semoga semuanya tidak kabur hanya karena mendengarkan ocehan mirru yang gaje
ok, mari kita lanjutkan dengan cerpen kali ini, just enjoy it anfd hope you like it
Ranjau di
dalam Rumah
Mungkin ini yang
di sebut dengan meletakan ranjau di dalam rumah, dengan membawa seseorang masuk
ke dalam dunia kerjanya sanggup membuat dirinya merasa sangat terancam karena
kehadiran gadis yang satu ini. Ia merasa tidak aman dengan pekerjaanya
sekalipun ia tahu ada hal baru yang bisa menunggu dirinya jika ia keluar dari
pekerjaanya yang satu ini tetapi tetap saja ia tidak ingin kehilangan
pekerjaannya yang satu ini. Seperti biasanya semua orang akan berusaha menjadi
penjilat ulung ketika mereka merasa dibutuhkan dan merasa di spesialkan oleh
seseorang. Semuanya berasal dari hari itu kerena ia dipenuhi oleh tugas luar
kota sehingga ia tidak bisa menyempatkan diri untuk membuat dirinya hadir
kedalam forum perusahaan sesering orang lain dalam perusahaan. Sungguh
menyebalkan memang mendengar keluhan dari atasan dan hari itu masuk di dalam
sebuah hari yang salah dimana justru ia memiliki banyak pekerjaan yang harus di
selesaikan dan semuanya menjadi berantakan dalam perdataan dan pengarsipan.
Sepertinya ia memang telat menanggulangi kemungkinan dirinya digantikan tetapi
tetap saja ia tidak merasa senang kerena kehadiran seseorang di antara dunia
kerjanya menjadikan dirinya semakin tidak nyaman dalam bekerja. “mba Arissa,
dokumen yang ini diletakan sebelah mana ya?” tanya seseorang yang akhir-akhir
ini mengisi hari kerjanya dengan suara bercicit dan sanggup mengambil hati
setiap orang di sekitarnya. Sungguh merasa sebal ia membawa gadis yang satu ini
kedalam dunia kerjanya. Mungkin benar perkataan jangan memasang ranjau di dalam
rumah kalau kau tidak ingin berakhir dengan sebuah ledakan yang akan melukai
tubuhmu.
Ia kalut dalam
kehidupannya sehari-hari hinga lupa akan adanya persaingan yang terbentang
dekat di depan matanya, “mba Alissa?’” tanya suara gadis yang satu ini semakin
meninggikan tingkat rasa benci milik dirinya, tetapi ia harus bersikap
profesional. “ah, ia tolong diletakan di
dalam arsip dokumen yang satu itu dan dilengkapi dengan sedikit ulasan” ucap
Alissa memasang senyum palsu, “oh, oke” ucap gadis itu dengan lincah dan
berjalan menuju rak buku yang penuh dengan arsip sejak berdirinya perusahaan
itu. Semuanya berjalan dengan lancar seperti biasanya tetapi tetap terasa
berbeda. Semua orang telah kembali ke dalam dunia masing-masing karena sang
mentari telah kembali keperaduannya juga, kini hanya tinggal mereka berdua. Si
gadis tengil itu tetap saja bekerja menyamai dengan dirinya. “mba Alissa, kalau
dokuman yang ini diletakkan dimana?” tanya gadis itu tetapi tidak di respon,
gadis yang satu itu tetap memanggilnya lagi lagi dan lagi, hingga akhirnya ia
mendatangi dirinya yang sedang berdiri membaca dokuman untuk perjalanan keluar
kotanya dua minggu mendatang. “mba Alissa” ucap gadis itu disampingnya berdiri
berjinjit mendekatkan bibirnya ke telinga. “apa? “ jawab wanita ini singkat,
“kau tau aku sudah memanggilmu lebih dari lima kali tetapi kau tidak juga
menjawab” ucapan gadis yang satu ini membuat dirinya terkaget. “apa katamu?’
ucapnya naik pitam karena tidak di perlakukan dengan sopan. “ya, aku
memanggilmu dan kau tidak menyahut. Apa kau tuli?” ucapan gadis yang satu ini
semakin tidak sopan. “kau memang mahluk tak tahu balas budi” ucap lirih
dirinya. “ya, apa orang tua mu tidak mengajarimu tentang jangan pernah kau
memasang ranjau di dalam rumahmu sendiri?” tanya gadis yang satu ini lekas
pergi menuju pintu dengan meletakan dokumen yang sedari tadi ia genggam. “ya,
sampai jumpa besok, mba Alissa” ucapnya dengan melanggang penuh kebahagiaan dan
kepolosan pergi keluar ruangan kantor.
EmoticonEmoticon