Code Bulli

21.48
siang semua...
kali ini mirru akan menyebarkan virus cerpen hhihihi tenang aja cerita kali ini gak bakal bikin puasa kalian batal kok. <bagi yang berpuasa,selamat ya> jadi kalo gk keberatan silahkan baca. ini buatan tangan sendiri lho hihihihi

selamat membaca semuanya. enjoy it !



Code Bulli
<aku tidak akan menyingkir terhadap siapapun>

Disclaimer by : milda
Rated : 14+
Genre : historycal,
Slice of life.
Warning : typo,gaje.
                Zaman dimana kerajaan masih berada ditahta yang tinggi dimata masyarakat begitu pula dengan para bangsawan. Tetapi hal ini tidak menjadikan dirinya bahagia terlahir sebagai bangsawan yang terhormat,baginya ini merupakan salah satu ujian hidup yang harus ia tanggung. Gadis bangsawan harus bersikap layaknya bangsawan,ada seorang wanita yang pernah mengatakan padanya bahwa anak gadis itu bersikap manis karena mereka terbuat dari semua hal-hal yang manis dan indah. Mereka selalu ‘bersikap rapuh dan manja seakan tidak mengetahui apa-apa dihadapan seorang pria ‘dan menjadi gadis tegar jika sendirian. Menemukan kisah seperti yang dikatakan wanita itu padanya sangatlah susah,apa benar anak gadis terbuat dari semua hal manis itu dan harus bersikap manis jika berada dihadapan pria tetapi sepertinya ada satu kalimat yang hilang dari ingatannya.
                “nona,anda melamuni teh anda lagi?” tanya salah seorang pelayannya “diam kau,ini bukan urusanmu” ucapnya ketus dan pergi dengan angkuh meninggalkan afternoon tea yang baru diteguknya . Ia sangat kasar terhadap para pembantunya,semua rasa amarahnya ia lampiaskan kepada mereka. Diusia yang muda ia sudah bertunangan dengan pria yang tidak pernah ia temui sebelumnya,sungguh menjengkelkan pikirnya. “Marie ,kau mau kemana?” ucap salah seorang dari belakang dan menggenggam erat tangan kirinya “beraninya kau menyentuhku!” pekik marie dengan menampar pria kurang ajar ini, “cih,kenapa memang? Aku kan calon suami mu” ucap pria yang usianya lebih muda dari marie seraya tersenyum manis. Marie menatap dengan penuh kekesalan  “siapa namamu?” tanya marie datar “ah,maafkan kelancanganku. Namaku cel browing,kau bisa memanggilku cel saja” jawab cel dengan terus mengembangkan senyum termanisnya. “hm.cel ya” ucap marie berlalu pergi meninggalkan pria muda itu sendirian dikoridor. “cel. Bukankah arti dari cel itu butir-butir darah “ gumam marie dalam hati.
                Ia terus berjalan menuju tempat yang rasa paling tenang dimana cahaya redup menyelimuti dinding usangnya. Ia berjalan meratapi tiap rak yang dipenuhi dengan rum dan wine dari berbagai macam tahun. Semakin tua usia rum dan wine maka semakin enak rasanya,begitu kata mendiang ayahnya yang selalu membawa ia ketempat ini. Ruangan yang selalu membuat ia merasakan hawa kehadiran ayahnya lagi,ia mendengar ada suara berdesir dari ujung lorong salah satu rak wine sisi timur. Dan dari arah kegelapan samar-samar menampakkan sosok kecil berekor dengan kedua telinga yang tegak keatas. Ia berjalan dengan gondai membrak tiap rak wine disisi kanan dan kirinya,marie mendekat dengan hati-hati penasaran akan hewan apakah itu. Suara hewan itu keluar dan jelaslah hewan apa itu “hmm ternyata kau. Sini kemarilah” ucap marie dengan mendekap kucing berbulu hitam itu kepelukannya. Ia tidak peduli gaun putih miliknya kotor karena debu kucing ini,ia mengusap dengan penuh kasih sayang dan membawanya keluar dari ruangan gelap itu. Meria membuka pintu kayu besar itu sekuat tenaga,cahaya sore hari tetap sangat terik. Marie mengerti sekarang kenapa kucing ini menabrak tiap rak wine tadi,kucing ini tidak memilki mata yang sempurna. Ia berjalan menuju gazebo tempatnya minum afternoon tea  dan mengambil semangkuk susu yang tadi tersedia untuknya. Ia memberikannya secara sabar kepada kucing ini “kau bisa minum kebanyak yang kau mau” ucap marie lambut dengan mengusap kepala kucing hitam itu. “kau bisa selembut itu dengan kucing tetapi tidak dengan calon suamimu sendiri” ucap salah seorang dari arah belakangnya. “cel?” ucap marie dengan nada tidak suka. “ kucing itu tidak akan memberikanmu apa-apa. Lebih baik kau menjadi istri yang berbakti padaku dan aku akan memberikan uang juga posisi untukmu. Serahkan hidupmu padaku, karena aku akan menggantikan posisi ayahmu dirumah ini. Jadilah bunga yang ‘bersikap rapuh dan manja dihadapan seorang pria seakan tidak mengetahui apa-apa’  ” ucap cel tanpa henti “cih! Kau mengomel seperti wanita itu” jawab marie datar “wanita itu,ibuku. Kau sudah dididik olehnya untukku” ucapan cel berdentang dikepala marie. Menguak kalimat terakhir yang tidak ia ingat selama bertahun-tahun “ seorang lady harus bersikap naif itulah yang terpenting” ucap mereka berdua bersamaan ,”bagaimana kau tau kalimat itu?” tanya marie “kau bercanda. Ibuku yang menciptakkannya kenapa aku anaknya tidak mengetahuinya” ucap cel dengan menerawang jauh. Angin menyapu suara mereka berdua dari gazebo “aku tidak akan menjadi wanita seperti yang ibuku inginkan. Menjadi ‘rapuh dan manja seakan tidak mengetahui apa-apa’. Aku tidak bisa ‘manjedi wanita naif’.” Ucap marie dengan nada datar. “aku tau sikapmu akan seperti itu. Tapi ibuku juga berpesan pasaku satu kata yang harus dipegang oleh seorang pria. Yaitu ‘code bulli’. “ jawab cel dengan mantap. “hmm” gumam marie dengan tetap tidak memperhatikan orang yang berdiri disebelahnya. “’code bulli’pepatah latin yang berarti ‘aku tidak akan menyingkir terhadap siapapun’. Ajaran yang cukup kejam” ucap marie lagi. “ya.. memang,tapi sepadan untuk menghadapi calon istri yang juga kejam. “ ucap cel dengan mantap sekali lagi “terserah ” ucap marie dengan pergi meninggalkan pria itu lagi seraya menggendong kucing hitam itu. “aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hati beku milikmu marie” ucap cel dengan bersandar pada tiang putih dibelakangnya. Melihat punggung gadis yang ia sukai berjalan pergi meninggalkan dirinya untuk kesekian kalinya.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »