'game' kelompok belajar

18.39
hallloooo lagi dengan mirru dan kali ini mirru akan membagikan cerpen terbaru mirru dengan genre yang mungkin tidak asing dengan untuk para fujo dan fudan tapi tapi tapi jangan salah kali ini genrenya tidak terlalu ekstrim kok heheheeh mari kita mulai membaca cerpen yang terkadang gaje buatan mirru ini fufufufu

hope you like it



‘Game’ Kelompok Belajar
Disclaimer : milda
Rated : 17+
Genre : romance,
School life.
Warning : typo,gaje,BL.
Game yang aneh,mungkin itu yang ada dikepala para orang dewasa tetapi lain bagi mereka. Para remaja ini sangat menyukainya dan bahkan sangat menantikan game seperti ini,memiliki tutor yang ganteng sekaligus perhatian pada mereka merupakan idaman bagi tiap kelompok belajar. Mereka merupakan para siswa kelas tiga yang akan mengikuti ujian,maka dari itu mereka dibagi kelompok belajar oleh sang ketua kelas dan selanjutnya mereka akan mendapatkan seorang tutor untuk metode belajar mereka yang paling efektif. Biasanya tutor diambil dari para alumni angkatan sebelumnya dan selalu tutor yang ganteng merupakan incaran para siswi, tak terkecuali gadis bernama Arere ini. Gadis ini selalu berharap akan mendapatkan tutor alumni kesukaannya yaitu kak Far yang merupakan idola dimasanya. Ia sangat mengagumi lelaki yang satu ini karena sudah ganteng,kaya juga pandai beladiri,maka sempurnalah apa yang diinginkan olehnya. Bukan hanya para siswi yang antusias tetapi para siswa juga mengharapkan tutor yang cantik juga perhatian kepada mereka.
Hari pembagian tutor yang dinantipun tiba,semua ketua dari kelompok belajar  maju satu persatu lalu mengambil segulung kertas kecil berisikan nama tutor mereka. Arere mengambil undian dengan hati penuh harap,ia berhenti sejenak sebelum membuka gulungan kertas berwarna biru itu dan menatap kak Far yang tersenyum kepadanya. Hatinya berbunga ketika mendapati dirinya didukung oleh Kak Far,ia membuka dengan perlahan. Seketika itu juga dunia yang ia pijak seakan runtuh,ia menyebutkan nama tertulis dengan nada yang tidak jelas. Semua teman-teman sekelompoknya menunggu dengan harap-harap cemas,ketika ia menyebutkan siapa nama tutor mereka suasana langsung berubah suram “ya,sudah ditentukan ! tutor kelompok Arere adalah mba Shanri. Silahkan dimulai berdiskusi tentang metode belajar kalian menghadapi ujian” ucap sang ketua kelas mempersilahkan. “mo-mohon bimbingannya kak shinra..” ucap mereka kompak tanpa menunjukan wajah kecewa,karena mereka tahu sifat kak shinra yang pemarah. Arere menengok kesekeliling ruangan mencari sosok idolanya “dia ada dikelompok Arcelo” bisik Shinra “u-uwah... gak gak kok akau gak nyari kak Far” sanggah Arere disahuti tawa kikik Shinra “siapa yang bilang si Far,aku cuman bilang ‘dia’ kok” sahut perempuan berambut sepunggung itu sok imut,membuat Arere naik pitam. Beberapa kali mereka dibimbing oleh tutor yang tidak mereka senangi sama sekali membuat suasana kumpul belajar bersama menjadi hambar. “huwa.... aku tidak mau seperti ini terus ! aku mau pindah kelompok aja,semua kelompok siswi ditutori oleh kakak alumni yang ganteng-ganteng tapi kenapa Cuma kelompok kita “ gerutu Cinda “iya kau benar,kenapa kita sial begini sih ! kan kita jadi gak bisa mainin ‘game’ yang asik itu!” sahut gadis berponi tengah ini merebahkan diri “aku setuju dengan kalian,padahal kita setuju diadakan belajar kelompok biar bisa main ‘game’ itu” keluh salah satu dari mereka. “iya... aku pengen merasakan game itu,kalau kita main gama itu kita bisa lebih semangat belajar” sahut Arere yang baru memasuki ruangan,mereka semua berseru keluhan satu sama lain mengenai kesialan kelompok mereka yang mendapatkan tutor seorang perempuan. “oh,jadi kalian ingin bermain ‘game’ itu?” ucap seseorang dengan nada datar membekukan mereka semua “ka-kak Shinra?!” gagap Cinda tidak percaya “yah... sayangnya aku bukan cowok sih. Jadi gak bisa memberikan kalian ‘reward’ berupa ciuman ketika kalian bisa menjawab soal-soal yang kuberikan. Se-per-ti ga-me yang kalian inginkan” sambung Shinra dengan merebahkan tubuhnya kesofa “bukan-bukan begitu maksud kami kak,hanya saja..... maafkan kami” jawab Arere menggantung “kalau kalian tidak suka,kenapa tidak mencari tutor kelompok lain saja yang mau bertukar tempat denganku” ucap Shinra dengan nada santai. Seakan ada lampu pijar menyala dikepalanya setelah kepergian kak Shinra “ah iya ! kelompok Arcelo !” teriak Arere dengan berjingkat bangun “wah... ide bagus ! Arere! Tutor kelompok mereka cowok kan? Kak Far kan?” tanya cinda dengan penuh antusiasme.
