Brithday in my country

09.28
malam semua, bagaimana weekend kalian ? semoga semuanya berjalan menyenangkan seperti yang diharapkan, oke kali ini ada cerpen yang ditujukan untuk seseorang yang sudah dekat denganku selama satu bulan ini. well, hope you enjoy it....

Image result for hut ri 72 kartun


Birthday In My Country
Setiap orang pasti memiliki cara mereka masing-masing untuk merayakan hari kelahiran mereka, tak terkecuali hari kelahiran suatu negara. Hari Ulang Tahun atau biasa di sebut dengan singkatan HUT merupakan suatu hal yang menggembirakan bagi setiap mahluk hidup yang  mengalaminya, tak terkecuali itu merupakan HUT suatu negara. Kali ini HUT dalam kemerdekaan menyelimuti negara Indonesia yang biasa dimeriahkan oleh seluruh rakyatnya, negara dengan lautan yang sangat luas menghubungkan tiap-tiap pulau yang ada. Ada ribuan pulau yang tersebar di negara ini, dari mulai pulau yang besar seperti pulau kalimantan adapula pulau kecil seperti pulau rote, tetapi pulau jawa merupakan pulau yang paling padat penduduknya. Di dalam pulau besar ini pasti memiliki banyak sekali penduduk, terbagi ke dalam beberapa wilayah dengan pengaturan yang tertata apik dan salah satu desa menjadi tempat tinggalku.
Desa penuh dengan ketenangan, jauh dari kebisingan kota dan yang pasti banyak sekali tempat untuk bermain. Selalu ada acara dan kegiatan menarik setiap saat, terutama di saat HUT kemerdekaan negaraku. Sekarang sudah memasuki HUT ke 72 tahun, sungguh ini merupakan saat-saat yang ku nantikan. Disetiap desa mengadakan acara mereka semeriah dan semenarik mungkin, sama seperti di desaku. Hari itu aku pergi dengan seseorang yang sangat aku sayangi, yup! ibuku sendiri. Aku sangat senang malam itu sehingga membuatku tidak bisa terpejam sedikitpun tetapi tetap kupaksakan untuk tertidur, perasaan senang yang tidak bisa terbendung sehingga membuat diriku menjadi tidak merasakan kantuk. Entah kenapa justru ketika mata lebarku mulai terpejam justru pagi telah menyapa dan suara lembut itu membangukanku dari alam mimpi, mempersiapkan diriku untuk hari besar yang ku nantikan. Menyenangkan ketika bersama dengan teman-teman seumuranku untuk menghadiri suatu cara seperti saat ini, kami berkumpul dengan penuh suka cita membawa setangkai kayu yang telah di hias serasi dengan bendera merah putih menjadi puncaknya. Setiap kelas memiliki tema masing-masing, namun kelasku memilih menggunakan pakaian pramuka, begitupun denganku. Semua temanku sudah berkumpul ketika aku tiba, kami semua membuat barisan seperti yang telah diinstruksikan, barisan pembawa alat musik di letakan di depan dan kelasku yang masih kecil mendapat barisan terakhir. Kami berjalan sesuai dengan iringan untuk menuju tempat berkumpul bertemu dengan murid-murid dari sekolah lain, aku sangat senang sehingga tidak mampu membuat kaki kecilku berhenti bergerak ke sana ke mari. Iringan musik terdengar merdu berdendang, angklung di gerakan memunculkan suara indah di telinga. Para orang tua termasuk ibuku tetap mengiringi kami menuju tempat berkumpul, aku tidak mau menengok ke arahnya karena aku ingin menunjukan bahwa diriku sudah tergolong besar.
Rombongan kami datang pertama karena memang sekolah kami paling dekat dengan tempat berkumpul setelah melakukan perjalanan menyusuri sungai yang hampir setiap sore hari aku bermain disana. Debu menyelubungi langkah kaki kami memasuki lapangan yang biasa digunakan untuk pertandingan sepak bola antar desa hampir tiap sore hari, hawa panas mulai menerpa kulit kami dari ujung kepala sampai ujung kaki tetapi itu semua tidak meredakan keceriaan kami para anak kecil. Beberapa guru kami berdandan aneh nan lucu guna memeriahkan acara, rerumputan yang biasa terlihat berwarna kehijauan kini terlihat berwarna kuning pucat, dan beberapa tanaman di pesawahan sekitar lapangan sudah mulai menunjukan waktu mereka akan segera di panen. Tak tertinggal para pedagang kaki lima menjajakan dagangan mereka, sembari satu persatu peserta parade dari sekolah lainnya datang. Mereka berdatangan dengan membawa para pemusik yang telah mereka asah dengan matang, bersama para rombongan yang mengekori barisan panjang. Mereka ada yang datang dengan berjalan kaki seperti halnya kami maupun menggunakan kendaraan, tentu bukan hanya dari SD seperti sekolahku tetapi dari SMP dan juga dari TK maupun perkumpulan di daerah kami ikut berpartisipasi. Tetapi semua itu tidak menjadi masalah besar dan tidak menyita banyak perhatianku, justru jaring gawang yang belum dilepaskan setelah pertandingan justru menarik perhatianku. Aku bermain naik jaring dengan beberapa temanku, tanpa memperdulikan seragam pramukaku mungkin kotor jika aku terjatuh ke atas tanah penuh debu di bawah sana. Hanya satu yang ku tahu, semuanya terasa menyenangkan dengan semua kemeriahan ini.
Setelah semua peserta parade sudah berkumpul kamipun berombong-rombong mengikuti barikade mengelilingi desa setelah hampir satu jam kami menunggu semua anggota parade sampai di tempat perkumpulan. Kaki-kaki kecil kami berjalan meninggalkan tempat perkumpulan menyusuri jalanan desa secara berurutan dan rapi, semuanya bersemangat menyusuri jalanan desa dimana hampir semua para penghuni rumahnya keluar untuk menonton kami berparade. Debu tak luput mengiringi perjalanan kami, ada beberapa orang tua yang tetap mendampingi anaknya agar tidak kelelahan. Setelah beberapa menit berjalan rasa penak mulai merasuki kaki-kaki kecil kami, begitupun dengan kakiku yang sudah mulai kelelahan, tetapi semua tetap terasa meriah dengan iringan musik dari rombongan di belakang kami. Rombongan setelah kami merupakan para murid Mts atau setara dengan SMP sehingga permainan musik mereka cukup mahir dan menghibur kami selama perjalanan, sampai di persimpangan berikutnya rombongan kami dibelokan ke arah yang berlawanan dengan rombongan yang lainnya. Rombongan kami di berhentikan ditengah perjalanan sehingga kami dapat beristirahat, kaki kecilku sudah kelelahan dan keringat sudah mulai terasa membasahi punggungku tetapi rasa ingin tetap mengikuti perjalanan rombongan sampai akhir tidak dapat dihilangkan dengan tetap melihat ekor rombongan setelah kami yang tetap mengikuti rombongan sebelum kami berbelok ke arah yang berlawanan dengan arah kami.
Satu persatu dari teman-temanku telah di jemput oleh orang tua mereka, membuatku menantikan sosok yang selalu ada di sisiku untuk segera mengambilku dari tempat ini. Rasa lelah, senang, haus, bahagia, dan cemas bercampur menjadi satu hingga ku dudukan badan kecil ini ke salah satu batu besar yang ada di depan salah satu perumahan tempat kami berhenti. Salah seorang dari guru kelasku datang menanyakan apakah aku akan di jemput oleh ibuku dan aku menjawab iya. Setelah beberapa menit menunggu pada akhirnya sosok yang sangat ku kenal muncul mengedarai sepeda motor putih miliknya, betapa bahagianya aku sampai tak bisa mengungkapkannya dengan kata-kata melihat sosok anggun berbaju merah itu mendekat dan membawaku pulang. Sebelumnya aku sempat kecewa karena aku berencana mengikuti rombongan yang telah berlalu dengan mengendarai sepeda motor besama dengan ibuku tetapi beliau menolak dan mengajak aku pergi ke suatu tempat. Sepanjang perjalanan aku mengeluh tetapi ibuku tetap saja tidak marah kepadaku, dan pada akhirnya aku dibelikan ice cream rasa coklat di warung terdekat sebelum pulang. Sekalipun aku sedikit kecewa karena tidak bisa mengikuti rombongan sampai akhir rute parade tetapi aku bahagia karena ibuku datang kepadaku dan aku menyadari bahwa ibuku lebih mengetahui batas kemampuanku daripada diriku sendiri, aku sangat menyayangimu ibu. Meskipun aku tidak tahu harus berkata dengan menggunakan kalimat apa untuk mengatakan perasaan ini tetapi yang jelas aku bahagia ibu ada disisiku seperti saat itu.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »