminasi kemungkinan kakak kelas baik hati ini merupakan pencuri ciuman pertamanya. Namun,apa daya ketika gadis dihadapannya tengah menunggu pertanyaan yang akan ia utarakan ada sesosok pria tinggi yang tiba-tiba memotong pembicaran mereka berdua, yang bahkan pembicaraan ini belum sempat dimulai olehnya dan sang target keburu lepas dari pandangan mata. Banyak anak lelaki bertubuh tinggi yang berlalu dipunggungnya mengumpat atas kelakuan dirinya. Seperginya mereka pasangan muda itu jauh dari hadapan matanya muncullah biang kerok yang selalu mengolok-olok dirinya yang mungil layaknya bocah kelas 6 SD. Kesempatan itu hilang dan entah kapan ia akan menemukan kesempatan mewawancarai sang terduga,hanya ucapan pedas dan umpatan yang ia terima hari itu oleh seorang sangat ia kenal. “kau itu kecil mana mungkin bisa mendapatkan hati kak alya,jangan bermimpi disiang bolong. Dasar kerdil! Anak mami!” ucapan rio kali ini benar-benar membebani pikirannya. Tunggu dulu! kenapa ucapan rio gila itu sanggup meluluh lantahkan tekadnya yang satu ini,geramnya dalam hati. “tidak! aku harus menanyakan padanya!”tekadnya bulat,”hei antonio apa kau mengigau lagi?” tanya seseorang dengan suara yang begitu ia kenali “ha? Bi..bibi kok ada disini?” tanya antonio balik kepada asisten rumah tangga ibunya,”nyonya menyuruh saya mengantarkan kue ini sebagai bekal saat mengikuti kelas tambahan nanti siang dan nyonya berpesan ‘jangan lupa dihabiskan!’ begitu perintahnya. Kalau begitu saya ijin pergi” ucap wanita paruh baya itu dan pergi keluar gerbang dengan langkah yang sedikit terseret. Inilah salah satu sebabnya ia kerap kali mendapatka ejekan sebagai anak mami dan semacamnya,tapi mau bagaimana lagi ia tidak mungkin meminta bibinya untuk tidak melakukan ini. Ia tinggal jauh dari mami papinya,siapa kiranya yang tega meninggalkan anak semata wayangnya demi kehidupan duniawi. Dan ya,jawabannya ada pada kehidupan antonio. Maminya rela melepaskan antonio hidup seorang diri ditanah perantauan sementara dirinya tinggal bersama lelaki lain,antonio tau kalau apa yang dikatakan bibinya itu palsu dan hanya sebuah kebohongan belaka yang dikarang wanita itu. Namun,cukup membuat hatinya bahagia karena masih ada orang yang memperdulikannya. meskipun hanya sebuah kebohongan yang terlontar,pikirannya kembali kearah permasalahan pelik yang ada dikehidupannya. Sang mami akan memberikan ia pengakuan sebagai anaknya dan sebagian hartanya apabila ia berhasil memenuhi permintaanya,sungguh kekanak-kanakan pikir antonio. Tapi bukan anatonio namanya kalau dengan mudahnya ia menuruti perintah wanita yang dengan tega menelatarkan dirinya. Apakah sifat kekanak-kanakan maminya ini penebab papi tega meninggalkannya? Pertanyaan ini yang terkadang melintas dibenaknya. Cih ! apa aku sudah pikun penyebab kedua orangnya kini berpisah,itu karena iblis kecil yang ia panggil sahabat. Teman pertama yang ia dapatkan setelah sekian lama,sialnya ia satu sekolah lagi bersama iblis itu tapi untunglah mereka tidak sekelas. Hanya dengan melihat wajahnya sepintas dikoridor saja sudah membuatnya muak,tapi terkadang ia bingung apa ini disebut bencana atau anugrah. Karena selepas papi dan maminya berpisah kehidupannya kini menjadi lebih dewasa juga mandiri dari dirinya yang dulu. Dengan begini si domba kecil merasa lebih bahagia,namun apa benar kesunyian ini dapat membuat dirinya bahagia. Sidomba kecil yang dilepas kealam liar sendirian akankah ia bertahan dari kejaran para serigala kelaparan yang tengah menunggunya dihutan sana.
to be continue.......

Artikel Terkait

Previous
Next Post »