Keesokan harinya Arere dengan penuh semangat berapi-api menyambnagi tempat kelompok belajar  Arcelo yang akrab dipanggil celo. Ia pergi bersama dengan Cinda yang sangat ngebet ingin menukar tutor mereka dan Arere yang berharap bisa mendapatkan ‘reward’ berupa ciuman dari sang idola. Mereka berdua berjalan dengan penuh keyakinan dan kebahagiaan “kelompok celo itu cowok-cowok semua pasti bosan ketika harus ditutori oleh cowok juga,jadi aku rasa mereka pasti mau bertukar tutor dengan kelompok kita” ucap Arere dengan penuh kenyakinan disahuti oleh Cinda dengan anggukan mantap “eh,tapi kak Shinra baik juga ya ternyata. Dia mau loh bertukar tempat dengan siapapun demi kita” ucap cinda dengan menerawang keatas “ehehehe benar juga katamu,cinda”sahut Arere tersenyum kecut “ya,jelas dia mau.dia juga pengen cuci mata gak mau ketemu cewek-cewek terus kan”gumam Arere dalam hati. Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh merekapun sampai dirumah kontrakan Arcelo “nah,kita sudah sampai.”ucap Cinda dengan nada bersemangat. Mereka memasuki halaman depan rumah kontrakan itu,ya wajar karena diusia mereka seharusnya sudah tidak ikut orang tua lagi dan hidup merentau seperti ini tapi apa mau dikata Arere merupakan anak tunggal yang tidak diperbolehkan tinggal jauh dari orang tuanya “aku iri dengan celo yang sudah bisa hidup mandiri seperti ini”ucap Arere “eh? kamu ngomong apa sih,kita kan cewek wajar dong kalau kita masih ikut orang tua kita” sahut Cinda seraya mengetuk pintu bercat merah marun itu. “celo ! celo! Aku Cinda datang dengan Arere mau bicara sebentar tentang tutor kelompok belajar” ucap Cinda dengan penuh antusias padahal belum ada sahutan dari sang pemilik rumah. Pintu rumah itu terbuka walau hanya didorong sedikit,Cinda mulai memasuki ruangan kecil itu “hei,kita gak boleh masuk asal kerumah orang”ucap Arere menahan gerakan Cinda. “gak apa-apa kok,aku sering dateng kesini” ucap Cinda dengan melenggang masuk “ayo sini”timpalnya melambai ke Arere yang masih berada diambang pintu “ah iya”sahut gadis itu ragu dan melangkah masuk. Mereka menyusuri gang yang pendek menuju ruangan yang lebih besar “lihat,sepatu mereka ada disini semua. Pasti mereka sedang belajar dengan serius makanya mereka gak dengar panggilan dari kita tadi” ucap Cinda dengan penuh keyakinan. Mereka memasuki ruangan yang bercahaya redup nyaris gelap total, Cinda dengan spontan menyalakan tombol ON untuk lampu dan nampaklah para penghuni yang tidak sedang belajar sama sekali.
“uwaaaa.....!!! “teriak kedua gadis ini seketika ketika melihat apa yang terjadi diruangan 3x3 m itu “a-apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Arere tergagap menuding kedua lelaki diatas meja berukuran kecil sedang bermain ‘game’ itu,sedangkan  Cinda sudah jatuh bersimpuh menyandar kedinding tidak percaya apa yang barusan mereka lihat. “hah... hah... kau pikir hah..kami sedang melakukan apah .. hah... hah... ?” tanya balik lelaki yang seharusnya menjadi tutor bagi kelompok Arcelo terengah-engah dengan muka yang memerah,“ka-kalian ber-ci-um-an?! “ gagap Arere lagi, “memang” jawab Arcelo yang berada diposisi atas sedangkan tutor mereka berada dibawah kendalinya “ta-tapi kalian sama-sama..” ucapannya terpotong oleh ucapan Arcelo “memang kenapa? Aku hanya mengambil ‘reward’ yang dijanjikan disetiap ‘game’ saja kok” ucap Arcelo dengan santai dan merenggangkan belengguhnya ke tubuh sang tutor agar bisa bernafas lebih nyaman “dan itu susah didapatkan tahu,lagipula wajahnya cukup manis kan?” sambungnya dengan menjilat saliva yang menggantung diujung bibirnya kemudian menyeringai nakal “mau lihat kelanjutannya,Arere?  Tapi ini gak gratis lho” ucap Arcelo dengan mempererat pelukannya ketubuh kecil itu membuat tutornya melengguh karenanya.“uwaaa.....!!!! “teriak Arere tidak percaya dan menyeret keluar Cinda yang masih mematung karena terlalu syok. Kedua gadis ini menemukan fakta yang tidak akan pernah mereka beberkan kepada siapapun,ya apa lagi kalau demi menjaga nama baik sang idola mereka yaitu kak Far. Merekapun tidak pernah berganti tutor sampai hari kelulusan mereka,dan mungkin yang tidak mengetahui fakta ini yaitu teman sekelompok Arere dan Cinda hanya bisa mengeluh karena tidak dapat memainkan ‘game’ yang mereka nantikan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »