selamat pagi menjelang siang, kali ini ada cerpen baru yang seperti biasanya, hope you like it...
Boss Muda
Setiap orang
pasti memiliki masalah dalam hidupnya dan untuk memahami cara menangani masalah
tersebut maka orang berlomba-lomba dalam mencari pengetahuan. Semuanya demi
segala hal yang mereka harapkan dimasa depan mereka, tak terkecuali
oleh gadis yang satu ini. Ia merupakan lulusan dari universitas negeri dengan
gelar cumlaude, bukankah itu sangat
membanggakan orang tuanya?. Tetapi kenyataanya tidak seperti rencana yang
selama ini ia inginkan, karena hidup tidak seindah dan se-simple yang dia bayangkan. Ayana namanya, ia gadis dengan proporsi
tubuh yang pas tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus. Ia menjalani masa
sekolahnya seperti gadis kebanyakan, tetapi ia menyadari betapa manjanya
dirinya dulu ketika masih tinggal bersama dengan orang tuanya di desa. Rasa
nyaman yang selama dua belas tahun harus dilepasnya ketika memasuki daerah
baru, keluarga baru, lingkungan baru, dan juga teman baru. Bibir kecil miliknya
senantiasa menunggingkan huruf m kecil sehingga terlihat seperti kehidupannya
tidak pernah didatangi oleh kebahagiaan tetapi anggapan itu semua keliru.
Jam kecil
berwarna biru muda melingkar di tangan kirinya, berbingkai permata berwarna
bening yang berkilau kala cahaya mengenainya. Ia memoleskan make up tipis di wajahnya yang kecil,
kemudian ia menengok ke sisi lain tempat tidur dan mulai memilih pakaian apa
yang akan ia kenakan hari ini. Ia lulus sekitar satu tahun yang lalu dan sudah
satu tahun pula dirinya menjadi asisten. Ia bukannnya ingin mengeluh mengenai kondisi
ekonomi yang membelit keluarganya semenjak sang ayah mengalami kegagalan
investasi. Ingin rasanya ia merutuki semua yang terjadi sejak hari itu tetapi
sudah tidak penting lagi apa yang terjadi di masa lalu. Kemeja putih dan celana
kain berwarna hitam melengkapi penampilannya pagi ini, disambarnya jaket
berwana gelap itu dari sandaran kursi dan langsung menaiki sepeda motornya
menuju tempat kerja. Setidaknya diperlukan waktu sekitar 30 menit menuju
perkotaan tempatnya menemui sang boss. Yup, ia bekerja sebagai asisten boss
muda. Jam kerja yang disesuaikan dengan jam kuliah boss dan mempersiapkan
segalanya, mulai dari materi pembelajaran, jam kuliah, ruang kuliah, dan
terkadang ia harus mencari tugas-tugas individu maupun kelompok yang seharusnya
dikerjakan oleh boss mudanya untuk kepentingan study-nya. Semua yang ia lakukan bukanlah hal yang susah baginya
karena ia telah melalui semua masa itu sebelumnya.
Tepat pukul
7.30 wib ia sampai dikediaman boss mudanya, ia disambut oleh penjaga keamanan
yang sudah tidak asing lagi dengan keberadaan dirinya. Gadis berparas imut ini
melaluinya dengan tersenyum simpul menyapa sejenak dan melanjutkan
perjalanannya. Sampai didepan pintu kamar ia mengetuk pintu dan munculkan sosok
dengan kondisi masih berantakan. “selamat pagi bos Alpha, bagaimana tidur anda
semalam?” sapa Ayana dengan tersenyum sebelum kemudian senyuman itu lenyap
beberapa detik kemudian karena hembusan angin dari pintu kamar yang tertutup
kembali. Kejadian seperti ini sering terjadi apalagi ketika sedang ada jadwal
ujian/responsi, boss mudanya pasti berharap dirinya dapat digantikan oleh orang
lain dalam mengikuti ujian/reponsi. Brak!! Pintu terdengar dibuka dengan
kencang dan mengagetkan si pemilik kamar yang ingin kembali ke alam mimpinya,
“maafkan atas kelancangan saya bos tetapi anda memiliki jadwal kuliah pagi hari
ini, saya harap anda segera bangun dari tempat tidur dan bergegas menyiapkan
segala hal yang diperlukan. Gadis ini sudah terbiasa dengan kondisi kamar boss
mudanya, ia dengan cekatan menyiapkan setelan yang akan dikenakan bosnya untuk
kuliah pagi hari ini dan juga untuk kegiatan-kegiatan lainnya sepanjang hari.
“pakaian anda sudah saya siapkan ditempatnya, silahkan berganti setelah anda
selesai mandi, saya akan menunggu anda di ruang makan untuk sarapan pagi anda”
ucapnya dan bergegas pergi menuju ruang makan.
Rasa malas
kembali menyergap sosok yang sekarang sedang menyantap sarapan pagi harinya
dengan lambat. Dehem membangunkan sosok ini dari tidur pendeknya dan kembali
menyantap sarapannya seraya membaca materi pelajaran yang akan diujikan hari
ini. Secangkir caffe au lait disodorkan oleh assistennya ini tepat di sebelah
kanan sang bos muda “silahkan diminum untuk menghilangkan kantuk, bos” ucapnya
seraya meluncur pergi menuju persiapan selanjutnya. Dia senantiasa menyiapkan
kendaraan yang akan digunakan oleh bos mudanya menuju tempat perkuliahan. Semua
orang menganggap sang bos muda telah mengalami perubahan besar akhir-akhir
ini tetapi keberadaan assisten dirinya
menjadi rahasia besar bahkan dari teman-teman bos mudanya. Ayana harus bisa
mempertahankan hubungan dengan segala hal yang berhubungan dengan masa depan
dan waktu kelulusan bos mudanya, ia akan melakukan apapun agar bos mudanya
dapat dengan lancar melaksanakan semua kewajibannya. Hanya tinggal satu
semester lagi hingga bos mudanya menyelesaikan proyek penelitiannya sehingga ia
dapat segera menjabat sebagai direktur salah satu perusahaan milik keluarganya.
Ketika itu terjadi maka tugas Ayana telah selesai karena ia hanya ditugaskan
menjadi monitor yang selalu membimbing bos mudanya agar dapat menyelesaikan
kuliahnya tepat waktu, sehingga tidak sampai mencoreng nama baik keluarga
besar. Semua berharap kepada dirinya selaku assisten menjadikan bos muda lebih
baik tanpa harus menunjukan batang hidungnya ke muka umum.
Hari dimana ia
harus melepaskan jabatannya sebagai assisten tiba dalam sekejap mata tanpa ada
yang memperingatkan. Acara kelulusan berlangsung dengan meriah dimana setiap
mahasiswa berfoto dengan sanak keluarga mereka masing-masing, menggunakan jas
kebesaran mereka dan toga yang tertengger rapi di setiap kepala itu mereka
terlihat seperti refleksi dirinya satu setengah tahun lalu. Mungkin beberapa
dari mereka sudah melupakan dirinya yang dulu merupakan kakak angkatan mereka,
tapi mungkin ini yang terbaik daripada harus mengatakan siapa dirinya yang
sebenarnya. Ia menghampiri bos mudanya dan memberikan bunga dengan tersenyum
tipis “selamat akan kelulusan anda, saya turut berbahagia” ucapnya kemudian keluar
dari acara kelulusan ini. Sepatu hitam berhak tinggi milik Ayana terdengar
tegas menapak ke lantai keramik itu tegas melangkah keluar gedung. Dari arah
belakang ada seseorang yang memanggil namanya dan menyuruhkan berhenti tetapi
tidak dia pedulikan, ia tahu siapa pemilik suara itu dengan jelas. Langkah
lebar miliknya menhandarkan ia ke tempat parkir kendaraan dalam hitungan detik,
gadis bersetelan formal serba hitam ini memasang kunci kendaraannya dan
bergegas pergi. “tu-tunggu Ayana. Aku ingin berbicara sebentar” ucap seseorang
berjalan mendekati dirinya, gadis ini melepaskan helm yang tengah ia kenakan.
“apa kau meu tetap bekerja di perusahaan yang akan aku pimpin nanti? Aku tahu
kinerjamu yang bagus dan segala hal tentang ketepatan semua prediksimu.
Bersediakan kau bekerja di sampingku dan terus menyokong ku?” tanya sosok pria
ini dengan penuh keteguahan. “hmm? Tidak. Sudah cukup untuk saat ini saya
bersama anda bos, saya ingin menemukan petualan baru lagi. Terima kasih untuk
kesempatannya” ucapnya kemudian mengendarai kendaraan dengan kecepatan tinggi
menuju tempat yang entah kemana ia tidak pasti mengenai tujuan pemberhentian
selanjutnya. Mungkin ini perasaan yang dirasakan orang tua ketika melepaskan
seorang anak menjadi lebih dewasa, sekalipun bos mudanya hanya berjarak waktu
dekat dengan dirinya tetapi selama ini yang ia rasakan adalah menemukan seorang
anak yang kemudian harus ia besarkan dan didik dengan benar agar menjadi
seseorang yang membanggakan. Semuanya sudah cukup untuk hari ini, ia tidak mau
berkutat dengan kehidupan bos mudanya lagi.
EmoticonEmoticon