ini semua karena tugas mirru yang keterlaluan banyak dan juga akhir daru ujian mirru yang memaksa mirru menahan diri dari menulis cerpen dan bergulat dengan soal-soal ujian yang bikin kepala berputar-putar. oke , fine kita akhiri kata-kata mirru dan lanjutkan membaca cerpen mirru yang terbaru.
nah kali ini mirru akan memberikan cerpen dengan nuansa sedikit berbeda dengan tokoh seorang wanita dewasa, dengan sedikit bumbu mistik didalamnya.
hope you enjoy it
Cahaya hantu
disclaimer : by me
genre: romance
rated: 15+
“Adakah seseorang yang
merasakan apa yang kurasakan? “, selalu mengoceh mengenai hal yang sama setiap
kali mereka bertemu di cafe yang cukup luas ini. Dua sosok yang hampir setiap
hari mampir ke cafe ini hanya untuk sekedar bercengkrama satu sama lain dan
kehidupan seperti itu yang selalu menjadi impiannya sejak kecil, ia sering bermain
drama khas anak-anak melagakan sebuah peran di berbagai karakter. Ia berperan
menjadi wanita kaya raya yang memiliki seorang suami setia nan tampan, sungguh
aneh rasanya sekarang ia memiliki semua yang ia inginkan tetapi ia justru tidak
merasakan kebahagiaan. “Ara ! kau melamun lagi?” tegur seseorang yang telah
lama berada disebelahnya “ahahaha benarkah? aku hanya sedang merasa tidak enak badan saja”
jawabnya memasang senyuman palsu, “Ara, apa kau lupa untuk melakukan facial minggu ini? wajahmu terlihat
sedikit berkerut” ucap sosok disebalahnya ini lagi “ah ?! apa benar?! Aku harus
segera facial wajah hari ini, oke sampai nanti lagi ya” ucapnya mengakhiri pertemuan
dan bergegas pergi.
Ia berjalan menunduk nemapaki jalanan berwarna
kelabu. Rambutnya tergerai dengan indah di punggung tegap itu, terlihat berkilau
ketika diterpa sinar matahari sore yang memerah, baju setelan berbrand luar negeri itu sukses membalut
tubuhnya nampak elegan, tas berwarna krem tergantung cantik di jari-jari
lentiknya, tak ketinggalan sepatu berhak mengkilap melengkapi penampilan
profesional wanita ini. ia sudah menyelesaikan pekerjaan mingguan miliknya
sehingga ia bisa mengistirahatkan bahu yang sedari tadi terasa pegal. Ia
berhenti seketika ada kilauan memantul ke arah kakinya, ia menegakan wajah
manis miliknya mencari dari mana cahaya itu. Kerlip itu terlihat semakin lama
semakin jelas berada dihadapannya dan WUSH ! ada angin yang menerbangkan
dedauan yang berada di kakinya yang jenjang. Ia menengok ke arah daun itu di terbangkan.
Sebuah lorong gelap yang memisahkan bangunan yang satu dengan bangunan yang
lain dengan tegas, ditatapnya lekat-lekat seperti ada yang bergerak di sana.
Benda itu terlihat berkilau dan bergerak menuju kesuatu tempat, kilauan itu
terlihat sangat indah baginya hingga sanggup menuntun kaki miliknya berjalan
sendiri. Ia tidak menghendaki berjalan kesana tetapi kaki itu tidak mau
menuruti keinginannya, lorong itu gelap sangat gelap hingga hanya titik cahaya
itu saja yang terlihat. Cahaya yang sedari tadi bergerak terlihat berhenti pada
suatu titik seakan memanggilnya, ia perlahan bergerak mendekat kesana tanpa ada
sedikitpun rasa takut akan kegelapan. “datanglah padaku dan aku akan menerangi
segala kegelapan yang kau takutkan” seakan ada seseorang uang berbisik kalimat manis padanya hingga
semua rasa takut bertukar menjadi rasa kegembiraan yang selama ini ia cari.
Seakan ia terhempas setelah jemari miliknya menyentuh cahaya itu, ia merasakan
dirinya melayang seperti daun yang diterbangkan oleh angin.
Matanya seketika memicing ketika ada cahaya yang
sangat terang mendadak menerpa matanya, tetapi seketika ia terbelalak lebar
terkejut. Ia melihat ada dua bola cahaya yang hendak menerpa dirinya bersamaan
dengan suara yang membisingkan berderit kencang. Seperti ada suara adu antara
klakson mobil dengan jerit ban yang bergesek berusaha mencengkram aspal, Ara
hanya bisa meringkuk menutupi kepalanya takut kalau-kalau memang benar mobil
itu akan menerpa dirinya. “Ara ! !” suara teriakan yang sangat kencang dari
tepi jalan membangunkan dirinya, sosok itu berlari ke arahnya, mendekapnya, dan
membanting dirinya ke sisi jalan yang lain. CIIITTTT!!! Suara derit mobil
berhenti masih terdengar sisanya bersamaan dengan asap yang mengepul dari roda
panas itu. Seseorang keluar dengan penuh emosi membara siap-siap memarahi
wanita yang kini hanya bisa meringkuk didekapan sosok penyelamatnya tadi. Sosok
penyelamatnya berusaha menenangkan dan meminta maaf atas tindakan Ara tetapi
wanita ini sungguh tak habis pikir bagaimana bisa ia muncul ditengah jalan
padahal tadi ia sedang berada di lorong gelap itu. Ia menceritakan semua yang
baru saja ia alami kepada sosok penyelamatnya “Ara, itu namanya cahaya hantu.
Mereka memakan keinginan buruk manusia, maka dari itu jangan sampai kau
mengosongkan pikiranmu, untung aku sempat menyelamatkanmu” ucap sosok
penyelamatnya yang tak lain adalah suaminya sendiri. Ara tetap saja termenung
didekapan sang suami tercinta menatap penuh rasa takut mengenai cahaya yang
hampir saja merenggut nyawanya.
EmoticonEmoticon