Chapter 5
Ditengah gemuruh
hatinya ia melihat sekilat tatapan kemenangan hermes yang dengan santainya
duduk di atas kasur papinya,bahkan ia sempat melontarkan kata-kata yang dapat
dipahami oleh indera penglihatan antonio ‘skakmat ! ’ ucap pria kecil itu.
Ucapan itu sanggup mengiris hatinya dalam-dalam tapi ketika itu ia tidak dapat
berbuat apa-apa selain menangis sejadi-jadinya dikamar,meringkuk dengan rasa
ketidak berdayaan dan rasa bersalah yang menyelubungi hatinya. Rasa sakitnya
bertambah ketika ia berbicara mengenai hal ini kepada maminya tetapi wanita itu
justru menghujaninya dengan kata-kata makian selama beberapa menit,membuat domba
kecil ini semakin meringkuk ketakutan. Sedetik kemudian maminya mendekat dan
mengatakan bahwa ini sudah terjadi sejak lama,kenyataan ini semakin menancapkan
pisau itu semakin dalam. Dan wanita yang telah melahirkan dirinya meminta
sebuah permintaan yang tidak mungkin bagi dirinya saat ini. Berbulan-bulan ia
terpuruk dengan keadaan keluarga yang tidak harmonis dan cemoohan teman-teman
disekolahnya. Tidak ada ketentraman lagi dalam hidupnya,ditambah lagi dengan
sahabat yang justru bermuka iblis,keterpurukannya bertambah tatkala kedua orang
tuanya memilih untuk berpisah. Ia semakin tidak mau berangkat sekolah dan
menyuruh bibi untuk mengantarkan surat bahwa ia sedang sakit. Seharian ia
mengurung diri diruangan pengap tempat pusat pengendalian cctv dikediamannya.
Kamera kecil ini sanggup merekam segala kegiatan dari waktu ke waktu,ia memutar
berulang-ulang vidio ulang tahun masa kecilnya disaat ia tidak mengetahui semua
masalah dan hanya tahu arti dari sebuah kesenangan. Butiran permata meleleh
dipipinya ‘kau itu cengeng!’ suara rio ya suara rio melinntas begitu saja
dibenaknya membuat ia dengan cepat mengghentikan lamunan dan tangisannya ‘kau
itu lemah tau!’ kembali suara rio melintas dibenaknya. ‘antonio
cengeng..antonio cengeng... menangis seperti anak mami,ah iya kau kan memang
anak mami! M-A-M-I ... mami.. anak mami...’ suara rio semakin terdengar
membesar ditelinganya “di..diam...diam!..DIAM..!!! RIO SIALAN!!!” pekiknya dan
tanpa sengaja sikunya menyetel vidio rekaman cctv dihari ‘itu’ hari ketika
hatinya hancur berkeping-keping karena suatu penghianatan sahabat pertamanya.
Ia meringkuk dibalik
bantal kursi yang ia peluk dengan eratnya,menutupi setengah wajahnya dari dagu
sampai kehidung. Ia menatap rekaman hitam putih itu dengan takut-takut,ia
melihat kejadian yang sebenarnya. Jadi dikamar papinya juga diberikan sebuah
kamera cctv oleh mami,ia mamicingkan matanya dan melihat sosok kecil hermes
yang terpojok didinding bercat merah marun itu. “bodoh..harusnya kau berteriak
dan lari..” umpatnya,mata coklat itu terbelalak ketika melihat hermes merintih
dan memohon untuk menghentikan ‘semuanya’ pada papi. Hermes memang anak baik
hanya karena latar belakangnya saja yang kelabu menyebabkan banyak anak enggan
mendekatinya dan cenderung mencaci maki dirinya,bola mata antonio semakin
melebar ketika melihat tubuh sahabatnya dibanting ke atas kasur dengan paksa
dan ditindih. Tangannya terikat tali dan mulutnya tersumpal,air mata kembali
membanjiri pipinya dengan rintihan yang terus menerus penuh permohonan untuk
menghentikan. Ucapan papinya dalam rekaman itu yang sangat ia teliti “kalau kau
tidak mau melayaniku?maka rumah bordir kelolaan ibumu akan kugusur dan
kujadikan lahan bisnis yang baru,apa kau mau itu hermes?” begitu mendikte
kata-kata papinya. Dan yang semakin membuat antonio geram adalah hermes yang
mau-maunya menuruti permintaan menjijikan seperti itu,dengan melepasi
kancing-kancing kemeja miliknya dan nampaklah kulit yang seputih salju itu.
“cih..dasar naif.. kau tidak pernah tau papiku akan melakukan apapun demi
mendapatkan apa yang ia inginkan,toh tempat itu memang sudah dijual untuk
kawasan pertokoan oleh papiku... dasar bodoh.. harusnya kau bicara padaku...
supaya aku mencarikanmu jalan keluar.. aku ini kan sahabat...mu... HA HA HA
HA..... SIAPA YANG SAHABAT! Kau !? kau bukan sahabatku lagi ! bukan! Kau hanya
lintah yang menghisap darah ! HA HA HA HA........AKU MEMBENCIMU...!
HERMES...!!!!” suara gemuruh itu tiba-tiba lenyap dalam beberapa detik,sebuah
lukisan seringai nakal menghiasi bibirnya. Pagi hari kemudian ia keluar dari
kamar itu dan merapikan penampilannya lengkap dengan dasi “bibi,hari ini aku
akan pergi menemui papi dikantor” ucapnya sepintas,karena ia menyadari ia
sedang berada dikrisis keuangan setelah beberapa bulan mengurung diri dan hanya
bibinya yang selalu setia mengiriminya makan tiga kali sehari,itupun hanya diletakkan
di sisi antonio yang mematung bagaikan mayat hidup. Apa yang harus ia lakukan
untuk mengahiri masa krisisnya ini,sebuah ide nakal muncul dikepala anak muda
ini. ‘ya,akan kulakukan itu’ gumamnya dalam hati dalam perjalanannya menuju
tempat yang paling ia benci. Ya,apa lagi kalau bukan kadang si tua bangka
itu,yang telah menjadi penyebab atas kehadiran dirinya didunia ini.
to be continue.......
EmoticonEmoticon