Sekaleng emping
Saat masih hidup dalam sangkar dan perlindungan
dia hanya berfikir andai kata dia dapat keluar sangkar ini maka hidupnya akan
lebih bahagia. Tapi , pada kenyataannya tidak seperti apa yang dibayangkan.
Sesal memang selalu datang terlambat,kelu pahit kini harus ditelan sudah
bersama dengan segenggam nasi hangat dipengkuan. Sudah mulai dingin kiranya
tapi tetap dimakan dengan lahap, mengingat sikap masa laluku membuat air mata
ini tak kuasa terbendung. Hidup jauh dari keluarga dan kota kelahiran ternyata
bukanlah hal yang mudah,apalagi dalam mengatur penggunaan uang sendiri sungguh
berat. Harusnya ia tidak mengikuti kawan-kawannya berbelanja hal-hal yang tidak
perlu diawal kehidupan barunya. Dalam kesendirian tak sanggup menahan rasa
sedih yang memuncak,dipandangi kaleng bekas biskuit yang ada dihadapannya kini
telah tergantikan isi dengan makanan gurih serupa kerupuk tetapi berbahan dasar
biji-bijian. Dulu jenis makanan inilah yang paling dibenci dalam hidupnya
tetapi ternyata dia juga yang menemani dikala krisis uang. Mengingat masa
silamnya membuat kembali menitikan permata berharga miliknya.
“olin gak
mau makan!” ucap caroline dengan membanting tudung saji “olin! apa yang kau
lakukan,sayang?” ucap ibunya yang datang
dari arah dapur dengan celemek
yang masih terikat rapi membungkus dirinya “olin gak mau makan! soalnya lauk
emping .olin gak suka emping.emping pahit” ucap caroline dengan menautkan
alis,marah. “olin gak boleh gitu,ini kan
rezeki dari yang maha kuasa. Olin harus bersyukur,gak boleh menyia-nyiakan
rezeki” ucap ibunya dengan menenangkan putri tercintanya “olin,coba dengerin
ibu. Lihat ada banyak makanan selain
emping,jangan karena ada sajian yang gak kamu suka kamu jadi marah-marah dan
gak mau makan.mubazir makanan itu gak boleh sayang. Masih banyak anak-anak lain
yang gak bisa makan“ ucap ibunya dengan sabar memeluk putrinya yang sudah
beranjak remaja. Dirasakannya hembusan nafas berat sang ibu tepat dipuncak kepalanya,tangan
ibu terasa menenangkan dan halus. Tiba-tiba suara ejekan kawan caroline yang
mengatai ia anak mami dan manja bergema ditelinganya,kontan ia melepaskan
pelukan sang ibunda dengan kasar. “gak! Pokoknya olin gak mau! Gak mau!
Pokoknya olin gak mau makan kalo gak ada ikan” ucap caroline dengan berlari
keluar rumah penuh amarah. Sebenarnya bukan hanya marah karena ibunda tercinta
memasak sesuatu yang bukan kesukaannya tetapi ejekan kawan-kawannya yang
mengatai dirinya manja dan merupakan anak mami membuat dirinya ingin pergi
menjauh dari dekapan sang ibu,tetapi ada rasa takut yang menggeleyuti hatinya
untuk lepas dari sang ibu dan terjun kedunia yang luas. ‘tapi kalau kau terus
bersama dengan ibu dan ayahmu berarti kau ini anak yang manja.bukan begitu?!’
ejekan kawannya memebuhi kepalanya yang mulai sesak. “gak! Pokoknya olin harus
bisa mandiri,olin harus nge-kost biar gak dikatain anak mami lagi!” ucapnya
berkekeh dan melenggang pulang setelah sekian lama berada ditaman kompleks.
Sesampainya dirumah ibunya sedang modar-mandir didepan rumah karena terlalu
khawatir dengan kondisi putrinya yang tak pulang sampai senja menyapa. Ketika
melihat sosok yang dicari sang ibu langsung menghambur memeluk putrinya dengan
air mata yang berlinang “kau kemana saja? Kenapa pulangnya lama sekali?”
pertanyaan sang ibu tidak dibalas “ibu,olin pengin nge-kost” ucap gadis
bersurai panjang ini “kenapa? Kenapa tiba-tiba bicara begitu olin?” tanya
ibunya heran .”olin mau mandiri ,bu. Karena olin bukan anak manja seperti yang
temen-temen bilang” sahut olin dengan nada berkekeh. Kepergian olin putri
tercintanya untuk merantau dikota lain dan hidup seorang diri tanpa sokongan
darinya membuat hati sosok malaikat tak bersayap ini kembali dilanda rasa
cemas.”baiklah kalau itu kemaun olin.ibu izinkan” ucap ibunya melepas putri
tercintanya pergi dari rengkuhan tangannya. Tapi rasanya sangat berat bagi
dirinya,nafas terasa sesak membuat permata itu meluncur dengan bebasnya
membasahi pipi putih miliknya melepas kepergian sang putri tersayang.
Renungan
masa silam telah berlalu yang ada tinggallah fakta bahwa caroline baru
menyadari betapa beratnya mengelola kehidupan seorang diri didaerah orang.
Teman yang dulu mengetai dirinya anak manja justru sekarang tetap tinggal
dikota asalnya bersama orang tuanya masing-masing. “olin menyesal bu.tidak mau
mendengarkan .olin juga sadar sekarang,olin gak akan mubazir makanan lagi“ ucap
olin bergetar dengan tetap memakan sedikit demi sedikit emping pemberian ibunya
yang dikirim sebulan yang lalu. Apa mau dikata bahwa keluarganya marupakan
produsen emping terbesar didaerahnya . “sekarang olin sadar bahwa emping itu
enak.pahit tetapi enak. Olin akan selalu mendengar nasihat dari ibu untuk makan
apapun yang telah menjadi rezeki olin.” Ucapnya dengan khusyuk didalam bilik
kecil yang ia sewa yang biasa disebut dengan kost.
EmoticonEmoticon