kali ini mirru akan memberikan cerpen yang bergenre berbeda dari yang tadi mirru pos kan. jadi silahkan nikmati ya. maap mirru gak sempet ngasih sedeikit cuplikan ceritanya tp intinya ini tentang kesalahan menebak gender. jadi,apa kalain sudah menebaknya ? kalau begitu mari lihat saja ya isinya.
silahkan dibaca ,dan selamat menikmati. komentar kalian selalu mirru tunggu sebagai bahan referensi mirru untuk topik cerepen maupun cerebung. dan maafkan mirru jika byk kesalahan ketik. tlong dimaklumi ya . ok cekidot ,ini dia cerepennya...
Essensieel
[wujud yang sebenarnya]
Disclaimer by : milda
Rated : 13+
Genre: school life,
Slice of life.
Warning : typo,yuri.
Sungguh suatu
kesalahan yang membuat ia bisa mati rasa selama berbulan-bulan. Ia ingin
rasanya bunuh diri karena terlalu malu. Ia gadis yang energik dan biasa
dipanggil dengan sebutan agata oleh kawan-kawannya. Disuatu pagi ia berangkat
terburu-buru karena jam masuk sekolahnya sangat ketat,ia berlari tanpa
memperdulikan keadaan disekitarnya. Gadis bersurai coklat ini berlari tunggang
langgang menuju pintu gerbang yang hampir tertutup. Ia memperkirakan akan
sampai tepat pada waktunya tetapi kenyataannya berbeda,ia terlambat. Tepat
ketika akan memasuki gerbang sekolah,terali besi itu tertutup. Pupus sudah
harapan agata,tetapi bukan agata namanya apabila ia tidak menemukan sebuah ide
untuk memasuki jam kelas kesukaannya. Ia menyelinap kepintu samping sekolah dan
hap! Ia melompati dinding yang tingginya hampir dua kali lipat dari ukuran tubuhnya.
“sedang apa kamu?!” teriak salah seorang dari arah bawah tepat ketika gadis
nakal ini akan melompat turun dari dinding. Kontan ia terkejut dan menengok
kearah sumber suara yang pada awalnya ia sangat ketakutan menebak dari mana
asal suara parau itu,ia menengok dengan perlahan dan cepat-cepat menutupi
bagian pahanya dengan rok pendek yang ia kenakan. “cih! Apa kau lihat-lihat?
Dasar mesum” umpat agata seraya melompat turun. Keberaniannya muncul karena
ternyata yang menegurnya hanyalah siswa yang mengenakan kaus olah raga. Memang
dinding tempat ia melompat dekat dengan kamar ganti tetapi ia tidak akan
mengira akan bertemu dengan seseorang. Ia berjalan meninggalkan orang yang
termangu mendengar tuduhan dari seseorang yang seharusnya merasa bersalah
karena telah menyelinap masuk setelah melewati jam masuk sekolah. Dalam hati
agata berdebar mengingat siapa tasi yang menegurnya “hehe dia cakep juga “
ucapnya dan segera memasuki kelas jam pelajaran ke tiga,jadi ia membolos jam
pertama dan kedua.
Keesokan paginya ia
sudah berniat untuk bangun kesiangan padahal orang tuanya selalu mengomel ini
itu kalau agata tidak melakukan apa yang mereka kehendaki. Biasanya agata hany
amenjawab sepintas dan melanjutkan aktivitas paginya. Yap! Apalagi kalau bukan
bangun kesiangan, tapi pagi ini ibunya sudah berada pada periode puncak
kemarahan karena kemarin pihak sekolah melaporkan agata sudah bolos beberapa
kali dalam jam pelajaran. Belum lagi ketika daftar nilai telah diumumkan ibunya
tambah marah kepada agata, “agata! Sudah siang! Bangun! Bangun! Jangan buat ibu
mendobrak pintumu! Biaya perbaikan mahal ! cepat keluar dan buang sampah itu
yang sudah menumpuk! “ jeritan ibunya seakan berubah menjadi suara kokok ayam
dipagi hari bagi agata. “iya bu...” jawab agata malas dan beranjak dari kasur.
Ia masih setengah tersadar berjalan dengan lemas membawa sekarung sampah
ditangan kirinya,ia membuka gerbang perlahan dengan menengok kanan kiri siapa
tahu ada kendaraan yang lewat karena letak rumah agata memang berada tepat
disamping jalan komplek. Matanya terbelalak melihat siapa yang mengendarai
sepeda motor diujung jalan sana, ya siapa lagi kalau bukan kakak yang kemarin
ia temui mengenakan baju olahraga. Jantungnya rasanya akan melompat karena
bahagia melihatnya, “tapi kenapa ia lewat sini?” gumam agata sejenak dan
sedetik kemudian akal jahil melintas dikepalanya “hehe... “ tawanya dengan
menyeringai nakal. Ia memperlambat jalannya agar timing mereka pas dan hup!
“eits !” agata memekik kecil,Ia dengan cepat menyingkirkan badannya setelah
melihat sepeda motor itu melintas tepat disebalahnya seakan-akan ia akan
terserempet karenanya kakak itu pasti akan berhenti lalu meminta maaf padanya.
Akal-akalan agata kerena terlalu banyak melihat film romantis yang pasti trik
ini akan menjatuhkan hati si pria idaman. Sedetik kemudian ia menengok dan
tidak tampak tanda-tanda kakak kelasnya itu berhenti apalagi meliriknya.
“hah?!” agata terkejut setengah hidup karena trik itu tidak mempan sama sekali.
Ketika ia berangkat
sekolah ia sudah akan mencari tau siapa orang yang telah memikat hatinya itu.
Ia bertanya pada beberapa anak dikelasnya tetapi tidak ada yang mengetahui
siapa sosok yang sedang agata bicarakan. Sampai berhari-hari agata seperti
arwah gentayangan yang sedang mencari tumbal,ia terus saja mencari tahu semua
yang berhibungan dengan kakak kelas itu. Dan usahanya membuahkan hasil ia
mengetahui namanya dari kawan terdekat yang tidak pernah ia kira akan mengenal
orang yang ia sukai karena kawan dekatnya ini sangat cupu,pikir agata. Ternyata
yang sangat cupu justru tahu lebih banyak dari yang lain,agata ingin mengetahui
lebih banyak mengenai kakak kelas yang sukai ini. Permintaannya justru dibalas
dengan senyum seringai kawannya ini. Mereka berdua pergi keperpustakaan dan
berusaha meminjam komputer disana. “ hei,mille. Katanya mau mencari data diri
dari kakak kelas yang kusukai. Kenapa disini? Emangnya ada data siswa disini?”
tanya agata bingung “dari sini kita akan menemukannya”jawab mille tanpa
terhenti memainkan mouse dengan terampil,klik ini klik itu klik anu dan
seterusnya. Agata hanya menonton dari belakang atraksi yang disajikan kawannya
dengan serius “nah,kita cari namanya. Umm siapa ya? Ralph emerson kan namanya?”
tanya mille dan mulai menemukan datanya. Muncul satu persatu data dari situs
kesiswaan yang seharusnya hanya bisa dilihat oleh bagian kesiswaan “hei,mille
ini luar biasa. Kok kamu bisa sish menemukan datanya. Kemarin aku mencari data
ini disitus kesiswaan tidak kutemukan” ucap agata dengan memperhatikan kawannya
“hehe... itu karena kau bukan hacker,ta” ucap mille dengan membetulkan
kacamatanya. “hah?! Ja-jadi kau meng-hack situs sekolah kita?!” pekik agata
terkejut “sssttt...! diam ! kamu mau tau gak?” tanya mille dengan memicingkan
matanya serius, agata sudah terpojok dan menyetujui saja. Semoga pihak sekolah
tidak mengetahuinya,pikir agata cemas dengan melihat satu persatu data diri
yang muncul. “jadi,kamu suka kak emerson?” tanya mille spontan “hah?! itu...
aku....i-iya,sa-salah ya?” tanya agata balik. “hm? Gak juga” jawab mille
menggantung “apa maksudmu,mille?” tanya agata penasaran dan dibalas dengan
senyum terkulum kawannya. “lihat ini. Sebaiknya kau melupakan perasaan itu
mulai sekarang” ucap mille semakin membingungkan agata. “ke-kenapa? Apa dia
sudah punya pacar?” tanya agata mengukuhkan hati. “tidak,bukan itu maksudku”
jawab mille dengan meretas lagi menemukan data yang mereka cari. “nah lihat ini
sekali lagi” ucap mille dan melenggang meninggalkan agata yang termangu didepan
komputer perpustakaan. “WHAATTT?!!!! Hei mille! Kau benar tidak memasukkan
namanya?” tanya agata terkejut “hm? Lihat fotonya juga” jawab mille santai.
Agata melihat sekali lagi semua data itu dan merapalkannya “nama : Ralph
emerson,lahir : 8 juli 1998,jenis kelamin : PE-REM-PU-AN......” dari kalimat itu
ia berhenti merapalkannya dan menarik kursor ketampilan data yang paling bawah
dan menemukan fotonya. Kakinya langsung lesu “ternyata memang dia. Huweee.....!
“tangis agata pecah “hoi! Hoi! Jangan teriak dong! Malu-maluin tau!” ucap mille
terlihat panik dan langsung mematikan komputer tadi. “jadi,udah tau kan kenapa
kamu musti mbuang semua rasa suka kamu. Gak mungkin kan kamu jadi pacar dari
cewek lain” ucap mille setelah agata cukup tenang “ta-ta-tapi aku... aku suka
dia huwe....”tangis agata pecah lagi “haduh... susah deh ngomong sama
kamu.intinya gak mungkin rasa sukamu itu terbalas kau tau!” ucap mille dengan
sikap cuek menangapi kelakuan manja kawannya. Sebenarnya bukan rasa kecewa
karena orang yang ia suka ternyata seorang cwek juga tapi karena ia merasa malu
yang teramat sangat telah bertanya kepada hampir separuh kelas disekolahnya
untuk mencari tau orang yang is suka ternyata ia bukan lelaki seperti yang ia
bayangkan selama ini.
Sungguh kejadian yang membuat ia merasa malu
setengah mati karena suatu kesalah pahaman mengetahui gender seseorang. “aku
sangat malu.... rasanya tidak mau menampakan mukaku lagi” ucap agata bergetar
meratapi nasibnya menyukai orang yang pada kenyataannya mereka tidak seharusnya
bersama. Dan suatu kebodohan bagi agata untuk tidak bisa membedakan mana lelaki
dan mana perempuan “sangat memalukan.... haaaahhh...” keluhnya dan merebahkan
kepala kemeja kelas. “hoi! Agata ! ini ada seseorang ingin menemuimu” teriak
mille kawan sebangkunya “hm? Siapa?” tanya agata balik,malas. Muncullah sesosok
berjaket dan bertopi memasuki kelasnya
semua orang terkejut karenanya,agata melihat dari ujung kaki sosok itu. Ia
mengenakan rok pendek sama seperti dirinya tetapi dengan tiga garis yang
menandakan dia setingkat di ata agata alias kakak kelas. Ia menatap sosok itu
lekat tepat dikedua matanya,mata mereka beradu dan sedetik kemudian agata
langsung tersentak. “uwah....!!!! kak Ralph emerson! “ pekiknya terkejut. “hai”
sapa gadis semampai dengan tersenyum manis
“ha-hai..” jawab agata gugup dan mencari sosok mille. Mata coklat agata mencari
dan terus mencari sosok berkuncir dua itu, ia menemukan sosok itu sedang
terkikik dipojok kelas. “MILLE! KAU MAU MATI ,HAH?!” teriak agata mengejar
kawannya yang berlari menjauh,mereka berkejar-kejaran meninggalkan tanda tanya
besar diwajah tiap orang dikelas mereka terutama tamu yang tadi diundang mille
dan sekarang justru ditinggalkan. “jadi,kakak yang dicari-cari oleh agata ya?”
tanya seseorang dari kelas agata “hm? Entahlah. Aku juga tidak tahu,yah kalau
begitu aku titip salam untuk mereka berdua ketika mereka kembali kekelas ya.
Sampai jumpa” ucap emerson dengan tersenyum. Membuat semua mata para gadis
dikelas menjadi berbinar-binar “kak emerson
keren deh” ucap mereka serentak dan membuat emerson hanya bisa mengulum
senyum seraya pergi meninggalkan kelas. Hal seperti itu justru membuat para
gadis itu berteriak histeris dan tatapan benci terpancar dari kelompok barikade
laki-laki yang berada dipojok ruang kelas. Jadi,tak herankan kenapa agata bisa
sampai terpesona dengan kakak kelas yang mempesona tiap mata dikelas agata
kan?.
EmoticonEmoticon