JURANG

20.14
selamat pagi semua.. kaliini mirru akan memberikan cerpen yang di buat pada saat liburan, dan rasanya sudah lamaaa... gak update cerita. ini menyebabkan kadang penyakit typo mirru kambuh. well, lupakan ocehan tadi dan silahkan menikmati cerpen terbaru mirru. semoga terhibur...



JURANG
Sinopsis
Sosok seorang anak yang ingin sekali menghindari hukuman dari salah satu ancaman orang tuanya yaitu larangan untuk tidak mencium seorang gadis sebelum adanya janji suci atau ia akan dirobek mulutnya, tetapi ia justru harus berurusan dengan hal itu sehingga menyebabkan hal yang tidak diinginkan terjadi.....

Mungkin bukan hanya dirinya yang akan merasa marah jika suatu hal tidak berjalan seperti yang dia inginkan tetapi jika suatu rencananya tiap kali di ganggu gugat oleh seseorang pastilah sangat menyebalkan. Tidak semua orang menyukai ceramah dan nasehat dari orang lain, khususnya dari orang tua yang selalu mengatur kehidupannya. Ia merasa sudah tergolong tua untuk mengambil risiko dalam hidupnya tetapi di mata orang tuanya ia tetap anak kecil yang selalu dan senantiasa harus di pantau perkembangannya. Mungkin ini yang disebut dengan masa pubertas dimana ia tidak pernah memikirkan perasaan orang lain lebih dari perasaannya, mungkin juga ini bisa disebut dengan keegoisan masa muda. Setiap inci dalam kehidupannya penuh dengan aturan, tentu saja aturan itu berasal dari orang tuanya. Jika ia tidak didorong sampai batasnya maka ia tidak akan pernah turun dan berlari menuju jurang seorang diri, seperti saat ini. 
                Ia memandangi malam yang berbintang diatas sana, jemari kecil miliknya seakan dapat menggapai dengan mudah langit-langit itu. Ia menerawang ditengah-tengah jemarinya yang terbuka lebar menghadap ke langit malam seraya terpikirkan ucapan sang ayah kala itu. Tangan kanan miliknya tetap menengadah ke angkasa sedangkan tangan kirinya dijadikan bantalan oleh seseorang. Ia tidak pernah berfikir akan berlari masuk kedalam jurang yang gelap ini tetapi dalam hitungan detik ia sudah berada didalamnya. Aturan orang tua merupakan mutlak bagi keluarganya, hampir semua aturan yang ditetapkan ia patuhi tetapi semua rekor kepatuhannya menghilang ketika untuk pertama kali ia melanggar salah satu aturan sehingga sang ayah menetapkan aturan yang lebih keras lagi. Ia tidak pernah terpikir untuk melanggarnya tetapi bisikan iblis lebih kuat dari keteguhan hatinya dalam mematuhi aturan yang tidak masuk akal.  
Kejadian itu berada di dalam malam minggu dimana setiap anak seusianya menghabiskan waktu dengan kekasih tercinta mereka, begitu juga dengan dirinya. Sekalipun begitu aturan lelaki yang mengunjungi rumah sang wanita justru terbalik didalam keluarganya. Sang pacar harus rela mengunjungi dirinya dirumah ketika ingin bertemu karena itu peranturan dari sang ayah. Gadis berparas anggun itu rela membuang rasa malunya demi bertemu dengan seorang lelaki yang terkurung di dalam rumah kala malam minggu datang menghampiri. Pertemuan itu menjadi pertemuan yang terakhir mereka karena sang gadis harus pergi jauh karena ia ditugaskan. “jadi, kali ini ada tugas yang mengharuskan kau keluar negeri untuk sementara waktu ya? Jadi kita tidak bisa bertemu dalam beberapa minggu?” tanya dirinya dengan penuh kepolosan “ yup, kau tau aku lebih tua beberapa tahun darimu Rey. Lagipula kali ini aku akan pergi untuk waktu yang agak lama jadi .... boleh aku minta ‘itu’ dari mu...?” tanya gadis di hadapannya ini dengan tersipu malu,  mata Rey sedikit terkejut dengan permintaan mendadak ini. “ta-tapi kita sudah berjanji tidak akan melakukannya sebelum kita memiliki janji suci kan?” ucap pria ini dengan sedikit tersedat mengingat larangan sang ayah dan ancaman yang mengikutinya. “ck, ayolah Rey hanya sekali ini saja. Gimme a good bye kiss, ok?” pinta gadis ini lagi seraya menyentuh tangan kecil itu, dengan sedikit menengok ke kanan dan ke kiri Rey memberanikan tekatnya melanggar aturan yang satu ini. Ia menyentuh pipi putih itu dengan kedua tangannya yang gemetar dan menjadikannya merah merona. Terasa agak panas disana dengan perlahan ia mendekatkan kedua lips itu dan menjadikan detak jantungnya berdegub abnormal. Gadis yang semula berada dalam genggamannya sekarang terlepas setelah ada suara pintu dibuka dengan keras. Matanya terbelalak lebar melihat siapa yang telah mengambil gadisnya, rambut gadis itu ditarik dengan kasar kemudian tubuhnya dilembar keluar rumah.
 Gadis bertubuh semampai itu menjerit dengan keras karena terkejut tubuhnya dibanting ke halaman rumah “kau memang sudah ku beri ijin mengencani putraku tapi tidak ku beri ijin untuk menyentuhnya!!” pekik seorang pria bertubuh besar itu, dihadapan semua orang desa sudah mulai berkerumun karena teriakannya yang terdengar menggema di malam hari. Semua mata penonton memandang gadis yang sedang terduduk di halaman dengan gaun putih yang berlumuran lumpur sehabis hujan sore hari, tangan gadis itu gemetar menanggapi teriakan yang telah dilontarkan padanya. Kaki itu bersimpuh tak bertenaga di tanah dan matanya mencari sosok yang mungkin menyelamatkan dirinya dari amukan banteng ini. Ia kemudian menemukan sosok penyelamatnya tetapi ia sedang bersembunyi dibalik pintu dengan permata bening yang mengalir membasahi air mukanya, wajahnya mengharapkan adanya bantuan dari sosok itu akan tetapi kenyataan tidak semanis itu. Sosok itu justru menggelengkan kepala dan tidak berani menetang orang tuanya sendiri, bahkan demi dirinya yang tengah dipermalukan seperti ini. Air mata miliknya membanjiri wajah tirus itu, gadis bergaun putih ini berdiri dengan tergopoh-gopoh kemudian menatap sosok pria dihadapannya dengan tatapan mengutuk “saya tahu saya bukan siapa-siapa tapi saya merasa tidak pantas diperlakukan seperti ini. Maafkan atas kelancangan saya tadi terhadap putra anda, saya mohon undur diri. Permisi ” ucap gadis itu dengan memberikan penghormatannya kemudian pergi meninggalkan semua kerumunan seraya merapikan bentuk rambut miliknya. Rey hanya bisa menutupi suara tangisnya dengan menggigit bibir bawahnya hingga darah segar mengalir meluncur ke ujung dagunya dan tubuh itu menegang ketika mengetahui sang ayah berbalik kepadanya hingga membuatnya menjadi kaku seperti mayat diawetkan. Ia terisak melihat tatapan sangar sanga ayah “kau sudah kuperingatkan ! apa kau lupa apa yang sudah ayah katakan sejak awal ! “ pernyataan itu sangat mengintimidasi sang putra. BRAK ! suara pintu dibanting seperti berdenting ditelinganya dan melemahkan tubuh yang tadi sempat membatu, kaki kecil itu gemetar tak karuan menopang tubuh kecilnya. Ia berjalan perlahan dan menjatuhkan dirinya beberapa saat kemudian tubuh kecil miliknya telah terjatuh ke dalam kasur ukuran single itu. Semua terasa berakhir ketika gadis yang ia sayangi memalingkan tubuhnya, ia tahu seharusnya ia membela gadis itu ketika sedang berada dalam bahaya. Ia menyentuh bibirnya sendiri merasakan perih dan asin merasuki lidahnya dari darah yang merembes masuk, tetapi kemudian air mata itu kembali meluncur bersamaan dengan rintihan untuk kesekian kalinya. Rasa takut selalu menyelimuti dirinya sejak awal menjalin hubungan dengan gadis pujaannya itu, ketakutan karena hukuman yang akan ia terima apabila melanggar salah satu aturan dari sang ayah. Ya, katakan saja ia memang anak yang penakut hingga tidak berani melanggar perintah dari sang ayah. Ancaman itu selalu saja menintai dirinya, kalimat itu selalu saja mengintai hidupnya.
Gerakan kecil dari seseorang yang tengah merebahkan kepalanya di tangan kiri itu menandakan sosok ini telah terbangun dari mimpinya. “Rey, kau tidak bisa tidur?” suara itu memecah keheningan malam, suara angin seakan menyapu suara manis itu hingga sayup terdengar ditelinganya. “hmm? Tidak aku hanya teringat akan masa lalu saja” ucap pria ini kepada sosok di sampingnya. “aku teringat dengan ancaman ayahku pada saat aku masih muda dulu.” Sambungnya beberapa detik kemudian “ayahmu? Memang apa yang dikatakannya hingga membuat dirimu menjadi sebegitu gemetar?” tanya sosok berambut pirang ini dengan menggenggam tangan miliknya yang gemetar seperti saat itu. “haaah.....” helaan panjang mengawali jawaban pertanyaan sosok disampingnya ini “dia pernah mengancam akan merobek mulutku apabila aku sampai mencium bibir seorang gadis” lanjutnya. “wah, itu kejam sekali. Apa Rey tidak apa-apa bersama denganku?” ucap sosok ini setengah terbangun dari posisi merebahkan tubuhnya dan menatap dirinya dengan serius. “hmm.... tentu tidak akan terjadi hal buruk karena hal ini” ucap Rey seraya menarik tubuh kecil sosok ini kedalam pelukannya, teriakan kecil karena terkejut mengiringi tubuh sosok ini terjatuh. “karena kau seorang yang kusukai tanpa harus aku menahan diri dari tidak menciummu” ucapnya berbisik ke telinga sosok ini, “dasar... itu sebabnya kau memilihku sebagai partner mu ya?” tanya sosok ini dengan nada sedikit merajuk. “tidak juga, kau sempurna bagiku. Kau manis, cantik, kuat, dan sosok yang tidak akan pernah menyebabkan aku jatuh kedalam hukuman robek mulut ayahku” ucap Rey dengan sedikit tertawa “kau ini.... memang ayahmu salah memberikan aturan kepadamu. Kau memang tidak diperbolehkan mencium seorang gadis tetapi kau berakhir bersama denganku. Seorang lelaki yang tidak akan pernah memberikan kesempatan hukuman itu untuk terjadi” ucap sosok ini menggelayut manja ke bahu bidang milik Rey. “kau benar sekali. Dan itu salah satu hal yang kusuka dari mu, kau cerdik dalam menangani suatu hal. Aku sangat menyukaimu” ucap Rey dengan mempererat dekapannya. Sepertinya aku tidak akan bermasalah hanya karena tinggal lebih lama di dalam jurang ini, namun aku tidak yakin akan bertahan jika harus keluar dari sini dan menantang matahari diatas sana. Gumam Rey dengan mendekap erat sosok disampingnya ini tanpa ada rasa takut menyelimurti dirinya akan melukai seseorang yang ia sayangi lagi seperti kejadian yang menimpa gadis itu.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »