a little lamb chapter 5

16.28


Chapter 5       
Ditengah gemuruh hatinya ia melihat sekilat tatapan kemenangan hermes yang dengan santainya duduk di atas kasur papinya,bahkan ia sempat melontarkan kata-kata yang dapat dipahami oleh indera penglihatan antonio ‘skakmat ! ’ ucap pria kecil itu. Ucapan itu sanggup mengiris hatinya dalam-dalam tapi ketika itu ia tidak dapat berbuat apa-apa selain menangis sejadi-jadinya dikamar,meringkuk dengan rasa ketidak berdayaan dan rasa bersalah yang menyelubungi hatinya. Rasa sakitnya bertambah ketika ia berbicara mengenai hal ini kepada maminya tetapi wanita itu justru menghujaninya dengan kata-kata makian selama beberapa menit,membuat domba kecil ini semakin meringkuk ketakutan. Sedetik kemudian maminya mendekat dan mengatakan bahwa ini sudah terjadi sejak lama,kenyataan ini semakin menancapkan pisau itu semakin dalam. Dan wanita yang telah melahirkan dirinya meminta sebuah permintaan yang tidak mungkin bagi dirinya saat ini. Berbulan-bulan ia terpuruk dengan keadaan keluarga yang tidak harmonis dan cemoohan teman-teman disekolahnya. Tidak ada ketentraman lagi dalam hidupnya,ditambah lagi dengan sahabat yang justru bermuka iblis,keterpurukannya bertambah tatkala kedua orang tuanya memilih untuk berpisah. Ia semakin tidak mau berangkat sekolah dan menyuruh bibi untuk mengantarkan surat bahwa ia sedang sakit. Seharian ia mengurung diri diruangan pengap tempat pusat pengendalian cctv dikediamannya. Kamera kecil ini sanggup merekam segala kegiatan dari waktu ke waktu,ia memutar berulang-ulang vidio ulang tahun masa kecilnya disaat ia tidak mengetahui semua masalah dan hanya tahu arti dari sebuah kesenangan. Butiran permata meleleh dipipinya ‘kau itu cengeng!’ suara rio ya suara rio melinntas begitu saja dibenaknya membuat ia dengan cepat mengghentikan lamunan dan tangisannya ‘kau itu lemah tau!’ kembali suara rio melintas dibenaknya. ‘antonio cengeng..antonio cengeng... menangis seperti anak mami,ah iya kau kan memang anak mami! M-A-M-I ... mami.. anak mami...’ suara rio semakin terdengar membesar ditelinganya “di..diam...diam!..DIAM..!!! RIO SIALAN!!!” pekiknya dan tanpa sengaja sikunya menyetel vidio rekaman cctv dihari ‘itu’ hari ketika hatinya hancur berkeping-keping karena suatu penghianatan sahabat pertamanya.
Ia meringkuk dibalik bantal kursi yang ia peluk dengan eratnya,menutupi setengah wajahnya dari dagu sampai kehidung. Ia menatap rekaman hitam putih itu dengan takut-takut,ia melihat kejadian yang sebenarnya. Jadi dikamar papinya juga diberikan sebuah kamera cctv oleh mami,ia mamicingkan matanya dan melihat sosok kecil hermes yang terpojok didinding bercat merah marun itu. “bodoh..harusnya kau berteriak dan lari..” umpatnya,mata coklat itu terbelalak ketika melihat hermes merintih dan memohon untuk menghentikan ‘semuanya’ pada papi. Hermes memang anak baik hanya karena latar belakangnya saja yang kelabu menyebabkan banyak anak enggan mendekatinya dan cenderung mencaci maki dirinya,bola mata antonio semakin melebar ketika melihat tubuh sahabatnya dibanting ke atas kasur dengan paksa dan ditindih. Tangannya terikat tali dan mulutnya tersumpal,air mata kembali membanjiri pipinya dengan rintihan yang terus menerus penuh permohonan untuk menghentikan. Ucapan papinya dalam rekaman itu yang sangat ia teliti “kalau kau tidak mau melayaniku?maka rumah bordir kelolaan ibumu akan kugusur dan kujadikan lahan bisnis yang baru,apa kau mau itu hermes?” begitu mendikte kata-kata papinya. Dan yang semakin membuat antonio geram adalah hermes yang mau-maunya menuruti permintaan menjijikan seperti itu,dengan melepasi kancing-kancing kemeja miliknya dan nampaklah kulit yang seputih salju itu. “cih..dasar naif.. kau tidak pernah tau papiku akan melakukan apapun demi mendapatkan apa yang ia inginkan,toh tempat itu memang sudah dijual untuk kawasan pertokoan oleh papiku... dasar bodoh.. harusnya kau bicara padaku... supaya aku mencarikanmu jalan keluar.. aku ini kan sahabat...mu... HA HA HA HA..... SIAPA YANG SAHABAT! Kau !? kau bukan sahabatku lagi ! bukan! Kau hanya lintah yang menghisap darah ! HA HA HA HA........AKU MEMBENCIMU...! HERMES...!!!!” suara gemuruh itu tiba-tiba lenyap dalam beberapa detik,sebuah lukisan seringai nakal menghiasi bibirnya. Pagi hari kemudian ia keluar dari kamar itu dan merapikan penampilannya lengkap dengan dasi “bibi,hari ini aku akan pergi menemui papi dikantor” ucapnya sepintas,karena ia menyadari ia sedang berada dikrisis keuangan setelah beberapa bulan mengurung diri dan hanya bibinya yang selalu setia mengiriminya makan tiga kali sehari,itupun hanya diletakkan di sisi antonio yang mematung bagaikan mayat hidup. Apa yang harus ia lakukan untuk mengahiri masa krisisnya ini,sebuah ide nakal muncul dikepala anak muda ini. ‘ya,akan kulakukan itu’ gumamnya dalam hati dalam perjalanannya menuju tempat yang paling ia benci. Ya,apa lagi kalau bukan kadang si tua bangka itu,yang telah menjadi penyebab atas kehadiran dirinya didunia ini.
to be continue.......

Artikel Terkait

Previous
Next Post »