Boss muda

20.47

selamat pagi menjelang siang, kali ini ada cerpen baru yang seperti biasanya, hope you like it...





Boss Muda
Setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya dan untuk memahami cara menangani masalah tersebut maka orang berlomba-lomba dalam mencari pengetahuan. Semuanya demi segala hal yang mereka harapkan dimasa depan mereka, tak terkecuali oleh gadis yang satu ini. Ia merupakan lulusan dari universitas negeri dengan gelar cumlaude, bukankah itu sangat membanggakan orang tuanya?. Tetapi kenyataanya tidak seperti rencana yang selama ini ia inginkan, karena hidup tidak seindah dan se-simple yang dia bayangkan. Ayana namanya, ia gadis dengan proporsi tubuh yang pas tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus. Ia menjalani masa sekolahnya seperti gadis kebanyakan, tetapi ia menyadari betapa manjanya dirinya dulu ketika masih tinggal bersama dengan orang tuanya di desa. Rasa nyaman yang selama dua belas tahun harus dilepasnya ketika memasuki daerah baru, keluarga baru, lingkungan baru, dan juga teman baru. Bibir kecil miliknya senantiasa menunggingkan huruf m kecil sehingga terlihat seperti kehidupannya tidak pernah didatangi oleh kebahagiaan tetapi anggapan itu semua keliru.
Jam kecil berwarna biru muda melingkar di tangan kirinya, berbingkai permata berwarna bening yang berkilau kala cahaya mengenainya. Ia memoleskan make up tipis di wajahnya yang kecil, kemudian ia menengok ke sisi lain tempat tidur dan mulai memilih pakaian apa yang akan ia kenakan hari ini. Ia lulus sekitar satu tahun yang lalu dan sudah satu tahun pula dirinya menjadi asisten. Ia bukannnya ingin mengeluh mengenai kondisi ekonomi yang membelit keluarganya semenjak sang ayah mengalami kegagalan investasi. Ingin rasanya ia merutuki semua yang terjadi sejak hari itu tetapi sudah tidak penting lagi apa yang terjadi di masa lalu. Kemeja putih dan celana kain berwarna hitam melengkapi penampilannya pagi ini, disambarnya jaket berwana gelap itu dari sandaran kursi dan langsung menaiki sepeda motornya menuju tempat kerja. Setidaknya diperlukan waktu sekitar 30 menit menuju perkotaan tempatnya menemui sang boss. Yup, ia bekerja sebagai asisten boss muda. Jam kerja yang disesuaikan dengan jam kuliah boss dan mempersiapkan segalanya, mulai dari materi pembelajaran, jam kuliah, ruang kuliah, dan terkadang ia harus mencari tugas-tugas individu maupun kelompok yang seharusnya dikerjakan oleh boss mudanya untuk kepentingan study-nya. Semua yang ia lakukan bukanlah hal yang susah baginya karena ia telah melalui semua masa itu sebelumnya.
Tepat pukul 7.30 wib ia sampai dikediaman boss mudanya, ia disambut oleh penjaga keamanan yang sudah tidak asing lagi dengan keberadaan dirinya. Gadis berparas imut ini melaluinya dengan tersenyum simpul menyapa sejenak dan melanjutkan perjalanannya. Sampai didepan pintu kamar ia mengetuk pintu dan munculkan sosok dengan kondisi masih berantakan. “selamat pagi bos Alpha, bagaimana tidur anda semalam?” sapa Ayana dengan tersenyum sebelum kemudian senyuman itu lenyap beberapa detik kemudian karena hembusan angin dari pintu kamar yang tertutup kembali. Kejadian seperti ini sering terjadi apalagi ketika sedang ada jadwal ujian/responsi, boss mudanya pasti berharap dirinya dapat digantikan oleh orang lain dalam mengikuti ujian/reponsi. Brak!! Pintu terdengar dibuka dengan kencang dan mengagetkan si pemilik kamar yang ingin kembali ke alam mimpinya, “maafkan atas kelancangan saya bos tetapi anda memiliki jadwal kuliah pagi hari ini, saya harap anda segera bangun dari tempat tidur dan bergegas menyiapkan segala hal yang diperlukan. Gadis ini sudah terbiasa dengan kondisi kamar boss mudanya, ia dengan cekatan menyiapkan setelan yang akan dikenakan bosnya untuk kuliah pagi hari ini dan juga untuk kegiatan-kegiatan lainnya sepanjang hari. “pakaian anda sudah saya siapkan ditempatnya, silahkan berganti setelah anda selesai mandi, saya akan menunggu anda di ruang makan untuk sarapan pagi anda” ucapnya dan bergegas pergi menuju ruang makan.
Rasa malas kembali menyergap sosok yang sekarang sedang menyantap sarapan pagi harinya dengan lambat. Dehem membangunkan sosok ini dari tidur pendeknya dan kembali menyantap sarapannya seraya membaca materi pelajaran yang akan diujikan hari ini. Secangkir caffe au lait disodorkan oleh assistennya ini tepat di sebelah kanan sang bos muda “silahkan diminum untuk menghilangkan kantuk, bos” ucapnya seraya meluncur pergi menuju persiapan selanjutnya. Dia senantiasa menyiapkan kendaraan yang akan digunakan oleh bos mudanya menuju tempat perkuliahan. Semua orang menganggap sang bos muda telah mengalami perubahan besar akhir-akhir ini  tetapi keberadaan assisten dirinya menjadi rahasia besar bahkan dari teman-teman bos mudanya. Ayana harus bisa mempertahankan hubungan dengan segala hal yang berhubungan dengan masa depan dan waktu kelulusan bos mudanya, ia akan melakukan apapun agar bos mudanya dapat dengan lancar melaksanakan semua kewajibannya. Hanya tinggal satu semester lagi hingga bos mudanya menyelesaikan proyek penelitiannya sehingga ia dapat segera menjabat sebagai direktur salah satu perusahaan milik keluarganya. Ketika itu terjadi maka tugas Ayana telah selesai karena ia hanya ditugaskan menjadi monitor yang selalu membimbing bos mudanya agar dapat menyelesaikan kuliahnya tepat waktu, sehingga tidak sampai mencoreng nama baik keluarga besar. Semua berharap kepada dirinya selaku assisten menjadikan bos muda lebih baik tanpa harus menunjukan batang hidungnya ke muka umum.
Hari dimana ia harus melepaskan jabatannya sebagai assisten tiba dalam sekejap mata tanpa ada yang memperingatkan. Acara kelulusan berlangsung dengan meriah dimana setiap mahasiswa berfoto dengan sanak keluarga mereka masing-masing, menggunakan jas kebesaran mereka dan toga yang tertengger rapi di setiap kepala itu mereka terlihat seperti refleksi dirinya satu setengah tahun lalu. Mungkin beberapa dari mereka sudah melupakan dirinya yang dulu merupakan kakak angkatan mereka, tapi mungkin ini yang terbaik daripada harus mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya. Ia menghampiri bos mudanya dan memberikan bunga dengan tersenyum tipis “selamat akan kelulusan anda, saya turut berbahagia” ucapnya kemudian keluar dari acara kelulusan ini. Sepatu hitam berhak tinggi milik Ayana terdengar tegas menapak ke lantai keramik itu tegas melangkah keluar gedung. Dari arah belakang ada seseorang yang memanggil namanya dan menyuruhkan berhenti tetapi tidak dia pedulikan, ia tahu siapa pemilik suara itu dengan jelas. Langkah lebar miliknya menhandarkan ia ke tempat parkir kendaraan dalam hitungan detik, gadis bersetelan formal serba hitam ini memasang kunci kendaraannya dan bergegas pergi. “tu-tunggu Ayana. Aku ingin berbicara sebentar” ucap seseorang berjalan mendekati dirinya, gadis ini melepaskan helm yang tengah ia kenakan. “apa kau meu tetap bekerja di perusahaan yang akan aku pimpin nanti? Aku tahu kinerjamu yang bagus dan segala hal tentang ketepatan semua prediksimu. Bersediakan kau bekerja di sampingku dan terus menyokong ku?” tanya sosok pria ini dengan penuh keteguahan. “hmm? Tidak. Sudah cukup untuk saat ini saya bersama anda bos, saya ingin menemukan petualan baru lagi. Terima kasih untuk kesempatannya” ucapnya kemudian mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi menuju tempat yang entah kemana ia tidak pasti mengenai tujuan pemberhentian selanjutnya. Mungkin ini perasaan yang dirasakan orang tua ketika melepaskan seorang anak menjadi lebih dewasa, sekalipun bos mudanya hanya berjarak waktu dekat dengan dirinya tetapi selama ini yang ia rasakan adalah menemukan seorang anak yang kemudian harus ia besarkan dan didik dengan benar agar menjadi seseorang yang membanggakan. Semuanya sudah cukup untuk hari ini, ia tidak mau berkutat dengan kehidupan bos mudanya lagi. 

Artikel Terkait

Previous
Next Post »