kali ini mirru akan menyebarkan virus cerpen hhihihi tenang aja cerita kali ini gak bakal bikin puasa kalian batal kok. <bagi yang berpuasa,selamat ya> jadi kalo gk keberatan silahkan baca. ini buatan tangan sendiri lho hihihihi
selamat membaca semuanya. enjoy it !
Code Bulli
<aku
tidak akan menyingkir terhadap siapapun>
Disclaimer by : milda
Rated : 14+
Genre : historycal,
Slice of life.
Warning : typo,gaje.
Zaman dimana kerajaan
masih berada ditahta yang tinggi dimata masyarakat begitu pula dengan para
bangsawan. Tetapi hal ini tidak menjadikan dirinya bahagia terlahir sebagai
bangsawan yang terhormat,baginya ini merupakan salah satu ujian hidup yang
harus ia tanggung. Gadis bangsawan harus bersikap layaknya bangsawan,ada
seorang wanita yang pernah mengatakan padanya bahwa anak gadis itu bersikap
manis karena mereka terbuat dari semua hal-hal yang manis dan indah. Mereka
selalu ‘bersikap rapuh dan manja seakan tidak mengetahui apa-apa dihadapan
seorang pria ‘dan menjadi gadis tegar jika sendirian. Menemukan kisah seperti
yang dikatakan wanita itu padanya sangatlah susah,apa benar anak gadis terbuat
dari semua hal manis itu dan harus bersikap manis jika berada dihadapan pria
tetapi sepertinya ada satu kalimat yang hilang dari ingatannya.
“nona,anda melamuni
teh anda lagi?” tanya salah seorang pelayannya “diam kau,ini bukan urusanmu”
ucapnya ketus dan pergi dengan angkuh meninggalkan afternoon tea yang baru diteguknya
. Ia sangat kasar terhadap para pembantunya,semua rasa amarahnya ia lampiaskan
kepada mereka. Diusia yang muda ia sudah bertunangan dengan pria yang tidak
pernah ia temui sebelumnya,sungguh menjengkelkan pikirnya. “Marie ,kau mau
kemana?” ucap salah seorang dari belakang dan menggenggam erat tangan kirinya
“beraninya kau menyentuhku!” pekik marie dengan menampar pria kurang ajar ini,
“cih,kenapa memang? Aku kan calon suami mu” ucap pria yang usianya lebih muda
dari marie seraya tersenyum manis. Marie menatap dengan penuh kekesalan “siapa namamu?” tanya marie datar “ah,maafkan
kelancanganku. Namaku cel browing,kau bisa memanggilku cel saja” jawab cel
dengan terus mengembangkan senyum termanisnya. “hm.cel ya” ucap marie berlalu
pergi meninggalkan pria muda itu sendirian dikoridor. “cel. Bukankah arti dari
cel itu butir-butir darah “ gumam marie dalam hati.
Ia terus berjalan
menuju tempat yang rasa paling tenang dimana cahaya redup menyelimuti dinding
usangnya. Ia berjalan meratapi tiap rak yang dipenuhi dengan rum dan wine dari
berbagai macam tahun. Semakin tua usia rum dan wine maka semakin enak
rasanya,begitu kata mendiang ayahnya yang selalu membawa ia ketempat ini.
Ruangan yang selalu membuat ia merasakan hawa kehadiran ayahnya lagi,ia
mendengar ada suara berdesir dari ujung lorong salah satu rak wine sisi timur.
Dan dari arah kegelapan samar-samar menampakkan sosok kecil berekor dengan
kedua telinga yang tegak keatas. Ia berjalan dengan gondai membrak tiap rak
wine disisi kanan dan kirinya,marie mendekat dengan hati-hati penasaran akan
hewan apakah itu. Suara hewan itu keluar dan jelaslah hewan apa itu “hmm
ternyata kau. Sini kemarilah” ucap marie dengan mendekap kucing berbulu hitam
itu kepelukannya. Ia tidak peduli gaun putih miliknya kotor karena debu kucing
ini,ia mengusap dengan penuh kasih sayang dan membawanya keluar dari ruangan
gelap itu. Meria membuka pintu kayu besar itu sekuat tenaga,cahaya sore hari
tetap sangat terik. Marie mengerti sekarang kenapa kucing ini menabrak tiap rak
wine tadi,kucing ini tidak memilki mata yang sempurna. Ia berjalan menuju
gazebo tempatnya minum afternoon tea dan
mengambil semangkuk susu yang tadi tersedia untuknya. Ia memberikannya secara
sabar kepada kucing ini “kau bisa minum kebanyak yang kau mau” ucap marie
lambut dengan mengusap kepala kucing hitam itu. “kau bisa selembut itu dengan
kucing tetapi tidak dengan calon suamimu sendiri” ucap salah seorang dari arah
belakangnya. “cel?” ucap marie dengan nada tidak suka. “ kucing itu tidak akan
memberikanmu apa-apa. Lebih baik kau menjadi istri yang berbakti padaku dan aku
akan memberikan uang juga posisi untukmu. Serahkan hidupmu padaku, karena aku
akan menggantikan posisi ayahmu dirumah ini. Jadilah bunga yang ‘bersikap rapuh
dan manja dihadapan seorang pria seakan tidak mengetahui apa-apa’ ” ucap cel tanpa henti “cih! Kau mengomel
seperti wanita itu” jawab marie datar “wanita itu,ibuku. Kau sudah dididik
olehnya untukku” ucapan cel berdentang dikepala marie. Menguak kalimat terakhir
yang tidak ia ingat selama bertahun-tahun “ seorang lady harus bersikap naif
itulah yang terpenting” ucap mereka berdua bersamaan ,”bagaimana kau tau
kalimat itu?” tanya marie “kau bercanda. Ibuku yang menciptakkannya kenapa aku
anaknya tidak mengetahuinya” ucap cel dengan menerawang jauh. Angin menyapu
suara mereka berdua dari gazebo “aku tidak akan menjadi wanita seperti yang
ibuku inginkan. Menjadi ‘rapuh dan manja seakan tidak mengetahui apa-apa’. Aku
tidak bisa ‘manjedi wanita naif’.” Ucap marie dengan nada datar. “aku tau sikapmu
akan seperti itu. Tapi ibuku juga berpesan pasaku satu kata yang harus dipegang
oleh seorang pria. Yaitu ‘code bulli’. “ jawab cel dengan mantap. “hmm” gumam
marie dengan tetap tidak memperhatikan orang yang berdiri disebelahnya. “’code
bulli’pepatah latin yang berarti ‘aku tidak akan menyingkir terhadap siapapun’.
Ajaran yang cukup kejam” ucap marie lagi. “ya.. memang,tapi sepadan untuk
menghadapi calon istri yang juga kejam. “ ucap cel dengan mantap sekali lagi “terserah
” ucap marie dengan pergi meninggalkan pria itu lagi seraya menggendong kucing
hitam itu. “aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan hati beku milikmu
marie” ucap cel dengan bersandar pada tiang putih dibelakangnya. Melihat
punggung gadis yang ia sukai berjalan pergi meninggalkan dirinya untuk kesekian
kalinya.
EmoticonEmoticon