Golden swans
Disclaimer by : milda
Rated : 12
Genre : romance,
Comedy,
School life.
Suara teriakan gadis ini
terdengar nyaring beradu dengan petir menyambar memecah hujan. “aarghh ! baju
seragamku jadi kotor ! dasar pengendara mobil tidak tau sopan santun “ jeritnya
dengan nada penuh kemarahan “ aargghhh!!!” jeritnya, “hei ! hei ! hentikan !
suaramu sanggup memecahkan gendang telingaku !” jerit seorang pria
disebelahnya. Mereka berdiri di halte bus dekat dengan jalan raya yang penuh
dengan lubang “ siapa sih kamu !? berani membentakku? hah!? “ bentak balik
gadis berdasi kupu-kupu ini dengan melemparkan pandangan sangar
miliknya,lidahnya seketika kelu ketika mengetahui siapa orang yang tadi ia
marahi “ma-maaf “ ucapnya seketika dengan senyum kecut,karena ia mengira yang
berada disebelahnya merupakan teman satu sekolahnya. Ia baru menyadari siapa
orang yang ada disisi kanannya, pria dengan seragam yang berbeda tetapi ia
sangat paham wajah pemiliknya. Mata coklat miliknya mancuri pandang wajah pria
yang berdiri disampingnya ini “kamu ...?” ucapnya pelan menunjuk pria berambut
ikal ini “ya? Apa ada yang salah? “ potong pria itu ‘ugh! Dingin sekali
sikapnya’ gerutunya memalingkan wajahnya. ‘tapi aku yakin pernah
mengenalnya.tapi siapa pria ini? Aduh ! ingatanku lemah sekali tentang nama
orang’ gerutunya lagi. “aku arham,apa kau ingat sekarang ? gadis angsa?” ucap
pria itu dengan menyembut panggilan masa kecilnya “sungguh mengejutkan ya? Kita
bisa bertemu lagi” lanjutnya memperhatikan ekspresi terkejut gadis dihadapannya
atau lebih tepatnya teman masa kecilnya.”jadi,kau-kau-kau ar-arham ya?!” ucapya
tergagap “dasar pelupa tingkat akut” ucapnya dengan menderumkan nada kecewa “
arham ! hentikan ! itu memalukan tau” ucapnya melemah diakhir kalima seraya
memainkan jari-jemari lentik itu.
“jadi,kau bersekolah
disini,gadis angsa?” tanya arham meledek “he’em..” jawabnya pendek “hei! jangan
panggil aku dengan sebutan itu lagi” sambungnya sedetik kemudian. Beberapa
waktu berlalu tanpa ada suara antara mereka berdua hanya suara hujan dan petir
yang saling bergiliran mengisi suara digenderang telinga mereka. “hei,apa kau
masih percaya tentang adanya angsa emas,afny?” tanya arham berusaha memulai
pembicaraan “ya! Tentu saja ! aku tidak akan pernah berhenti mencarinya “ucap
gadis berambut sebahu ini,justru dibalas tertawaan kawan masa kecilnya “hei..kenapa
tertawa arham? Hen-hentikan!” pintanya dengan mencubit pinggang pria mungil
itu. “iya-iya.hanya saja kau masih naif mencari hewan fiksi seperti angsa emas.
Sadarlah kita sudah SMA sebentar lagi kita kuliah jangan sampai kau terus
menerus mencari sesuatu yang tidak ada” ucap pria itu dengan melipat-lipat
kertas berwarna golden mengkilap ditangan kecilnya. “hm!”geram afny ketus menanggapi.
Kesunyian kembali menyergap mereka berdua dan terus berlanjut entah berapa lama
‘kenapa hujannya tidak segera berhenti juga’ gerutu afny seraya menjulurkan
tangannya untuk menyentuh dinginnya air hujan. “ini pengganti angsa yang kau
cari seumur hidupmu” ucap arham dengan meletakkan origami angsa ditangan afny
yang tengah terjulur itu “eh ? i-ini.. cantik sekali arham.aku suka!“ ucapnya
dengan mendekap angsa itu didadanya. “syukurlah kau suka” ucap pria kecil itu
dan melenggang pergi. Barulah afny tersadar hujan telah reda dan kawannya pergi
dengan siulan bernada mengiringi langkahnya,hanya punggung tegap itu yang dapat
ia lihat dari belakang perlahan menjauh “arham,trima kasih !!!” jerit afny
menyadari ada yang terlupakan oleh dirinya. Pria itu dengan sombongnya hanya
mengangkat tangannya sebagai tanda ucapan afny terdengar olehnya. “cih! Sombong
sekali. Ah biarlah .yang penting aku mendapatkan angsa emas meski hanya
palsunya” ucapnya dengan berjalan berlawanan arah dengan arham kawan kecilnya.
EmoticonEmoticon