Disclimer by: me
Genre: slice of life
Warning: typo,gaje.
Menyusahkan saja gadis yang satu ini, dia terlihat
alim dari luar tetapi sungguh menjengkelkan jika kau bersama dengannya dalam
waktu yang lama. 24 jam sehari saja kau bisa muak atas tingkahnya yang tidak
mau toleransi akan segala hal maunya dia menang sendiri tetapi apa mau dikata
ia tidak bisa kudepak keluar dari kamar ini begitu saja kan?,pikirnya dengan
marah seraya mengetik cerpen ke laptop hitam kesayangannya. “mba Ari manuurutku cerita nabi yang ini sungguh
menyentuh hati,bagaimaan menurutmu ? disini diceritakan dia itu dapat berbicara
dengan binatang .... dan .... bla bla
bla” suara tanpa henti itu terus saja memenuhi satu kamar yang tergolong kecil
itu. Didalam hati Ari sangat marah namun ia tidak akan pernah menunjukan
marahnya begitu saja karena itu merupakan hal yang buruk,ia bisa saja menyesali
hal itu selama berhari-hari. Tetapi ia tahu kalau sikapnya memang diperlukan
dalam beberapa hal sungguh menjengkelkan harus berpura-pura baik seperti ini,ia
ingin menjadi orang baik tetapi didalam hatinya seperti ada kedengkian yang
tertumpuk sedikit demisedikit. Kemarin hari berjalan dengan sangat
menyenangkantetapi hari ini merupakan hari yang sangat ia benci. Banyak orang
menyukai hari libur tetapi bagi dirinya disini hari libur merupakan hari yang mengurung
,membosankan,menjengkelkan,bahkan hampir ia benci. Ia ingin selalu sibuk diluar
rumah ini sehingga ia tidak memerlukan hari untuk beristirahat. Semua orang
sebernarnya sangat baik kepadanya tetapi ia merasa terkadang ia memang orang
yang buruk atau bisa disebut sebagai orang bermuka dua sungguh ia tidak ingin
menjadi seperti ini tetapi apa mau dikata semuanya harus tetap tersembunnyi
dengan rapi. Siapa dia yang sebenarnya tanpa ada orang yang mengetahui jati
dirinya yang sebenarnya. Identitas dirinya adalah segalanya dan hanya dirinya
lah yang dapat memahami dirinya sendiri bukan orang lain. Ini merupakan
filosofi kuno bagi kehidupannya ‘tidak akan ada orang didunia ini yang memahami
diriku selain diriku sendiri’ begitu pikirnya setiap ia ingin mengutarakan
segala keluh kesahnya. Ia bukan tipe orang yang suka di atur, ia juga suka
melakukan segalanya terserah dirinya tetapi ia
akan tetap mematuhi peraturan yang ada meskipun ia pasti akan
melanggarnya suatu saat.
“dan begitulah akhirnya .... kenapa ceritanya bisa berakhir seperti itu ya
mba?” tanya gadis ini kepada Ari dengan nada penuhantusias “mana aku tau kenapa
jadi kayak begitu akhirnya ,emang aku peduli sama ocehan kamu, menjengkelkan
mendengarkan ocehan kamu itu yang selalu memerintah setiap orang yaang ada
dsekitarmu . berhenti memerintahku dan jalani saja kehidupan tanpa tujuanmu
yang menjengkelkan itu. Dasar gadis muda yang menyusahkan orang. Setiap hal
setiap inci dan setiap detail kau pertanyakan sungguh merepotkan ! mati saja
sana ! gak butuh aku ketemu orang seperti kamu ! dasar bodoh ! disuruh sekolah juga gak mau!
Nikah aja sana ! “ pekiknya dalam hati selama eberapa detik ia bergumam dengan
sangat cepat didalam hatinya mengutarakan segala isi kepalanya yang dipenuhi
dengan rasa geram dan amarah yang siap meluap. “iya memang begitu ceritanya,aku
juga gak terlalu inget “ jawab Ari dengan nada tersenyum. Menyembunyikan segala
perasaannya kepada gadis belia yang menjengkelkan ini, masih muda tepi suka
ngatur dan suka menempatkan dirinya dalam derajat yang lebih tinggi dari orang
lain. “terua gini mba Arikalo secita nabi yang satu ini.... bal bla bla....”
ceritanya kembali terulang mengenai hal yang lain. Ari yang sedang mengebut
deadlinenya mengenai ceroen yang harus segera ia terbitkan pun berakhir dengan
ketidak sbarannya.gadis berambut pendek ini melangkah keluar kamar menuju ruang
tamu rumah saudaranya itu,iya dia memangmenumpang hidup dirumah saudara jadi ia
tidak dapat mendepak keluar pembantu rumah tangga saudaranya ini. “ah. Mba Ari
mau kemana?” tanya gadis berambut panjang itu melihat kepergian Ari dengan
membawa serta laptop hitamnya. “aku mau ngerjain tugas di ruang tamu dulu”
ucapnya dengan memeksakan senyum “oh ya” jawab gandis itu dengan memasang
headset ditelinganya . Ari memahami sikapnya ini merupakan sikap orang bermuka
dua tapi apa mau dikata memang dunia ini juga bermuka dua kok,kenapa ia tidak
berusama menyamainya saja bukankan itu adil,begitu pikirnya dengan melangkah
pergi.
EmoticonEmoticon