hope you like it
‘Game’ Kelompok Belajar
Disclaimer
: milda
Rated
: 17+
Genre
: romance,
School
life.
Warning
: typo,gaje,BL.
Game yang
aneh,mungkin itu yang ada dikepala para orang dewasa tetapi lain bagi mereka.
Para remaja ini sangat menyukainya dan bahkan sangat menantikan game seperti
ini,memiliki tutor yang ganteng sekaligus perhatian pada mereka merupakan
idaman bagi tiap kelompok belajar. Mereka merupakan para siswa kelas tiga yang
akan mengikuti ujian,maka dari itu mereka dibagi kelompok belajar oleh sang ketua
kelas dan selanjutnya mereka akan mendapatkan seorang tutor untuk metode
belajar mereka yang paling efektif. Biasanya tutor diambil dari para alumni
angkatan sebelumnya dan selalu tutor yang ganteng merupakan incaran para siswi,
tak terkecuali gadis bernama Arere ini. Gadis ini selalu berharap akan
mendapatkan tutor alumni kesukaannya yaitu kak Far yang merupakan idola
dimasanya. Ia sangat mengagumi lelaki yang satu ini karena sudah ganteng,kaya
juga pandai beladiri,maka sempurnalah apa yang diinginkan olehnya. Bukan hanya
para siswi yang antusias tetapi para siswa juga mengharapkan tutor yang cantik
juga perhatian kepada mereka.
Hari pembagian
tutor yang dinantipun tiba,semua ketua dari kelompok belajar maju satu persatu lalu mengambil segulung
kertas kecil berisikan nama tutor mereka. Arere mengambil undian dengan hati
penuh harap,ia berhenti sejenak sebelum membuka gulungan kertas berwarna biru
itu dan menatap kak Far yang tersenyum kepadanya. Hatinya berbunga ketika
mendapati dirinya didukung oleh Kak Far,ia membuka dengan perlahan. Seketika
itu juga dunia yang ia pijak seakan runtuh,ia menyebutkan nama tertulis dengan
nada yang tidak jelas. Semua teman-teman sekelompoknya menunggu dengan
harap-harap cemas,ketika ia menyebutkan siapa nama tutor mereka suasana
langsung berubah suram “ya,sudah ditentukan ! tutor kelompok Arere adalah mba
Shanri. Silahkan dimulai berdiskusi tentang metode belajar kalian menghadapi
ujian” ucap sang ketua kelas mempersilahkan. “mo-mohon bimbingannya kak
shinra..” ucap mereka kompak tanpa menunjukan wajah kecewa,karena mereka tahu
sifat kak shinra yang pemarah. Arere menengok kesekeliling ruangan mencari
sosok idolanya “dia ada dikelompok Arcelo” bisik Shinra “u-uwah... gak gak kok
akau gak nyari kak Far” sanggah Arere disahuti tawa kikik Shinra “siapa yang
bilang si Far,aku cuman bilang ‘dia’ kok” sahut perempuan berambut sepunggung
itu sok imut,membuat Arere naik pitam. Beberapa kali mereka dibimbing oleh
tutor yang tidak mereka senangi sama sekali membuat suasana kumpul belajar
bersama menjadi hambar. “huwa.... aku tidak mau seperti ini terus ! aku mau
pindah kelompok aja,semua kelompok siswi ditutori oleh kakak alumni yang
ganteng-ganteng tapi kenapa Cuma kelompok kita “ gerutu Cinda “iya kau
benar,kenapa kita sial begini sih ! kan kita jadi gak bisa mainin ‘game’ yang
asik itu!” sahut gadis berponi tengah ini merebahkan diri “aku setuju dengan
kalian,padahal kita setuju diadakan belajar kelompok biar bisa main ‘game’ itu”
keluh salah satu dari mereka. “iya... aku pengen merasakan game itu,kalau kita
main gama itu kita bisa lebih semangat belajar” sahut Arere yang baru memasuki
ruangan,mereka semua berseru keluhan satu sama lain mengenai kesialan kelompok mereka
yang mendapatkan tutor seorang perempuan. “oh,jadi kalian ingin bermain ‘game’
itu?” ucap seseorang dengan nada datar membekukan mereka semua “ka-kak
Shinra?!” gagap Cinda tidak percaya “yah... sayangnya aku bukan cowok sih. Jadi
gak bisa memberikan kalian ‘reward’ berupa ciuman ketika kalian bisa menjawab
soal-soal yang kuberikan. Se-per-ti ga-me yang kalian inginkan” sambung Shinra
dengan merebahkan tubuhnya kesofa “bukan-bukan begitu maksud kami kak,hanya
saja..... maafkan kami” jawab Arere menggantung “kalau kalian tidak suka,kenapa
tidak mencari tutor kelompok lain saja yang mau bertukar tempat denganku” ucap
Shinra dengan nada santai. Seakan ada lampu pijar menyala dikepalanya setelah
kepergian kak Shinra “ah iya ! kelompok Arcelo !” teriak Arere dengan
berjingkat bangun “wah... ide bagus ! Arere! Tutor kelompok mereka cowok kan?
Kak Far kan?” tanya cinda dengan penuh antusiasme.
Keesokan
harinya Arere dengan penuh semangat berapi-api menyambnagi tempat kelompok
belajar Arcelo yang akrab dipanggil
celo. Ia pergi bersama dengan Cinda yang sangat ngebet ingin menukar tutor
mereka dan Arere yang berharap bisa mendapatkan ‘reward’ berupa ciuman dari
sang idola. Mereka berdua berjalan dengan penuh keyakinan dan kebahagiaan
“kelompok celo itu cowok-cowok semua pasti bosan ketika harus ditutori oleh
cowok juga,jadi aku rasa mereka pasti mau bertukar tutor dengan kelompok kita”
ucap Arere dengan penuh kenyakinan disahuti oleh Cinda dengan anggukan mantap
“eh,tapi kak Shinra baik juga ya ternyata. Dia mau loh bertukar tempat dengan
siapapun demi kita” ucap cinda dengan menerawang keatas “ehehehe benar juga
katamu,cinda”sahut Arere tersenyum kecut “ya,jelas dia mau.dia juga pengen cuci
mata gak mau ketemu cewek-cewek terus kan”gumam Arere dalam hati. Setelah
menempuh perjalanan yang lumayan jauh merekapun sampai dirumah kontrakan Arcelo
“nah,kita sudah sampai.”ucap Cinda dengan nada bersemangat. Mereka memasuki
halaman depan rumah kontrakan itu,ya wajar karena diusia mereka seharusnya
sudah tidak ikut orang tua lagi dan hidup merentau seperti ini tapi apa mau
dikata Arere merupakan anak tunggal yang tidak diperbolehkan tinggal jauh dari
orang tuanya “aku iri dengan celo yang sudah bisa hidup mandiri seperti
ini”ucap Arere “eh? kamu ngomong apa sih,kita kan cewek wajar dong kalau kita
masih ikut orang tua kita” sahut Cinda seraya mengetuk pintu bercat merah marun
itu. “celo ! celo! Aku Cinda datang dengan Arere mau bicara sebentar tentang
tutor kelompok belajar” ucap Cinda dengan penuh antusias padahal belum ada
sahutan dari sang pemilik rumah. Pintu rumah itu terbuka walau hanya didorong
sedikit,Cinda mulai memasuki ruangan kecil itu “hei,kita gak boleh masuk asal
kerumah orang”ucap Arere menahan gerakan Cinda. “gak apa-apa kok,aku sering
dateng kesini” ucap Cinda dengan melenggang masuk “ayo sini”timpalnya melambai
ke Arere yang masih berada diambang pintu “ah iya”sahut gadis itu ragu dan
melangkah masuk. Mereka menyusuri gang yang pendek menuju ruangan yang lebih
besar “lihat,sepatu mereka ada disini semua. Pasti mereka sedang belajar dengan
serius makanya mereka gak dengar panggilan dari kita tadi” ucap Cinda dengan
penuh keyakinan. Mereka memasuki ruangan yang bercahaya redup nyaris gelap
total, Cinda dengan spontan menyalakan tombol ON untuk lampu dan nampaklah para
penghuni yang tidak sedang belajar sama sekali.
“uwaaaa.....!!!
“teriak kedua gadis ini seketika ketika melihat apa yang terjadi diruangan 3x3
m itu “a-apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Arere tergagap menuding kedua
lelaki diatas meja berukuran kecil sedang bermain ‘game’ itu,sedangkan Cinda sudah jatuh bersimpuh menyandar
kedinding tidak percaya apa yang barusan mereka lihat. “hah... hah... kau pikir
hah..kami sedang melakukan apah .. hah... hah... ?” tanya balik lelaki yang
seharusnya menjadi tutor bagi kelompok Arcelo terengah-engah dengan muka yang
memerah,“ka-kalian ber-ci-um-an?! “ gagap Arere lagi, “memang” jawab Arcelo
yang berada diposisi atas sedangkan tutor mereka berada dibawah kendalinya
“ta-tapi kalian sama-sama..” ucapannya terpotong oleh ucapan Arcelo “memang
kenapa? Aku hanya mengambil ‘reward’ yang dijanjikan disetiap ‘game’ saja kok” ucap
Arcelo dengan santai dan merenggangkan belengguhnya ke tubuh sang tutor agar
bisa bernafas lebih nyaman “dan itu susah didapatkan tahu,lagipula wajahnya
cukup manis kan?” sambungnya dengan menjilat saliva yang menggantung diujung
bibirnya kemudian menyeringai nakal “mau lihat kelanjutannya,Arere? Tapi ini gak gratis lho” ucap Arcelo dengan
mempererat pelukannya ketubuh kecil itu membuat tutornya melengguh karenanya.“uwaaa.....!!!!
“teriak Arere tidak percaya dan menyeret keluar Cinda yang masih mematung
karena terlalu syok. Kedua gadis ini menemukan fakta yang tidak akan pernah
mereka beberkan kepada siapapun,ya apa lagi kalau demi menjaga nama baik sang
idola mereka yaitu kak Far. Merekapun tidak pernah berganti tutor sampai hari
kelulusan mereka,dan mungkin yang tidak mengetahui fakta ini yaitu teman
sekelompok Arere dan Cinda hanya bisa mengeluh karena tidak dapat memainkan
‘game’ yang mereka nantikan.
EmoticonEmoticon