layang-layang tanpa benang (cerpen)

20.17
selamat siang semuanya...... hari ini sangat cerah dinegara saya.. bagaimana dengan cuaca dinegara kalian ? sekarang hari jumat jadi besok ada long week end.. yeee banzai banzai untuk kita semua...
well, ngomong-ngomong kali ini mirru sedang merasa sedih karena sudah lama tidak bertemu dengan kalian ugh, maafkan mirru. ok fine abaikan ocehan gak berguna mirru dan nikmati sajian cerpen terbaru ini mencaritakan mengenai seorang gadis yang sedang mengamati sebuah kegiatan anak-anak yang sedang bermain dan ada sebuah kejadian. hope you like it :-)



Layang-layang tanpa benang
Disclaimer by : me
Genre: psikologi
Warning: typo, gaje.


                Menjalani hari-hari dengan bahagia seperti kebanyakan anak-anak seusianya sungguh menyenangkan. Melakukan semua hal dengan sesuka hati mereka tanpa ada masalah menyelimuti benaknya hanya perasaan bahagia yang akan terpancar dari bola mata mereka yang besar. Pita merah mengikat rambut pendeknya, baju merah muda berpadu dengan rok pendek terlihat manis membalut tubuhnya yang kecil. Berlari, menjerit , berayun,tertawa dan segala hal yang biasa dilakukan merupakan tingkah yang wajar bagi anak-anak. Gadis kecil itu berlarian dengan kawannya dibawah sinar mentari senja yang merona jingga, ada sekitar 10 anak lebih yang sedang asik dengan kegiatan mereka masing-masing. Ada anak yang bermain pasir membuat istana pasir,ada yang berseluncur berulang-ulang tanpa lelah,ada anak yang bermain jangka bersama kawan-kawannya,ada pula yang berlain layang-layang dan pada intinya suasana dipenuhi dengan keriangan ciri khas anak-anak.
          Berada di taman seperti ini sudah seperti menjadi kebiasaan bagi gadis muda yang akrab disapa Ayu ,duduk dan mengamati setiap gerak-gerik anak kecil di sini. Ia merasakan kebahagiaan yang mereka rasakan entah bagaimana tingkah laku anak-anak itu selalu membuat ia tersenyum geli. Menatap awan yang beraraka-arakan saling berkejaran mengingatkan dirinya akan kehidupannya yang selalu berusaha sekuat tenaga untuk mengungguli orang lain yang ada disekitarnya, senyum kecut tergurat dibibirnya yang tipis menyisakan getaran kecil disana. Langit terlihat cantik dengan awan-awan yang menghiasi,bersamaan dengan angin bertiup suara anak-anak yang bermain layang-layang bersorak. Sebuah suara kecil seperti ada yang putus terdengar sayup dan nampaklah ada benda yang telah di terbangkan oleh sang angin, anak-anak yang bermain segera berlari dengan kencangnya mengejar layang-layang putus itu. Entah kenapa angin membawakan  layang-layang putus itu ke arahnya dan tersangkut dipohon tempatnya berteduh,semua mata bulat itu berbinar penuh harap. Syukurlah layang-layang itu tidak tersangkut terlalu tinggi, hanya dengan berjinjit  Ayu dapat menggapainya. Semua mata itu terlihat lebih berbinar lebh terang kali ini diselingi dengan senyum yang mengembang lebar di wajah polos mereka “terima kasih kakak” teriak mereka serempak mengagetkan gadis berambut penjang ini “iya,sama-sama”  sahutnya seraya tersenyum. Kaki-kaki kecil itu meninggal kan jejak kecil di atas debu sore yang tebal, berlari kembali seperti layang-layang tanpa benang menikmati indahnya senja. Berjalan,berlari,tertawa dengan ringannya seperti tersapu oleh angin tanpa wujud terbang tanpa arah hanya mangikuti angin yang membawanya.
Sebuat tarikan kecil dari potongan baju panjang yang ia kenakan membawa kembali ia ke dunia nyata. “kakak,tidak main ? kakak lelah ?” suara nan kecil itu baru saja terucap dari gadis kecil yang sedaritadi ia amati “iya ,kamu juga lelah ?” tanya Ayu balik ke gadis kecil ini yang kemudian termenung bingung , “kamu boleh duduk disebelahku “ tawaran Ayu diterima oleh gadia kecil ini,menjadikan mereka berdua menikmati suasana dengan tenang dibawah pohon. Sejenak mereka terdiam dengan pikiran mereka masing-masing. “kakak kenapa tadi kakak mengambilkan layang-layang yang tersangkut ?” tanya gadis berbaju merah muda ini penuh rasa ingin tahu, “hmmm kenapa ya? Aku juga tidaktau kenapa” jawab Ayu ikut bingung, “seharusnya dibiarkan menyangkut saja” ucap gadis itu membuat Ayu kaget dalam dunia psikologi yang ia tekuni tidak pernah ia menemukan tingkah laku seperti ini “kenapa? Bukankah layang-layang yang tersangkut juga menginginka n ia terbebas dan kembali terbang dengan bebas. Sam aseperti kalian yang menginginkan bermain sepanjang waktu tanpa ada yang menghalangi” jawab Ayu ,” tapi,bukankah layang-layang itu sudah tidak berbenang ,pasti dia akan jatuh juga” sahut gadis kecil ini. “benar juga, tapi layang-layang yang  benangnya terputus ingin bermain dengan angin ? makanya kasihan kalau dia dibiarkan tersangkut didahankan. Dahan itu seperti masalah dalam hidup yang harus diselesaikan agar kita bisa terus berjalan terus” ucap Ayu dengan nada yang terdengar sangat halus ditelinga gadis kecil ini, tapi gadis yang masih berusia kurang dari tujuh tahun ini terlihat kebingungan. Menyadari reaksi ini Ayu berfikir untuk memberikan jawaban yang lebih sederhana “intinya layang-layang yang putus benangnya menginginkan ia bebas bermain dengan sang angin” jelas Ayu dengan lebih sederhana membuat gadis kecil ini tersenyum bahagia. “ohh jadi begitu ya.terima kasih kakak” ucap gadis itu berjingkat pergi dan berlari menuju kerumunan kawan-kawannya. “ah benar kalau begitu kita putuskan saja semua tali yang mengikat layang-layang ,biar mereka bebas bermain dengan sang angin” teriak gadis kecil itu dari kejauhan. Jawaban anak yang lugu itu sungguh membuat ia hanya bisa tersenyum kecil. Kembali menengadahakn kepalanya menghadap langit yang sudah semakin memerah dan menandakan ia harus menyudari obsevasinya kali ini,ia mendapatkan suatu hal yang menarik untuk ia ulas didalam tugas kuliahnya nanti. “anak-anak memang masih sangat polos. Layang-layang tanpa benang yang terbang bebas bagaikan orang berjalan tanpa arah .ah,benar juga aku merupakan salah satu layang-layang tanpa benang itu” gumamnya dalam hati dan melanjutkan perjalannya.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »