Chapter 8
Hari kebangkitan
antonio sang domba kecilpun dimulai. Ia
mulainya ketika memasuki dunia sekolah mengengah atas, dengan udara sejuk
menyusupi tirai kamarnya pagi itu ada firasat sesuatu akan menimpa dirinya. Matanya
sekarang sudah minus kerena terlalu sering berada didepan layar monitor demi
mengamati kenaikan dan penurunan harga saham yang ia miliki,meskipun ia selalu
menyuruh orang untuk mewakili dirinya dirapat umum pemegang saham karena ia
sadar tidak akan ada orang yang mau mempercayai anak seumuran dirinya sudah
memegang seperempat dari usaha yang dimiliki mami dan setengah dari perusahaan
papinya. Lalu,kejadian kemarin pagi itupun terjadi,sungguh ia sebenarnya ingin
manangkap siapa pelakunya. Siapa yang dengan lancang merenggut kesucian
bibirnya,sungguh tidak dapat diampuni. Dengan geram domba kecil itu
melangkahkan kakinya menuju perpustakaan karena merasa kepalanya sudah mulai
pening akibat memikirkan kejadian yang telah menimpanya beberapa tahun lalu.
Sangat menyakitkan baginya,namun itu hanyalah masa lalu bagi antonio sedetik
yang lalupun sudah ia anggap sebagai bagaian dari histori. Domba kecil ini akan
terus bergerak maju,ia berhenti tepat di ruangan yang dipenuhi tumpukan
buku-buku tua seperti biasa petugas perpustakaan menyapanya dengan lembut
“selamat siang” ucap pak petugas bersuara parau yang kali ini benar-benar
mengagetkan dirinya. Cukup sudah ia merasa terkejut atas kejadian kemarin pagi
yang menimpanya,hari ini jangan ada lagi kejutan “iya,selamat siang.mmm..
pak...?” ucapan antonio bingung “ah,iya saya lupa memperkenalkan diri,panggil
saja saya pak adam” jawabnya pria berpeci ini “iya,selamat siang pak adam”
jawab antonio dan lekas melenggang pergi memasuki jejeran rak-rak buku yang
berdebu,’pria tadi petugas baru ya?pasti dia orang yang sangat agamis’ cerocos
antonio dengan menyusiri rak demi rak mencari-cari apa ada buku tentang cara
mengubah takdir,pikirnya. Jikalau ada dia pasti akan langsung
membacanya,sayangnya sudah lama dia mencari-cari buku itu tetap tidak ia temukan.
Hanya ditempat ini ia merasa aman dari gangguan rio yang selalu
mengejeknya,karena rio tidak akan datang ketempat seperti ini. Tetapi berbeda
dengan ‘sahabat iblis’nya,orang itu pasti akan datang ketempat seperti ini.
‘cih ! dasar kutu buku’ celanya dalam hati pada orang yang sangat ia benci.
Jari jemarinya menelusuri deretan buku yang berjejer tebal tipis tinggi rendah
saling berhimbitan dalam ruang sempit yang disebut rak. Berwarna-warni
sampulnya tapi tak satupun buku pernah dilahapnya walau sudah sering sekali
berkunjung kesini,beberapa debu bertebaran kala seseorang dengan cerobohnya membersihkan
kumpulan buku psikologi membuat antonio terbatuk-batuk ‘pasti ada pegawai baru
lagi! Berapa banyak sih pegawai baru hari ini!?’ celotehnya dalam hati. “ah..maaf
maaf aku benar-benar tidak melihat anda disini” ucap pegawai itu dengan
mengibas-ngibas debu yang yang tersisa diudara agar lekas menghilang. “iya
tidak apa-apa” jawab antonio ditengah-tengah batuknya,seragam putihnya jadi
tertempel debu yang cukup tebal “ah,maaf sekali lagi seragam anda jadi kotor”
ucap pegawai itu dengan menepuk-nepuk bagian yang kotor agar debu itu segera
terlepas “ah,tidak usah repot-repot aku tidak apa-apa” ucap antonio
menghentikan gerakan pegawai itu,sedetik kemudian mereka bertatapan. Betapa
terkejutnya setelah mengetahui siapa pegawai ceroboh ini,rambut yang lurus nan
rapi berpadu dengan kulit wajahnya yang seputih salju. Tidak salah lagi ini
dia,ternyata permintaan antonio tidak terkabul agar ia tidak mendapatkan
kejutan hari ini. “nio...?”ucap pemuda yang lebih tinggi dari antonio,digenggamnya
erat tangan domba kecil ini agar tidak kabur “lepaskan! Kubilang lepaskan!”
pekik domba kecil ini,tapi justru tubuhnya diseret dengan mudah sampai tubuhnya
menghantam diding bercat krem nan kusam itu. “apa maumu?!” ucap domba kecil
dengan nada kebencian didalamnya. “aku mau kamu,nio” ucap sosok itu dengan
mendekatkan dirinya hingga tak ada jarak antara mereka. Si domba kecil malang
yang permohonannya tidak terkabul,justru bertemu dengan serigala berbulu domba
ini ditempat yang ia kira paling aman.
to be continue.....
EmoticonEmoticon