cahaya hantu

22.48
siang semuanya... tidak terasa sudah satu bulan lamanya mirru tidak menyapa kalian dengan menyebarkan virus cerpen hehe...
ini semua karena tugas mirru yang keterlaluan banyak dan juga akhir daru ujian mirru yang memaksa mirru menahan diri dari menulis cerpen dan bergulat dengan soal-soal ujian yang bikin kepala berputar-putar. oke , fine kita akhiri kata-kata mirru dan lanjutkan membaca cerpen mirru yang terbaru.
nah kali ini mirru akan memberikan cerpen dengan nuansa sedikit berbeda dengan tokoh seorang wanita dewasa, dengan sedikit bumbu mistik didalamnya.
hope you enjoy it




Cahaya hantu 

disclaimer : by me
genre: romance
rated: 15+
 

                “Adakah seseorang yang merasakan apa yang kurasakan? “, selalu mengoceh mengenai hal yang sama setiap kali mereka bertemu di cafe yang cukup luas ini. Dua sosok yang hampir setiap hari mampir ke cafe ini hanya untuk sekedar bercengkrama satu sama lain dan kehidupan seperti itu yang selalu menjadi impiannya sejak kecil, ia sering bermain drama khas anak-anak melagakan sebuah peran di berbagai karakter. Ia berperan menjadi wanita kaya raya yang memiliki seorang suami setia nan tampan, sungguh aneh rasanya sekarang ia memiliki semua yang ia inginkan tetapi ia justru tidak merasakan kebahagiaan. “Ara ! kau melamun lagi?” tegur seseorang yang telah lama berada disebelahnya “ahahaha benarkah?  aku hanya sedang merasa tidak enak badan saja” jawabnya memasang senyuman palsu, “Ara, apa kau lupa untuk melakukan facial minggu ini? wajahmu terlihat sedikit berkerut” ucap sosok disebalahnya ini lagi “ah ?! apa benar?! Aku harus segera facial wajah hari ini, oke sampai nanti lagi ya” ucapnya mengakhiri pertemuan dan bergegas pergi.
Ia berjalan menunduk nemapaki jalanan berwarna kelabu. Rambutnya tergerai dengan indah di punggung tegap itu, terlihat berkilau ketika diterpa sinar matahari sore yang memerah, baju setelan berbrand luar negeri itu sukses membalut tubuhnya nampak elegan, tas  berwarna krem tergantung cantik di jari-jari lentiknya, tak ketinggalan sepatu berhak mengkilap melengkapi penampilan profesional wanita ini. ia sudah menyelesaikan pekerjaan mingguan miliknya sehingga ia bisa mengistirahatkan bahu yang sedari tadi terasa pegal. Ia berhenti seketika ada kilauan memantul ke arah kakinya, ia menegakan wajah manis miliknya mencari dari mana cahaya itu. Kerlip itu terlihat semakin lama semakin jelas berada dihadapannya dan WUSH ! ada angin yang menerbangkan dedauan yang berada di kakinya yang jenjang. Ia menengok ke arah daun itu di terbangkan. Sebuah lorong gelap yang memisahkan bangunan yang satu dengan bangunan yang lain dengan tegas, ditatapnya lekat-lekat seperti ada yang bergerak di sana. Benda itu terlihat berkilau dan bergerak menuju kesuatu tempat, kilauan itu terlihat sangat indah baginya hingga sanggup menuntun kaki miliknya berjalan sendiri. Ia tidak menghendaki berjalan kesana tetapi kaki itu tidak mau menuruti keinginannya, lorong itu gelap sangat gelap hingga hanya titik cahaya itu saja yang terlihat. Cahaya yang sedari tadi bergerak terlihat berhenti pada suatu titik seakan memanggilnya, ia perlahan bergerak mendekat kesana tanpa ada sedikitpun rasa takut akan kegelapan. “datanglah padaku dan aku akan menerangi segala kegelapan yang kau takutkan” seakan ada seseorang  uang berbisik kalimat manis padanya hingga semua rasa takut bertukar menjadi rasa kegembiraan yang selama ini ia cari. Seakan ia terhempas setelah jemari miliknya menyentuh cahaya itu, ia merasakan dirinya melayang seperti daun yang diterbangkan oleh angin.
Matanya seketika memicing ketika ada cahaya yang sangat terang mendadak menerpa matanya, tetapi seketika ia terbelalak lebar terkejut. Ia melihat ada dua bola cahaya yang hendak menerpa dirinya bersamaan dengan suara yang membisingkan berderit kencang. Seperti ada suara adu antara klakson mobil dengan jerit ban yang bergesek berusaha mencengkram aspal, Ara hanya bisa meringkuk menutupi kepalanya takut kalau-kalau memang benar mobil itu akan menerpa dirinya. “Ara ! !” suara teriakan yang sangat kencang dari tepi jalan membangunkan dirinya, sosok itu berlari ke arahnya, mendekapnya, dan membanting dirinya ke sisi jalan yang lain. CIIITTTT!!! Suara derit mobil berhenti masih terdengar sisanya bersamaan dengan asap yang mengepul dari roda panas itu. Seseorang keluar dengan penuh emosi membara siap-siap memarahi wanita yang kini hanya bisa meringkuk didekapan sosok penyelamatnya tadi. Sosok penyelamatnya berusaha menenangkan dan meminta maaf atas tindakan Ara tetapi wanita ini sungguh tak habis pikir bagaimana bisa ia muncul ditengah jalan padahal tadi ia sedang berada di lorong gelap itu. Ia menceritakan semua yang baru saja ia alami kepada sosok penyelamatnya “Ara, itu namanya cahaya hantu. Mereka memakan keinginan buruk manusia, maka dari itu jangan sampai kau mengosongkan pikiranmu, untung aku sempat menyelamatkanmu” ucap sosok penyelamatnya yang tak lain adalah suaminya sendiri. Ara tetap saja termenung didekapan sang suami tercinta menatap penuh rasa takut mengenai cahaya yang hampir saja merenggut nyawanya.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »