lumut

21.26
selmat siang semua, kali ini mirru akan memberikan cerpen baru tentang lumut. ya lumut pasti kalian tahu kan?
nah kali ini, mahluk hidup yang satu ini membuat mirru mendapat inspirasi cerpen.
glad you enjoy it.
Image result for anime lumut



Lumut

Selagi ada tanah dan air maka dia tidak memerlukan cahaya matahari untuk bertumbuh, justru cahaya matahari dapat menghabisi kehidupannya. Begitu kurang lebih yang dialami oleh sang lumut yang senantiasa hidup dalam kegelapan dan jauh dari kata terang bahkan bercahaya. Mereka terbiasa dengan adanya udara lembab nan dingin menyelimuti detik demi detik yang ia miliki, bukannya udara kering nan hangat yang senantiasa menemani tumbuh kembang sang bunga taman.  Berada di rumah sederhana yang tidak pernah terkena cahaya membuat kulitnya menjadi putih pucat seperti kertas. Pipi tirus itu selalu memerah ketika terkena cahaya panas matahari pagi membuat dirinya malu karena terlihat seperti kepiting rebus. “hei! , Amira ! cepat kesini dan lakukan giliran lomat tinggi !” teriak salah seorang kawannya dari kejauhan. Ia dengan malas beringsut dari tempatnya berteduh. Mata sipitnya semakin menyipit ketika tiba-tiba terkena cahaya yang bagitu terang, refleks tangan kirinya menutupi pandangan matanya. Ia berjalan dengan santai seperti gadis kebanyakan, hingga semangatnya kembali berkobar ketika melihat sosok lelaku pujaannya. Ia ingat akan mengutarakan perasaannya kepada sosok yang sudah lima tahun ia kagumi, sosok pintar nan pemalu tetapi selalu tampil maskulin setiap pelajaran olahraga seperti sekarang. Hampir semua gadis di sekolahnya memandang lelaki yang seperti sosok ini. Mereka memang bukan satu angkatan jadi ia hanya bisa bertemu ketika jam olahraga seperti saat ini, bersama dengan sosok yang ia kagumi dalam hujaman sinar matahari bukan hal buruk juga atupun menjadi pantangan bagi Amira untuk tetap mendekat. Mungkin ini yang disebut dengan kisah cinta masa SMA terasa menyenangkan dan manis di kecap.
Ketika itu jam sekolah telah usai dan ia buru-buru menuju tempat yang telah di tentuka olehnya untuk bertemu. Gadis berkuncir kuda ini melihat pergelangan tangan kirinya dan telihat pukul 15:59, ia berlari sekuat tenaga untuk menuju halaman belakang. Gadis berseragam putih abu-abu itu berjalan dengan berusaha mengatur nafasnya yang masih terengah-engah dengan harapan penuh karena sosok yang ia kagumi ternyata mau mendatangi tempat yang ia minta. “maaf kak Herman, aku terlambat tadi aku....” ucapan Amira terpotong oleh sosok yang satu ini “heeehhh...? jadi kamu yang mengirimiku surat cinta,ya?. Kampungan sekali. Sorry tapi aku udah punya pacar, bye. Dasar gadis kepiting” ucap sosok bertubuh kecil itu pergi, lelaki yang bahkan tidak mau mendengar pernyataan cinta dari seorang gadis. Tubuh lelaki itu terlihat  lebih kecil dari lelaki seusianya sehingga Amira menganggapnya sebagai sosok yang imut dan ramah, apalagi dengan senyum polosnya terlihat seperti adik kecil dimatanya. Sosok berbahu kecil itu tak disangka olehnya memiliki lidah yang sangat tajam hingga sangguo menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping. Mahluk yang tidak merasa berdosa itu berjalan melenggang dengan tangan berada di saku menuju pintu gerbang belakang, ketika pintu gerbang besar berterali renggang itu terbuka muncullah sosok wanita dewasa dari dalam mobil yang terparkir disana sedari tadi. Lelaki yang telah mengahncurkan harapan dan hatinya itu justru mencium wanita dewasa yang sedang berada didalam mobil secara terang-terangan melalui jendela mobil yang terbuka. Justru dengan mata nakal itu sosok yang telah ia kagumi selama ini justru melirik dirinya yang sedang terpaku dalam diam dengan ekor matanya seraya menunjukan frech kiss yang mereka lakukan. Kejadian itu sangat menghancurkan hatinya hingga kedasar hatinya hingga menimbulkan rasa kebencian yang mendalam.
Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan kehidupan masa remaja yang berisi pahit manisnya asmara masa muda. Kini ia menyadari semua itu menjadi sebuah pelajaran dalam kehidupan yang sungguh tidak pernah ia lupakan. Meskipun awalnya ia merasa benci dengan sosok lelaki yang satu itu tetapi sekarang justru ia merasa bersyukur telah bertemu dengan lelaki yang satu itu semasa SMA. “jadi, bagaimana dokter keadaannya?” tanya seorang wanita muda tentang keadaan seorang lelaki yang tengah terbaring di bangsal rumah sakit tempatnya bekerja sejak lama, sosok lelaki dulu pernah menjadi idola dalam kehidupan remajanya kini terbaring lemah di hadapan matanya. Jika saja rasa kebencian itu masih ada maka ia akan rela melanggar peraturan kedokterannya tetapi semua rasa benci itu sudah hilang. “tenang saja bu, semuanya sudah ditangani dengan baik dan luka luarnya sudah sembuh hanya membutuhkan istirahat untuk pemulihan luka bagian dalam” ucapnya dengan tersenyum kepada wanita muda ini. Sepertinya sosok muda ini merupakan istri dari lelaki yang sedang berbaring itu. “A-amira? Benarkan itu kau?” ucap sosok lelaki itu menyadari keberadaannya, wanita berjubah putih ini tersenyum dengan manis. “iya, kak Herman. Lama tak jumpa” ucapnya sekilas kemudian beranjak pergi. “Amira ! Amira ! sebentar...” ucapan lelaki itu terhenti sejenak mengambil nafas “maaf” lanjutnya lirih. Suasana menjadi hening seketika, “untuk apa? Lihat aku sekarang, aku sudah berada sejauh ini kan? Aku bahagia sekarang. All thanks to you, kak Herman. Ah ! gawat, aku harus ke ruang UGD ” ucapnya kemudian pergi menghilang dibalik pintu. Ia berlari dengan seragam dokternya tergesa-gesa menuju ruangan UGD, kelakuannya memang tidak berubah selalu telat hampir disegala hal tetapi ada yang telah berubah sejak hari itu. Semangatnya dalam melanjutkan hidup dan menunjukan kepada dunia bahwa si lumut yang hidup dalam dunia kegelapan diselimuti udara dingin sekarang telah berevolusi menjadi mahluk yang bisa tumbuh walau diterpa udara panas cahaya matahari sekalipun. Lumut akan tetap hidup walaupun kehilangan cahaya asalkan ada tanah dan air yang masih bisa menghidupinya, karena sosok yang ia kagumi dulu hanyalah seperti cahaya matahari yang senantiasa menghangatkan.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »