just enjot it ! please ok
My little world
Disclaminer by : milda
Gerne : school life
Rated : 13+
Warning : gaje,typo
Menjadi seseorang yang
berbeda bukanlah hal yang memalukan begitu sanggahnya tiap kali menanggapi
ocehan pedas sang kakak mengenai hobinya yang satu ini. Ia memiliki banyak hobi
dalam hidupnya,mungkin ini dikarenakan ia tergolong orang yang cepat bosan akan
suatu hal jadi ia bisa memiliki banyak hobi untuk menyelingi tiap waktunya.
Kali ini ia memiliki banyak waktu untuk segala hobinya tetapi kali ini ia lebih
meluangkan kegemarannya akan hal animasi jepang yang biasa disebut dengan
sebutan anime. Bukankah menyukai
suatu hal itu tidak disalahkan atau
dibenarkan juga tetapi ini menjadi hal yang menjadi masalah baginya karena sang
kakak menolak untuk menerima kondisi adiknya yang terlalu tergila-gila akan anime,kebiasaan ini berawal ketika ia
mulai merasa bosan dan hampa akan kebiasaannya yang hanya diselingi dengan
acara sekolah dan rumah. Ia menginginkan dirinya lebih bisa menemukan dunianya
sendiri melalui apapun caranya ia ingin menemukannya.
Sampai
suatu ketika ia bertemu dengan hal-hal yang menurutnya membosankan sekaligus
menjengkelkan “apa-apa an bentuk animasi itu sungguh menjengkelkan untuk
dilihat, bukankah aneh ada animasi dengan mata sebesar itu ? itu sangat tidak
nyata ,iya kan ?! Apalagi animasi action
ini sungguh membingungkan ! apa itu jurus-jurus ! gak masuk akal ! bener-bener
gak logis ,iya kan ?! ah ! coba lihat ini mereka memiliki kekuatan angin api
dan tanah,apa ada hal seperti itu didunia ini ? kan gak ada kan ?! well,apalagi
penggambarannya bener-bener gak rasional masa hidung sama mulutnya gak keliatan
Cuma matanya aja yang overbig !
bener-bener pembohongan publik animasi yang satu ini,kamu setuju kan?! Ara?! ”
sanggahnya panjang lebar kepada teman satu bangkunya “iya” jawab Ara singkat
dan kembali menfokuskan dirinya ke majalah kesukaannya k-pop. Korean pop memang
sedang buming dikehidupannya tetapi ia hanya sekedar menyukainya dan seperti
merasakan bahwa ia tidak bisa menemukan hal asik didalamnya lebih tepatnya ia
belum menemukan ‘dunia kecil’nya yang
bisa ia nikmati sendiri. “hei, Ara apa bagusnya drama korea yang satu itu?”
tanya ia dengan nada penasaran “ah ! ini ?! drama XXX ini sangat populer
akhir-akhir ini tahu,masa Mimi tidak tahu sih?” tanya balik Ara dengan penuh
antusias menanggapi pertanyaan temannya ini “hei,jangan penggil aku ‘Mimi’
namaku itu ...” ucapannya terpotong “A..MA....RINNNN......”
teriakan panjang namanya tersebut dari bibir salah satu teman masa kecilnya.
Mahluk itu muncul secara tiba-tiba dan menggantung didaun pintu kelasnya “ck,si
putri pemimpi dateng deh” keluh Amarin dengan memegangi jidatnya. Tak lama
kemudian mahluk ini sudah bergelayutan dipundaknya manja “hei,hei lepas. Kau
itu berat tahu” ucap Amarin dengan berusaha melepaskan lilitannya “sadisnya,aku
udah diet. Kamu kayak pacar aku aja yang selalu mengeluh tentang berat badanku”
sungut mahluk ini “well,lupakan tentang itu. Apa kau sudah dengar kabar hot kali ini,Amarin?” sambungnya setelah
merajuk sejenak “apa?” tanya Amarin dengan malas menanggapi ocehan temannya ini
“ya,ya itu loh ada freshman kerennya
minta abis... di kelas sebelah. Eh, Ara aku dengar dia sepupu kamu ya ?” tanya
gadis yang antusias ini kepada sang k-poper
yang asik ketawa ketiwi dengan bacaannya“woi ! aku lagi serius nih.
Dengarin dong Ara” pintanya lagi “a ha ha iya,kenapa ? Haris emang sepupu
aku,tepatnya saudara jauh dari ibu aku” jawab gadis berkuncir kuda ini sejenak
dan melanjutkan bacaannya. “wahh.... he’s
so hottie one, just like my dream prince
“ ucap gadis ini kembali bermimpi “dasar putri pemimpi,mimpi disiang
bolong mana bisa terkabul. Dasar Orika ! cintamu itu lebih sering gak logia tahu.
Emang pacar yang terdahulumu mau dikemanakan ?” celetuk Amarin dengan menonyor
kepala temannya “ boooo..... Aamarin si
logis gak asik deh,cinta emang gak ada yang logis. Cuma cinta Amarin kali yang
pake logika” sorak Orika dan mendekat kearah Ara yang sedang berkutat dengan
dunianya sendiri “hei Ara emang si Haris itu orangnya gimana sih ?” tanya si
pitri pemimpi ini memulai investigasi. “hmmm,kalo dilihat itu seperti apa
ya...? cakep deh. Sayangnya dia itu seorang playboy dan penyuka animasi khas
jepang. Kalo di jepang sih biasa disebut dengan “otaku” kalo aku gak salah
inget sih gitu” jelas Ara dengan membaca
setengah majalahnya kembali.
Singkat cerita Amarin mulai terterik dengan Haris
dan mempelajari sediit demi sedikit mengenai animasi khas jepang ini,ketertarikannya
menjadi semakin menjadi ketika mereka bisa dekat satu sama lain karena sesama otaku. Hari-hari berjalan dengan
menyenangkan dan mereka berbicara karab mengenai berbagai jenis anime tiap harinya,tetapi seperti memang
kebiasaan Amarin yang cepat bosan ia pun berusaha mencari genre lainnya. ketertarikannya karena ulah Haris yang
memberitahukan mengenai ada banyak genre
di dalam anime salah satunya hentai
dan dengan polosnya Amarin mencari tau genre
yang satu ini. Wajahnya memerah setelah mengetahuinya tetapi bukan lelaki
namanya kalau tidak tertarik dengan genre
yang satu ini ,begitu ucapan Haris. Amarinpun memutuskan untuk tidak terlalu
dekat dengan Haris karena banyak rumor yang betebaran diantara mereka
berdua,gadis bersurai sebahu ini tidak mau membenarkan adanya rumor ini sekalipun
pada awalnya ia memang memiliki rasa ketertarikan pada Haris tapi ini hanya
sekedar rasa biasa bukankah ini wajar terjadi pada usia remajanya,ucapnya pada
diri sendiri membenarkan logikanya yang terus berkata. Terus menyelami dunia
yang penuh dengan berbagai rasa ia mulai menyukai berbagai genre tetapi ia terfokus pada satu genre yaitu yaoi. Para
gadis atau dalam sebutan jepang shojo
yang menyukai genre anime yaoi biasa disebut dengan fujoshi sedangkan untuk lelaki atau shonen biasa disebut dengan fudanshi. Memang susah menemukan orang
yang memiliki hobi sama seperti dirinya tetapi berkat kecanggihan teknologi ini
bukan hal yang tidak mungkin baginya untuk bertemu dengan sesama penyuka anime
bergenre yang sama ataupun yang berlainan genre
intinya sesama penyuka anime.
“woi ! bengong lagi kamu Amarin” ucap salah
seorang kawannya ,”hah? enggak kok aku gak bengong beneran deh,cuman lagi
kepikiran aja sama ciel phantomhive dari komiknya yana tobosho-sama. Hehehe... dia cakep banget
deh,ah... fon juga keren dari komik ilegenes.andai mereka bisa ada didunia ini.
Ah ! enggak ! andai aku bisa ada didunia mereka, fu fu fu fu” oceh Amarin
dengan memainkan pinsil dijarinya. BLETAK !
tinju tajam melayang ke atas kepalanya “aduh ! sakit tahu” pekiknya
dengan menengok kearah pemukul kepalanya
tetapi amarahnya surut ketika mengetahui siapa yang tadi memukul kepalanya
“mereka tidak akan pernah ada di dunia nyata. Dunia seperti itu juga tidak
logis !” ucap sosok itu dan pergi keluar “tapi berbeda bukanlah hal yang
memalukan kan ?” gumamnya seraya mengelus-elus kepalanya yaang masih terasa
sakit sebelah. “wah.. kakakmu sadis juga. Tapi mirip denganmu kok,suka
memikirkan hal yang logis” ucap Ara dengan tersenyum “what ?! hell no, kami gak mirip sama sekali !”
pekik Amarin dengan nada meninggi “iya iya terserah deh, Amarin si logis ....
hehehehe “ ucap Orika dengan nada mengejek, membuat amarin hanya menengoskan
kepalanya kesal. “udah udah ,ayo belajar lagi. Ok?” pinta Ara menengahi kedua
kawannya ini. Mereka semua memiliki hobi dan kesukaan yang berbeda tetapi
mereka bisa menyatu dengan akurnya. Putri pemimpi dengan kisah cinta
romantisnya bersama sang pangeran idaman,Ara si k-poper yang sangat menggilai
drama korea dan segala hal yang berbau dengan korea dan terakhir Amarin si
logis yang menyukai dunia anime yang
seterusnya menjadi seorang fujoshi.
Amarin sangat menyukai ‘dunia kecil’nya ini dan tidak ingin ia melewatkan
sedetikpun keluar dari dunianya ini tetapi ia juga si logis jadi ia mungkin
bisa menyeimbangkan kehidupan antara ‘dunia kecil’nya dan juga ‘dunia besar’nya.
Yah,masa remaja memang masa yang menyenangkan dan biarkan kami menikmati masa
ini bersama ‘dunia kecil’ kami,pikir Amarin dengan merebahkan dirinya. “woi !!!
Amarin !! jangan molor dong ! kita
masih ada tugas kelompok yang belum selesai nih !” teriak Ara dan Orika bersamaan
menanggapi sikap Amarin.
EmoticonEmoticon