Essensieel [wujud yang sebenarnya]

22.16
hallo lagi
kali ini mirru akan memberikan cerpen yang bergenre berbeda dari yang tadi mirru pos kan. jadi silahkan nikmati ya. maap mirru gak sempet ngasih sedeikit cuplikan ceritanya tp intinya ini tentang kesalahan menebak gender. jadi,apa kalain sudah menebaknya ? kalau begitu mari lihat saja ya isinya.
silahkan dibaca ,dan selamat menikmati. komentar kalian selalu mirru tunggu sebagai bahan referensi mirru untuk topik cerepen maupun cerebung. dan maafkan mirru jika byk kesalahan ketik. tlong dimaklumi ya . ok cekidot ,ini dia cerepennya...




Essensieel [wujud yang sebenarnya]



Disclaimer by : milda
Rated : 13+
Genre: school life,
Slice of life.
Warning : typo,yuri.
                Sungguh suatu kesalahan yang membuat ia bisa mati rasa selama berbulan-bulan. Ia ingin rasanya bunuh diri karena terlalu malu. Ia gadis yang energik dan biasa dipanggil dengan sebutan agata oleh kawan-kawannya. Disuatu pagi ia berangkat terburu-buru karena jam masuk sekolahnya sangat ketat,ia berlari tanpa memperdulikan keadaan disekitarnya. Gadis bersurai coklat ini berlari tunggang langgang menuju pintu gerbang yang hampir tertutup. Ia memperkirakan akan sampai tepat pada waktunya tetapi kenyataannya berbeda,ia terlambat. Tepat ketika akan memasuki gerbang sekolah,terali besi itu tertutup. Pupus sudah harapan agata,tetapi bukan agata namanya apabila ia tidak menemukan sebuah ide untuk memasuki jam kelas kesukaannya. Ia menyelinap kepintu samping sekolah dan hap! Ia melompati dinding yang tingginya hampir dua kali lipat dari ukuran tubuhnya. “sedang apa kamu?!” teriak salah seorang dari arah bawah tepat ketika gadis nakal ini akan melompat turun dari dinding. Kontan ia terkejut dan menengok kearah sumber suara yang pada awalnya ia sangat ketakutan menebak dari mana asal suara parau itu,ia menengok dengan perlahan dan cepat-cepat menutupi bagian pahanya dengan rok pendek yang ia kenakan. “cih! Apa kau lihat-lihat? Dasar mesum” umpat agata seraya melompat turun. Keberaniannya muncul karena ternyata yang menegurnya hanyalah siswa yang mengenakan kaus olah raga. Memang dinding tempat ia melompat dekat dengan kamar ganti tetapi ia tidak akan mengira akan bertemu dengan seseorang. Ia berjalan meninggalkan orang yang termangu mendengar tuduhan dari seseorang yang seharusnya merasa bersalah karena telah menyelinap masuk setelah melewati jam masuk sekolah. Dalam hati agata berdebar mengingat siapa tasi yang menegurnya “hehe dia cakep juga “ ucapnya dan segera memasuki kelas jam pelajaran ke tiga,jadi ia membolos jam pertama dan kedua.
                Keesokan paginya ia sudah berniat untuk bangun kesiangan padahal orang tuanya selalu mengomel ini itu kalau agata tidak melakukan apa yang mereka kehendaki. Biasanya agata hany amenjawab sepintas dan melanjutkan aktivitas paginya. Yap! Apalagi kalau bukan bangun kesiangan, tapi pagi ini ibunya sudah berada pada periode puncak kemarahan karena kemarin pihak sekolah melaporkan agata sudah bolos beberapa kali dalam jam pelajaran. Belum lagi ketika daftar nilai telah diumumkan ibunya tambah marah kepada agata, “agata! Sudah siang! Bangun! Bangun! Jangan buat ibu mendobrak pintumu! Biaya perbaikan mahal ! cepat keluar dan buang sampah itu yang sudah menumpuk! “ jeritan ibunya seakan berubah menjadi suara kokok ayam dipagi hari bagi agata. “iya bu...” jawab agata malas dan beranjak dari kasur. Ia masih setengah tersadar berjalan dengan lemas membawa sekarung sampah ditangan kirinya,ia membuka gerbang perlahan dengan menengok kanan kiri siapa tahu ada kendaraan yang lewat karena letak rumah agata memang berada tepat disamping jalan komplek. Matanya terbelalak melihat siapa yang mengendarai sepeda motor diujung jalan sana, ya siapa lagi kalau bukan kakak yang kemarin ia temui mengenakan baju olahraga. Jantungnya rasanya akan melompat karena bahagia melihatnya, “tapi kenapa ia lewat sini?” gumam agata sejenak dan sedetik kemudian akal jahil melintas dikepalanya “hehe... “ tawanya dengan menyeringai nakal. Ia memperlambat jalannya agar timing mereka pas dan hup! “eits !” agata memekik kecil,Ia dengan cepat menyingkirkan badannya setelah melihat sepeda motor itu melintas tepat disebalahnya seakan-akan ia akan terserempet karenanya kakak itu pasti akan berhenti lalu meminta maaf padanya. Akal-akalan agata kerena terlalu banyak melihat film romantis yang pasti trik ini akan menjatuhkan hati si pria idaman. Sedetik kemudian ia menengok dan tidak tampak tanda-tanda kakak kelasnya itu berhenti apalagi meliriknya. “hah?!” agata terkejut setengah hidup karena trik itu tidak mempan sama sekali.
                Ketika ia berangkat sekolah ia sudah akan mencari tau siapa orang yang telah memikat hatinya itu. Ia bertanya pada beberapa anak dikelasnya tetapi tidak ada yang mengetahui siapa sosok yang sedang agata bicarakan. Sampai berhari-hari agata seperti arwah gentayangan yang sedang mencari tumbal,ia terus saja mencari tahu semua yang berhibungan dengan kakak kelas itu. Dan usahanya membuahkan hasil ia mengetahui namanya dari kawan terdekat yang tidak pernah ia kira akan mengenal orang yang ia sukai karena kawan dekatnya ini sangat cupu,pikir agata. Ternyata yang sangat cupu justru tahu lebih banyak dari yang lain,agata ingin mengetahui lebih banyak mengenai kakak kelas yang sukai ini. Permintaannya justru dibalas dengan senyum seringai kawannya ini. Mereka berdua pergi keperpustakaan dan berusaha meminjam komputer disana. “ hei,mille. Katanya mau mencari data diri dari kakak kelas yang kusukai. Kenapa disini? Emangnya ada data siswa disini?” tanya agata bingung “dari sini kita akan menemukannya”jawab mille tanpa terhenti memainkan mouse dengan terampil,klik ini klik itu klik anu dan seterusnya. Agata hanya menonton dari belakang atraksi yang disajikan kawannya dengan serius “nah,kita cari namanya. Umm siapa ya? Ralph emerson kan namanya?” tanya mille dan mulai menemukan datanya. Muncul satu persatu data dari situs kesiswaan yang seharusnya hanya bisa dilihat oleh bagian kesiswaan “hei,mille ini luar biasa. Kok kamu bisa sish menemukan datanya. Kemarin aku mencari data ini disitus kesiswaan tidak kutemukan” ucap agata dengan memperhatikan kawannya “hehe... itu karena kau bukan hacker,ta” ucap mille dengan membetulkan kacamatanya. “hah?! Ja-jadi kau meng-hack situs sekolah kita?!” pekik agata terkejut “sssttt...! diam ! kamu mau tau gak?” tanya mille dengan memicingkan matanya serius, agata sudah terpojok dan menyetujui saja. Semoga pihak sekolah tidak mengetahuinya,pikir agata cemas dengan melihat satu persatu data diri yang muncul. “jadi,kamu suka kak emerson?” tanya mille spontan “hah?! itu... aku....i-iya,sa-salah ya?” tanya agata balik. “hm? Gak juga” jawab mille menggantung “apa maksudmu,mille?” tanya agata penasaran dan dibalas dengan senyum terkulum kawannya. “lihat ini. Sebaiknya kau melupakan perasaan itu mulai sekarang” ucap mille semakin membingungkan agata. “ke-kenapa? Apa dia sudah punya pacar?” tanya agata mengukuhkan hati. “tidak,bukan itu maksudku” jawab mille dengan meretas lagi menemukan data yang mereka cari. “nah lihat ini sekali lagi” ucap mille dan melenggang meninggalkan agata yang termangu didepan komputer perpustakaan. “WHAATTT?!!!! Hei mille! Kau benar tidak memasukkan namanya?” tanya agata terkejut “hm? Lihat fotonya juga” jawab mille santai. Agata melihat sekali lagi semua data itu dan merapalkannya “nama : Ralph emerson,lahir : 8 juli 1998,jenis kelamin : PE-REM-PU-AN......” dari kalimat itu ia berhenti merapalkannya dan menarik kursor ketampilan data yang paling bawah dan menemukan fotonya. Kakinya langsung lesu “ternyata memang dia. Huweee.....! “tangis agata pecah “hoi! Hoi! Jangan teriak dong! Malu-maluin tau!” ucap mille terlihat panik dan langsung mematikan komputer tadi. “jadi,udah tau kan kenapa kamu musti mbuang semua rasa suka kamu. Gak mungkin kan kamu jadi pacar dari cewek lain” ucap mille setelah agata cukup tenang “ta-ta-tapi aku... aku suka dia huwe....”tangis agata pecah lagi “haduh... susah deh ngomong sama kamu.intinya gak mungkin rasa sukamu itu terbalas kau tau!” ucap mille dengan sikap cuek menangapi kelakuan manja kawannya. Sebenarnya bukan rasa kecewa karena orang yang ia suka ternyata seorang cwek juga tapi karena ia merasa malu yang teramat sangat telah bertanya kepada hampir separuh kelas disekolahnya untuk mencari tau orang yang is suka ternyata ia bukan lelaki seperti yang ia bayangkan selama ini.
Sungguh kejadian yang membuat ia merasa malu setengah mati karena suatu kesalah pahaman mengetahui gender seseorang. “aku sangat malu.... rasanya tidak mau menampakan mukaku lagi” ucap agata bergetar meratapi nasibnya menyukai orang yang pada kenyataannya mereka tidak seharusnya bersama. Dan suatu kebodohan bagi agata untuk tidak bisa membedakan mana lelaki dan mana perempuan “sangat memalukan.... haaaahhh...” keluhnya dan merebahkan kepala kemeja kelas. “hoi! Agata ! ini ada seseorang ingin menemuimu” teriak mille kawan sebangkunya “hm? Siapa?” tanya agata balik,malas. Muncullah sesosok berjaket  dan bertopi memasuki kelasnya semua orang terkejut karenanya,agata melihat dari ujung kaki sosok itu. Ia mengenakan rok pendek sama seperti dirinya tetapi dengan tiga garis yang menandakan dia setingkat di ata agata alias kakak kelas. Ia menatap sosok itu lekat tepat dikedua matanya,mata mereka beradu dan sedetik kemudian agata langsung tersentak. “uwah....!!!! kak Ralph emerson! “ pekiknya terkejut. “hai” sapa gadis semampai  dengan tersenyum manis “ha-hai..” jawab agata gugup dan mencari sosok mille. Mata coklat agata mencari dan terus mencari sosok berkuncir dua itu, ia menemukan sosok itu sedang terkikik dipojok kelas. “MILLE! KAU MAU MATI ,HAH?!” teriak agata mengejar kawannya yang berlari menjauh,mereka berkejar-kejaran meninggalkan tanda tanya besar diwajah tiap orang dikelas mereka terutama tamu yang tadi diundang mille dan sekarang justru ditinggalkan. “jadi,kakak yang dicari-cari oleh agata ya?” tanya seseorang dari kelas agata “hm? Entahlah. Aku juga tidak tahu,yah kalau begitu aku titip salam untuk mereka berdua ketika mereka kembali kekelas ya. Sampai jumpa” ucap emerson dengan tersenyum. Membuat semua mata para gadis dikelas menjadi berbinar-binar “kak emerson  keren deh” ucap mereka serentak dan membuat emerson hanya bisa mengulum senyum seraya pergi meninggalkan kelas. Hal seperti itu justru membuat para gadis itu berteriak histeris dan tatapan benci terpancar dari kelompok barikade laki-laki yang berada dipojok ruang kelas. Jadi,tak herankan kenapa agata bisa sampai terpesona dengan kakak kelas yang mempesona tiap mata dikelas agata kan?.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »