Corolatura (kecakapan bernyanyi)

20.42
siang semua
karena sudah lama tidak hadir didunia ini hehehehehe....
sudah pergi dari dunia nyata sejak lama,akhirnya saya kembali lagi didunia nyata yang kejam ini. hihihi mirru alay bgt deh, ah abaikan. karena sudah lama tidak menerbitkan cerpen kali ini mirru ingin membagikan cerpen mirru yang sudah lama terbuat tapi tdak kunjung diterbitkan karena mirru lagi banyak tugas hehehhe.... ok, hope you like it





Corolatura (kecakapan bernyanyi)
Disclaimer by: me
Genre: romance

          Angin bertiup dengan lembut membelai ubun-ubun kepalanya, hamparan bunga liar yang bersanding dengan rumput bergoyang menemani dirinya disini. Suasana yang masih lembab karena gas embun yang masih menggantung di angkasa membuat tubuhny asedikit merasa kedinginan.  Tetapi hanya saat sepi seperti ini ia merasakan seluruh dunia sudah berada digenggamnnya, semua keinginannya akan terkabul dalam didunia kecil ini. ia dulu selalu menginginkan berada disini sepanjang hari, hanya tempat ini yang membuatnya dapat bebas untu bersenandung tanpa ada yang mengganggu. Tatapan mata coklat itu mengarah hanya kesebuah bunga kecil berwarna merah muda yang senantiasa berayun-ayun mengikuti gerakan tarian sang angin yang tidak kunjung terhenti. Sekalipun matahari sudah mulai terbangun kehidupan tetap saja terbuai dalam mimpi manis,masih banyak mahluk yang tetap menggeliat di tempat peristirahatan masing-masing. Siulan merdu mulai berdentang digendang telinganya tetapi ia tidak menghiraukannya, ia hanya menginginkan menikmati waktunya selagi masih sempat. “hei,kau sudah sampai ? pagi benar” sapa seseorang dari arah kanan berjalan dengan tenang ,kehadiran mahluk inilah yang selalu ia tunggu dipagi hari.
          “selamat pagi ,kakak” sapa gadis muda ini dengan riang, matanya berbinar terang layaknya matahari pagi hari ini. “Cosmos hari ini pagi sekali, sudah siap bersekolah ?” tanya orang bertubuh jangkung itu “yup,benar. Tapi kali ini ,aku ingin bertemu dengan Amar makanya aku berangkat lebih pagi” jawab gadis berseragam smp ini dengan tersenyum lebar sampai matanya tertutup rapat. “hai !! Amar bagaimana kabar mu hari ini ? baik selalu kan ? hari ini Amar pasti bahagia karena sebelum latihan sudah bertemu dengan ku ,boleh aku menemanimu kali ini?“ ucapnya seraya memunggungi orang yang tadi ia panggil kakak. “dia pasti senang sekali ada gadis cantik yang menyapanya dipagi hari” sahut pria dibelakangnya dengan mengelus kuda kesayangnnya yang diberi nama Amar oleh teman masa kecilnya ini. seperti biasa gadis ini selalu menemaninya ia melatih kuda pacuan miliknya,bahkan sekali Amar mengalami luka parah ketika berlaga dipacuan sanggunp membuat gadis yang biasa dipanggil Cosmos ini menangis dengan tersebu-sedu. Kuda itu selalu membuka dan menutup matanya seakan menikmati ketika gadis muda ini membelai kepalanya dengan lembut, situasi seperti ini selalu membuat ia teringat akan kelakukan kuda kesayangannaya yang satu ini.  saat itu mereka sedang bertanding untuk memenangkan sebuah uang imbalan yang cukup besar, namun  ketiak gadia kecil ini mengetahui tujuan mengapa ia membawa Amar untuk berlaga dipacuan gadis ini menolak untuk menghadari perlombaan mereka. karena tidak ada Cosmos dibangku penonton yangselalu bersenandung merdu untuknya seperti biasanya. ini membuat Amar mengamuk ditengah laga, Amar mengamuk sejadi-jadinya seakan ada mahluk halus yang telah merasukinya. Merekapun berakhir dengan luka parah hampir disekujur tubuh mereka. ketika mengetahui kondisi mereka Cosmos langsung mendatangi mereka. terlihat gadis itu sedang terengah-engah karena lari dari tempat yang jauh bahkan seragam lengkap dengan tas ransel masih melekat ditubuh mungilnya. Ini menandakan ia berlari dari sekolahnya tanpa pulang kerumah terlebih dahulu,namun bukan itu yang membuat ia benar-benar terkenang dari gadis yang satu ini melainkan kejadian setelah mereka berhadapan. Gadis muda ini malah memarahi dia sekonyong-konyong namun tetap saja air mata menggenangi pipi tembemnya yang memerah karena amrah yang meluap-luap, ketika diberitahu mengenai keberadaan Amar ia langsung terdiam dan berlari keluar menuju tempat yang telah diberitahukan dengan meninggalkan seluruh barang bawaannya. Tingkahnya ini membuat seisi ruangan tertawa terbahak-bahak dan mengejek pria yang satu ini kalau gadis muda itu datang bukan untuk menjenguknya melainkan untuk menjenguk kuda miliknya. Itu semua hanya bisa ia tertawakan bersama mereka yang berada dalam ruangan rumah sakit. Sungguh ia menyesal mengenai kejadian saat iru yang menyebabkan Amar tidak bisa lagi bertanding dilaga karena cideranya yang tergolong parah. Ini sudah cukup menjadi pelajaran hidupnya ,ia tidakakan pernahlagi nenandingkan kuda-kudanya dilaga hanya untuk memenangkan uang panas yang menjanjikan.
          “hei,kak. Melamun lagi ? bagaimana kalau hari ini aku diijinkan untuk menaiki Amar”  suara cerewet itu telah membangunkan ia dari alam bawah sadarnya “tentu saja, tapi bukannya kamu ada latihan untuk lomba minggu depan?” tanya balik pria ini. “tapi aku bisa berlatih dengan menaiki Amar, jadi kami bisa berlatih bersama. Bukankah ini mananya menggunakan satu batu untuk membunuh dua burung ?’ cerocos Cosmos dengan penuh keyakinan. Pria ini hanya bisa menghela nafas panjang dan dengan lembut ia menusap puncak kepala gadis muda ini lembut “kau benar, Amar pasti senang mengdengarkan kau bernyanyi” ucapnya seraya mengangkat tubh kecil itu menaiki kuda miliknya. Mereka terlihat seperti sepasang prajurit yang baru saja memasuki medan pertempuran. Hanya dengan membayangkannya saja sangggup membuat ia terkikik geli “apa yang lucu? “ tanya Cosmos berhenti bersenandung menanggapi sikap pria ini “tidak,tidak ada apa-apa” jawabnya dengan kembali menuntun kuda kesayangannya yang terlihat sangat senang dinaiki oleh gadis cantik,membuat senyumnya mengembang kembali. “tuh kah ! kakak ngetawain apa sih ?” cerocos Cosmos kembali dengan nada penuh dengan rasa penasaran. “ corolatura” jawab pria ini dengan tersenyum simpul “ hah ?! bahasa apaan tuh ?” sangkal Cosmos seraya menggembungkan pipinya geram “ corolatura. Nyanyikanlah bagain lagu dengan penuh kecakapan” jawab pria ini berhenti sejenak sebelum melanjutkan kalimatnya “sebagai Cosmos yang bermakna jagad atau angkasa. Maka cobalah menyanyikan lagu dengan penuh kecakapan untuk dunia ini. Amar pasti merasakan hal yang sama” sambungnya beberapa saat kemudian. “ah itu maksudnya. Kalau bergitu aku akan terus berlatih dan berlatih untuk menyanyikan lagu dengan penuh kecakapan demi dunia ini “ sahut gadis muda ini penuh rasa percaya diri. Seakan wamtu berhenti untuk berputar ,atmosfir yang mulai menghangat terkena sinar matahari pagi yang mulai menyingkirkan hawa dingin bersamaan dengan cahaya yang bersinar emas memantul indah dari butir-butir embun yang menempel di ujung kelopak bunga warna merah muda itu.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »